Gubug reyot itu tampak sepi.Hanya ada sepasang ibu dan anak laki-laki sedang bercengkerama.Cecak yang ada di dinding pun menyimak dengan seksama.Sebuah dialog antara dua manusia yang telah ditinggal lama kepala keluarga.
"Bu,Fahmi sedih melihat Ibu bekerja keras seperti ini."
"Kamu tidak perlu berkata seperti itu Nak,ini sudah menjadi tanggung jawab Ibu membiayai sekolahmu.Agar Bapakmu di surga sana bisa tersenyum menyaksikan keberhasilan kita kelak nanti."
"Fahmi tidak tega melihat ibu kepanasan & kehujanan hanya demi berjualan gorengan sepanjang jalan raya itu."
"Sudahlah nak,jangan khawatirkan Ibu.Tugasmu saat ini adalah belajar bersungguh-sungguh.Buatlah Ibu bangga padamu Nak."
"Iya bu.Fahmi berjanji akan selalu menjadi juara kelas."
"Aamiin." Â
                   ***
Sore itu hujan menguyur deras.Pohon dan tiang listrik banyak yang tumbang.Langit memuntahkan lahar dingin.Dibarengi dengan petirnya menyambar nyambar.Ibu Sukesi harus menggigil kedinginan sepulang dari berjualan gorengan.Bajunya basah kuyub dan perutnya keroncongan karena seharian tak makan.Hingga pada akhirnya membuat dirinya jatuh sakit.
Ditemani Fahmi,wanita tua itu berbaring tak berdaya di atas tikar.Hatinya sedih karena tak bisa berjualan.Badanya panas dingin memikirkan nasib anak semata wayangnya.Tetiba air matanya merembes keluar.
"Kenapa ibu menangis?"
"Tidak apa-apa Nak.Ibu teringat sama Bapakmu.Kalau saja dia masih hidup,mungkin hidupmu jauh lebih terjamin dari sekarang."
"Ibu tidak boleh berkata seperti itu.Apa yang sudah ibu berikan kepada Fahmi selama ini sudah tidak lebih dari cukup.Fahmi sangat bangga dengan Ibu karena memiliki sifat yang sabar dan selalu bersemangat untuk berjuang hanya demi Fahmi.Mungkin saat ini memang Fahmi belum bisa membalasnya,tapi untuk besok-suatu saat nanti pasti akan Fahmi berikan yang terbaik buat Ibu."
"Iya Nak,ibu tahu dan percaya padamu.Mungkin Ibu hanya merasa lelah hingga berkata seperti ini.Maafkanlah ibumu ini Nak."
"Ibu tidak perlu minta maaf,justru Fahmi yang seharusnya minta maaf pada Ibu karena sudah terlalu merepotkan."
"Sudahlah Fahmi berhentilah untuk meminta maaf.Sudah ibu bilang berulang kali kalau sudah menjadi tanggung jwab ibu untuk membiayai sekolahmu Nak."
"Baiklah sekarang sebaiknya ibu minum obat dulu,setelah itu tidur."
"Iya terima kasih Fahmi,sudah mau menyayangi ibu."
"Terima kasih juga buat Ibu karena telah memberikan kasih sayang lebih kepada Fahmi."
Maka keduanya saling berpelukan.Sepasang ibu dan anak itu tenggelam dalam romantisme cinta keluarga.Sukesi merasa terharu.Dan lagi lagi air matanya merembes keluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H