"Tidak apa-apa Nak.Ibu teringat sama Bapakmu.Kalau saja dia masih hidup,mungkin hidupmu jauh lebih terjamin dari sekarang."
"Ibu tidak boleh berkata seperti itu.Apa yang sudah ibu berikan kepada Fahmi selama ini sudah tidak lebih dari cukup.Fahmi sangat bangga dengan Ibu karena memiliki sifat yang sabar dan selalu bersemangat untuk berjuang hanya demi Fahmi.Mungkin saat ini memang Fahmi belum bisa membalasnya,tapi untuk besok-suatu saat nanti pasti akan Fahmi berikan yang terbaik buat Ibu."
"Iya Nak,ibu tahu dan percaya padamu.Mungkin Ibu hanya merasa lelah hingga berkata seperti ini.Maafkanlah ibumu ini Nak."
"Ibu tidak perlu minta maaf,justru Fahmi yang seharusnya minta maaf pada Ibu karena sudah terlalu merepotkan."
"Sudahlah Fahmi berhentilah untuk meminta maaf.Sudah ibu bilang berulang kali kalau sudah menjadi tanggung jwab ibu untuk membiayai sekolahmu Nak."
"Baiklah sekarang sebaiknya ibu minum obat dulu,setelah itu tidur."
"Iya terima kasih Fahmi,sudah mau menyayangi ibu."
"Terima kasih juga buat Ibu karena telah memberikan kasih sayang lebih kepada Fahmi."
Maka keduanya saling berpelukan.Sepasang ibu dan anak itu tenggelam dalam romantisme cinta keluarga.Sukesi merasa terharu.Dan lagi lagi air matanya merembes keluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H