Di taman tepat di depan ruangan kelas perkuliahan, tampak sosok pria eksotis duduk
melamun sembari bercengkrama dengan dinginnya kopi. Memakai kaos hitam, topi
hitam dan jeans hitam yang sepadan dengan bajunya. Sesekali ia melamunkan masa
depan yang misterius. Sosok pria eksotis itu bernama gregorius asli dari timur. Latar
belakangnya begitu gelap, memiliki kepribadian yang pendiam dana jarang
berkomunikasi, di tambah lagi ia pemalas tingkat kakap, kurang juga rasa empati
terhadap sesama.
Kuliah bukan keinginannya, ia di paksakan mengikuti kehendak bokap dan nyokap
untuk menimba ilmu sebagai mahasiswa. Dengan latar belakangnya yang gelap, ia
sempat berontak dan melarikan diri dari rumah untuk beberapa waktu, atas kejadian
itu ia menganggur selama 2 tahun dalam masa pengasingannya di luar rumah.
Keinginannya bekerja dan mencari uang menutup pikirannya untuk berkuliah
menjadi seorang mahasiswa. Ia berfikir dengan dirinya yang seperti itu akan sia-sia
saja berkuliah, membuang uang , dan waktunya.
Di suatu malam ia bak tertampar malaikat, tamparan keras sang malaikat membuat
nya bimbang akan hidupnya. Berfikir sejenak sembari ngopi, tiba-tiba ia memikirkan
tentang masa depannya. Dengan hidupnya yang gelap apakah akan bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitar termasuk keluarga, pikirannya menyelimuti kepala sampai ia
tertidur.
Tahun 2020 tercatat sebagai sejarah awal ia mulai meninggalkan masa lalu nya yang
gelap gulita, siraman rohani mulai merasuki tubuhnya, menyelimuti sampai ke
kepalanya. Gregorius mulai memikirkan masa depan yang lebih cerah untuk diri dan
keluarga nya kelak, ia mulai lelah dengan diri nya yang bengal dan mencoba berdamai
dengan diri.
 Singkat nya ia pulang dan meminta maaf atas kebengalannya tempo dulu atas
penolakannya untuk menjadi seorang mahasiswa kepada bokap dan nyokap. Sampai
pada akhir nya ia berkuliah dan memasuki jurusan ilmu komunikasi yang memang
tidak sejalan dengan latar belakangnya yang gelap gulita.
Komunikasi dan rasa empati menjadi masalah utama dalam dirinya, komunikasi yang
tidak efektif menjadikannya kurang dalam memahami dan belajar, dengan tekadnya
yang bulat untuk merubah diri menjadi lebih baik, maka ia memutuskan A1 untuk
mengambil jurusan ilmu komunikasi di universitas swasta di Jawa Barat.
 Ketika awal masuk kuliah, ia kesulitan untuk beradaptasi, dengan tekadnya yang
kuat akhirnya ia bisa beradaptasi baik dengan lingkungan sekitar kampus.
Kebengalannya tetap masih melekat meskipun tidak se gelap dahulu kala.
 Sampai akhir semester 2 ia tidak ikut dalam organisasi baik internal maupun
eksternal kampus. Selalu terlintas dalam pikirannya ketika sedang melamun, apakah
hidup akan begini-begini saja dan tidak melakukan perubahan apapun untuk
kedepannya, ia juga sering memikirkan bagaimana nanti kalau sudah lulus, mau jadi
apa? Sedangkan ia hanya KUPU- KUPU ( Kuliah Pulang-Kuliah Pulang ).
 Demi mengatasi keterbatasannya itu, iapun memutuskan untuk tidak sekedar KUPUKUPU (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang). Ia mulai aktif dalam organisasi eksternal
kampus dan ia juga aktif mengikuti berbagai acara dan kegiatan yang menurutnya
bisa menjadikannya pandai dalam berkomunikasi dan menimbulkan rasa empati yang
besar terhadap lingkungan.
 Keikutsertaannya dalam berbagai rangkaian acara organisasi memaksanya untuk
berkomunikasi. Perlahan-lahan ia bisa berkomunikasi meski belum begitu tepat
namun ia sudah mampu berbicara di depan orang banyak. Menjadi perubahan terbesar dalam hidupnya saat ini mampu sedikit mencerahkan masa depannya
menjadi seorang yang lebih berguna bagi sesama.
 Diantara kesibukannya itu, ia menyelipkan satu kesibukan lagi yakni bekerja. Tak
ingin merepotkan keluarga dengan kebutuhan yang ia inginkan, iapun berjualan pulsa
hingga menjadi Customer Service Pendaftaran Grab Indonesia. Menjadi CS
mewajibkannya untuk mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.
 Dari mulai pertanyaan-pertanyaan ringan hingga berat harus dijawabnya dengan
sigap, sebab bila ia tak tanggap, orang-orang akan memakinya lewat sindiran-sindiran
panas. Beragam pertanyaan dari mulai pendaftar atau hanya sekedar bertanya-tanya
membuatnya harus menyiapkan jawaban bagus yang bisa membuat orang tertarik
untuk mendaftar dan mengharuskannya berkomunikasi dengan bagus dalam
menawarkan jualannya kepada orang-orang disekitarnya.
 Keaktifannya berorganisasi bertambah karena terpilihnya ia menjadi kepala bidang
di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi. Iapun semakin menjadi-jadi
dalam melakukan perubahan diri agar terus mampu berkomunikasi dengan baik.
 Selain karena ingin terus memberanikan diri berkomunikasi, ia juga harus
bersungguh-sungguh menjalankan amanah yang sedang diemban. Setiap harinya ia
bangun pagi untuk bekerja dan berorganisasi kemudian siangnya ia kuliah hingga
malam. Bahkan terkadang dilanjutkan dengan diskusi.
 Pelajaran-pelajaran yang dijalananinya dalam mata kuliah Ilmu Komunikasi
memaksanya untuk bisa dan mampu dalam menjalaninya. Hingga membuatnya kini
tak begitu bengal seperti dulu saat ia masih duduk di bangku SMA.
 Usahanya untuk berani merubah diri dan berkomunikasi berhasil. Aktifitas bekerja,
organisasi, hingga kuliah dikerjakannya secara rutin . Berharap, kelak ia mampu
menjadi sosok imam dan bapa yang baik untuk keluarganya kelak.
 Tidak mudah melakukan perubahan sebesar itu dalam hidup, perlu tekad dan
keinginan yang kuat agar semuanya berjalan dengan baik. Proses yang panjang juga
menjadi kunci agar setiap insan mulai berfikir menjadi lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H