Mohon tunggu...
Arwan
Arwan Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Berbuat baik untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pancasila di Tengah Globalisasi: Menanggapi Tantangan dan Mencari Solusi

12 Desember 2024   06:26 Diperbarui: 12 Desember 2024   06:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era globalisasi saat ini, tantangan terhadap nilai-nilai kebangsaan dan identitas budaya semakin besar. Perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang pesat membawa dampak langsung pada dunia pendidikan, terutama dalam penguatan karakter dan moralitas generasi muda. Di tengah situasi ini, Pendidikan Pancasila hadir sebagai dasar yang kokoh untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Namun, pengembangan filsafat Pendidikan Pancasila di tengah globalisasi bukanlah tanpa tantangan. Tulisan ini akan mengulas berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Pendidikan Pancasila di Indonesia, serta solusi-solusi yang dapat diimplementasikan untuk menjawab tantangan tersebut.

Pendidikan Pancasila: Sebagai Pilar Kebangsaan dan Karakter Bangsa

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga sebagai dasar filosofis dalam pendidikan nasional. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter dan moral generasi muda sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Sila pertama mengajarkan pentingnya spiritualitas dan keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Sila kedua menekankan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial. Sila ketiga mengajarkan arti pentingnya persatuan dan integritas bangsa, terutama dalam menghadapi perbedaan. Sila keempat menanamkan nilai demokrasi, gotong royong, dan musyawarah sebagai metode penyelesaian masalah. Sila kelima mengajarkan pentingnya pemerataan kesejahteraan sosial dan keadilan dalam masyarakat. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan generasi muda tidak hanya menjadi individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi berbagai tantangan zaman.

Tantangan Pengembangan Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi

Globalisasi, meskipun membawa banyak keuntungan seperti kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, juga membawa tantangan besar terhadap identitas dan nilai-nilai lokal, termasuk dalam bidang pendidikan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pengembangan Pendidikan Pancasila di tengah globalisasi antara lain: Kemajuan teknologi informasi dan media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi, belajar, dan menyebarkan informasi. Siswa kini lebih mudah terpapar pada budaya asing, informasi yang tidak terfilter, serta opini yang bersifat global. Hal ini bisa mengarah pada hilangnya rasa nasionalisme dan identitas budaya. Pancasila sebagai dasar negara bisa tergeser oleh pengaruh budaya luar yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Di banyak negara, termasuk Indonesia, fenomena moral dan etika yang tergerus oleh budaya konsumerisme, materialisme, dan individualisme menjadi tantangan besar dalam pendidikan. Nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan gotong royong, keadilan sosial, dan musyawarah semakin tergeser oleh pola pikir yang mementingkan keuntungan pribadi dan persaingan tanpa batas. Indonesia, dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan. Terkadang, globalisasi malah memperburuk polarisasi sosial, dengan menyebarnya berita hoax dan ujaran kebencian. Dalam konteks ini, Pendidikan Pancasila perlu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya menjaga kerukunan, toleransi, dan menghargai perbedaan. Globalisasi juga memengaruhi praktik demokrasi di Indonesia. Meskipun Indonesia merupakan negara demokratis, namun pemahaman tentang prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila tidak selalu tercermin dalam perilaku sehari-hari. Ketimpangan sosial, korupsi, dan lemahnya partisipasi masyarakat dalam proses politik merupakan masalah besar yang harus diatasi. Pendidikan Pancasila, seharusnya, memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya keadilan, pemerataan, dan musyawarah. Pendidikan, sebagai sarana pembentukan karakter dan moral bangsa, menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas dan relevansi dengan perubahan zaman. Di beberapa tempat, sistem pendidikan kita masih terjebak dalam rutinitas tradisional, yang terkadang tidak mampu mengikuti perkembangan global dan perkembangan teknologi. Selain itu, maraknya kasus kekerasan dan tindakan intoleransi di sekolah juga menunjukkan adanya krisis kepercayaan terhadap institusi pendidikan.

Solusi untuk Pengembangan Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi

Agar Pendidikan Pancasila tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman, perlu adanya inovasi dan adaptasi dalam penerapannya. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan: Pendidikan Pancasila tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi harus diintegrasikan ke dalam setiap aspek pembelajaran. Setiap mata pelajaran, dari sejarah hingga sains, dapat mengandung nilai-nilai Pancasila yang relevan dengan konteks kekinian. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menghafal nilai-nilai Pancasila, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi, meskipun menjadi tantangan, juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memperkenalkan dan menguatkan pendidikan Pancasila. Melalui platform online, aplikasi pendidikan, dan media sosial yang bertanggung jawab, nilai-nilai Pancasila dapat disebarluaskan kepada generasi muda dalam format yang lebih menarik dan mudah diakses. Pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila harus diprioritaskan. Dalam hal ini, pendidikan karakter tidak hanya berbicara tentang bagaimana mengajarkan nilai moral, tetapi juga bagaimana menanamkan rasa cinta tanah air, keadilan, toleransi, dan kerja sama. Program-program ekstrakurikuler, seperti kegiatan sosial dan budaya, dapat digunakan untuk memperkuat pendidikan karakter berbasis Pancasila. Guru sebagai agen perubahan memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, guru harus dilatih tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam hal pengembangan karakter dan pemahaman filsafat Pendidikan Pancasila. Guru yang menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah menginspirasi siswa untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut. Pendidikan Pancasila harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, maupun organisasi non-pemerintah. Program-program yang mendukung penguatan nilai-nilai Pancasila, seperti seminar, pelatihan, dan diskusi publik, perlu dilaksanakan secara terkoordinasi untuk mencapai dampak yang lebih besar. Dalam menghadapi keberagaman sosial yang semakin kompleks, pendidikan Pancasila harus memberikan penekanan khusus pada pentingnya toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan pembentukan rasa persatuan. Penguatan nilai-nilai ini dapat dilakukan melalui dialog antaragama, kebudayaan, dan pembangunan kerjasama antar komunitas.

Pendidikan Pancasila tetap menjadi landasan penting dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia. Di tengah tantangan globalisasi yang semakin kompleks, Pendidikan Pancasila dapat menjadi solusi untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi dan semangat kebangsaan yang kuat. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pengembangan pendidikan Pancasila harus dilakukan dengan pendekatan yang inovatif dan adaptif, baik dalam hal kurikulum, metode pengajaran, maupun pemanfaatan teknologi. Dengan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat, Pendidikan Pancasila dapat terus relevan dan mampu menjawab tantangan zaman, menjaga identitas bangsa, dan membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Pendidikan Pancasila adalah investasi untuk masa depan bangsa. Sebuah langkah kecil yang besar dampaknya untuk menjaga moralitas, kerukunan, dan keberlanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Penulis: Arwan (Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun