"Mas,sebenarnya kamu tinggal dimana?kenapa setiap kali kutanya,mas selalu jawab belum siap untuk mengatakannya."
 "Memang begitulah keadaannya Fatin.Kalau nanti mas kasih tahu,percaya deh..pasti bakalan terkejut.Bahkan bisa jadi benci pada Mas."
 "Tidak akan pernah Mas,Fatin sudah tahu dan kenal sama mas.Tidak mungkin Fatin membenci mas hanya karena sesuatu hal semacam itu."
"Maukah kau berjanji untuk tidak marah dan benci sama mas?"
"Insya Allah."
"Baiklah,sebenarnya mas tinggal di desa waringin.Sebuah desa yang dekat sekali dengan desa wungu.Nama mas adalah Fauzi Andre Setiawan."
"Jadi mas adalah anaknya pak Sabar?"
"Iya betul sekali Fatin.Aku adalah pria yang telah dijodohkan denganmu."
Fatin mendadak tertunduk malu.Hatinya ingin menangis karena kecewa dengan dirinya sendiri.Saat dijodohkan,Fatin memang tak mau sedikitpun melihat calon pria.Dia lebih banyak menunduk dengan sikap malu.
"Kamu tidak usah malu Fatin."
"Aku kecewa dengan diriku sendiri mas.Kalau saja dulu aku bersedia dengan membuat perjanjian terlebih dahulu,pasti Bapak tidak akan semarah itu padaku."
"Kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri Fatin.Aku lah yang salah.Tidak seharusnya melamarmu sebelum lulus kuliah.Sekarang semua sudah lewat,maukah kau menikah denganku?"
Gadis desa itu tertunduk malu.Dia hanya bisa menjawab dengan anggukan kepalanya.Lalu senyum merona terlihat di wajahnya.