Mohon tunggu...
Arwin Albuthuny
Arwin Albuthuny Mohon Tunggu... -

terus berjalan menelusuri semua yg tersirat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bupolo Color Run 2016: Bukan Budaya Orang Buru

15 Mei 2016   16:27 Diperbarui: 15 Mei 2016   16:33 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berniat menikmati hasil terbaik, dalam pagelaran Bupolo Festival 2016 Dinas Pariwisata di buli para netizen mesdos.

Akibat dari serangkaian agenda sejak mei s/d desember 2016 Bupolo Festival 2016 diwarnai agenda warna warni kemeriahan Holi Color run di namlea sabtu 14 mei 2016.

dihadiri oleh beberapa muspida daerah dan tamu luar daerah termaksud ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia acara meriah itu pun berlangsung penuh keceriaan layaknya pesta holi ala Negara India.

memeskipun suasana berbeda sedang dn akan di laksanakan oleh masyarakat maluku dalam rangka memperingati hari PAHLAWAN NASIONAL Asal Maluku ( Hari PATTIMURA ) 15 mei 2016. 

tari lenso
tari lenso
sabtu 14 mei Jln. PATTIMURA

Kota Ambon misalnya sejak sabtu pagi masyrakat ramai memadati ruas jalan PATTIMURA ambon dengan suguhan dan pertunjukan budaya maluku secara umum, tari lenso lengkap pakaian adatnya menambah riuh suasana di jalan PATTIMURA . 

Namlea india color run
Namlea india color run
Ruas Jalan Utama Kantor Bupati Buru#

Sementara suasana berbeda terjadi di kota Namlea, sabtu pagi itu ratusan orang hingga anak2 memadati ruas jalan utama hingga halaman Kantor Bupati Buru, tampak PNS berkaos putih color run bupolo 2016 di setiap instansi masing2 siap mengikuti pagelaran holi itu, 

entah telah di persiapkan jauh hari namun telah mnjadi hal lumrah ketika ada kegiatan yang di suport pemerintah maka akan terlihat keterlibatan PNS di sana. 

Satu lebar kaos color run dihargai Rp. 100.000 kata salasatu panitia yang tak mau di sebutkan. Dan _+ 200 kaos telah terjual dan kebanyakan dari kalangan kantoran ( PNS) 

Selain itu festival color run dimaksud menyediakan panggung tepat di depan  ruas jalan kantor bupati, sebagai tempat yang sering digunakan dalam acara2 maupun iven yang didukung pemerintah daerah. Ini suatu pemandangan yang berbeda, tradisi kita tak ada yang menunjukan hal seperti ini, maen lempar tepung warna warni, sesama dan di iringi musik masa kini, ( tulis netizen di medsos )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun