Mohon tunggu...
Arwo Sujarwo
Arwo Sujarwo Mohon Tunggu... Indonesian Railways -

Indonesian Railways | njarkaiers.blogspot.com | Ig : Arwo_Sujarwo | Twitter : @praboesoedjarwo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Penghuni Surga

8 Maret 2017   06:19 Diperbarui: 8 Maret 2017   16:00 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai di rumah Nur mendapat tamparan dan pukulan dari suaminya.Semua anggota badannya memar.Nur kesakitan.Nur lelah dengan yang ada.Namun dia selalu menunjukkan kepatuhannya kepada sang suami.Wanita berjilbab itu berusaha tegar dengan selalu berdoa agar suaminya sadar.Dalam keadaan sakit pun Nur tetap melayani suaminya membuatkan masakan,mencuci pakaiannya,serta membersihkan rumah.Akhirnya Nur keluar dari Toko tempat ia bekerja.Sebenarnya dia juga ingin menjauhi Zainal karena takut timbul fitnah.Maka Nur memutuskan untuk mencari pekerjaan di tempat yang lain.Kali ini dia bekerja sebagai tukang perawat bayi.Jam kerjanya pun santai mulai pagi sampai sore.Nur bekerja tanpa sepengetahuan suaminya lagi.Seandainya minta ijinpun pasti tidak akan dikasih,karena hal itu sudah pernah dilakukannya.

Sore itu adalah kejadian yang cukup membuat suaminya mulai sadar.Sepulang dari bekerja,mobil yang dibawa oleh Sandi mengalami kecelakaan.Sandi terluka parah,hingga salah satu kakinya harus diamputasi.Seolah sedang mendapatkan tamparan dari Tuhan,Sandi meminta maaf kepada istrinya.Perbuatannya kepada sang istri selama ini telah berlebihan.Sandi sadar bahwa perbuatannya itu membawa kemurkaan pada dirinya sendiri.Seolah dia sedang menjalani hukuman dari Tuhan.Ketika dia terpuruk,Nur tetap hadir menemaninya bahkan selalu memberikan semangat yang luar biasa.Nur selalu berbaik hati dan patuh kepada suaminya.Berkat kesabarannya,Nur bisa tersenyum kembali karena suaminya sekarang lebih menyayangi dan memperhatikannya.Kedua pasangan itu kembali dipersatukan setelah hampir setahun tidak pernah merasakan kebahagiaan satu sama lain.

"Terima kasih Nur,atas kesabaranmu selama ini menghadapiku.Aku selalu sedih jika mengenang sikapku yang menjijikkan itu."

"Tidak apa-apa mas.Aku bahagia akhirnya mas Sandi kembali menjadi imam terbaikku."

"Tapi aku merasa malu dengan diriku sendiri,tidak selayaknya aku bersikap seperti itu kepada istriku sendiri.Maafkan aku yang selama ini lupa akan tanggung jawab,lupa akan kewajiban menafkahimu lahir batin,selalu membodohi diri sendiri."

"Mas Sandi jangan berkata seperti itu.Semua sudah berlalu,mari kita bangun kembali istana keluarga kita yang sempat rapuh.Kamu mau kan mas?"

"Pasti.Dengan senang hati Nur,surga itu patut kau dapatkan.Aku sendiri yang akan membawa keluarga kita menuju Surga-Nya." 

"Terima kasih mas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun