Mohon tunggu...
Arwina
Arwina Mohon Tunggu... Pengacara - Paralegals and Legal Consultant

Certified Paralegals on Indonesian Sharia Advocates Associations

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Bersama Kemanusian Gusdurian Mojokutho 87 Pare Kediri

25 Desember 2023   10:29 Diperbarui: 25 Desember 2023   10:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Bersama Kemanusian Gusdurian Mojokutho 87 Pare Kediri

Tanggal 8-10 Desember 2023

Kereta Kahuripan sekira 1000 meter dari stasiun Papar sudah mulai terdengar decitan rem. Dari tempat duduk aku mulai bergerak ke bordes untuk beranjak membuka pintu begitu kereta berhenti.

Aku turun di stasiun kecil di kecamatan Papar, tujuanku ke Pare kediri. Kawan dari Gusdurian Pare mengabarkan Pak Antok Mbeller Antokmbl Renata sudah di perjalanan menjemput ke Stasiun. 

Menunggu beberapa saat di warung kopi depan stasiun mungil. Tak lama pick up biru ada tiga orang turun. Senyum kami merebak dari jauh ketika kami bertatap. Akhirnya aku bertemu lagi dengan pak Antok.

Ternyata ia menjemput ku di stasiun, kemudian bergerak menelusuri informasi ada lansia terlantar di pinggiran kota kediri.  

Kami tidak menemukan lansia yang dikabarkan tidur tak jauh dari gundukan sampah di pinggiran perumahan elite. Kami terus melaju ke Rumah Bersama Kemanusian Gusdurian tempat para Relawan Gusdurian Pare tinggal bersama 20 lansia. 

Relawan memang datang dan pergi. Tapi juga banyak yang benar-benar tinggal. Di rumah bekas bangunan sarang walet yang dibeli Pak Antok di tahun 2014 itu, dan yg sejak 2018 hingga kini terbangun bilik-bilik kamar tempat lansia tinggal. Juga ada depot air minum isi ulang bisnis yang membantu urusan dapur di rumah Bersama.

 Lansia atau simbah begitu teman-teman memanggilnya yang dulunya tak merasakan punya keluarga, kini di rumah ada anak dan cucu bersama mereka. Di sana juga tempat anak jalanan yang kini punya rumah dan memiliki orang tua. Semua memanggil pak Antok Mbeller dengan sebutan "bapak" dan memanggil adik perempuan pak Antok dengan panggilan Mama. Mereka berkeluarga ada simbah, bapak, mama dan anak-anak. 

Pak Antok Mbeller dulu aktif menjadi aktivis kebencanaan bersama tim kebencanaan Karina dan cukup terkenal kiprahnya. Dia meninggalkan dunia NGO dan kemudian hidup bersama tiga orang anak kandung dan adik perempuan serta keponakan dan beberapa anak-anak yang dirangkulnya dari jalanan juga para relawan Gusdurian lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun