Mohon tunggu...
Arvin Taslim
Arvin Taslim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Untuk UTS

Welcome To My Blog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perayaan Hari Raya Waisak 2565 B.E./2021 di Wihara Ekayana Arama

1 November 2021   12:27 Diperbarui: 1 November 2021   13:34 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari raya waisak adalah hari raya besar agama buddha yang tiap tahunnya dirayakan. Perayaan waisak tahun ini dengan tahun sebelumnya dirayakan secara virtual atau daring/online, berbeda jauh banget dengan 2 tahun sebelumnya, dimana 2 tahun sebelumnya para umat buddha bisa merayakan langsung di wihara ekayana serta bisa berjumpa dengan para Menteri, gubernur, dan lain sebagainya, karena setiap ada acara besar beliau pasti selalu hadir mengunjungi wihara ekayana, sedangkan tahun ini hanya merayakannya di rumah masing-masing. 

Hal ini dilakukan agar mengurangi kerumunan di wihara sebab dikarenakan bulan mei kemarin masih berlakunya PPKM level 4, sedangkan pemerintah belum mengijinkan untuk melakukan perayaan tersebut di wihara -- wihara. Waisak tahun ini bertemakan yaitu Bangkit Bersatu Untuk Indonesia Maju, Eling dan Waspada Membangun Kepedulian Sosial.

Berikut merupakan salah satu foto pemerintah yang datang ke wihara ekayana yaitu Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kepala pimpinan wihara ekayana pun menyambutnya dengan penuh semangat dan sekaligus menerima pemberian yang diberikan oleh Bapak Ahok:

Perayaan waisak diperingati setiap bulan mei pada saat purnama pertama tiba (Cap Go). Perayaan ini mengingatkan serta diperingati pada 3 hal penting dalam agama buddha yaitu:

  • Kelahiran Bayi Siddharta Gautama
  • Siddharta mencapai penerangan sempurna
  • Wafatnya sang Buddha Gautama

Dengan 3 peristiwa ini, maka dapat dikatakan yaitu memperingati bulan Trisuci Waisak. Oleh karena itu, pada tanggal tersebut merupakan hari terbesar di dalam agama buddha (tanggal merah) dimana para umat buddha memperingati yang namanya detik-detik waisak di malam harinya dan dipaginya diperingati dengan hari waisaknya.

Biasanya kalau di wihara setiap ada acara besar pasti selalu ada yang namanya Pindapatta, yang artinya memberikan berbagai makanan, uang, dan lain sebagainya. Berhubung tahun ini dilakukan secara online karena masih adanya pandemik, maka pindapatta ini ditiadakan usai supaya tidak membuat kerumunan di dalam wihara.

Kalau tidak pandemik, biasanya wihara ekayana arama didatangi oleh ribuan umat buddha sekitar 10.000 orang yang ikut memperingati hari trisuci waisak di ekayana arama.Perayaan waisak di wihara ekayana paginya dimulai dengan 5 persembahan yang diletakkan di altar buddha, 5 persembahan tersebut yaitu lilin, air, dupa (wangi-wangian), buah, dan bunga. 

Setelah selesai 5 persembahan diletakan di altar buddha, dilanjutkan dengan mengundang anggota sangha (para biksu atau biksuni) memasuki baktisala (tempat/ruang doa) dengan menyanyikan lagu Cahaya (lagu buddhis), jika anggota sangha sudah memasuki baktisala selanjutnya dilakukan dengan penyalaan lilin pancawarna serta penyalaan dupa (mengundang/memperingati para buddha) di hari raya tersebut. Setelah itu, dilakukan dengan pembacaan paritta-paritta suci yang diajarkan oleh buddha kepada umat buddha. Pembacaan paritta dilakukan kurang lebih selama 1jam 30 menit.

Dan pada malam harinya adalah puncak perayaan, dimana pada malam tersebut para umat buddha melakukan semedhi/meditasi menyambut detik-detik waisak yang dirayakan setiap 1 tahun sekali. Semedhi/meditasi tersebut dilakukan selama kurang lebih 30 menit.Setelah selesai, maka akan dilakukan yang namanya ritual pradaksina, yang artinya berjalan selangkah demi selangkah sambil memperingati 3 peristiwa tersebut yaitu berjalan mengelilingi rupang buddha, stupa, dan pohon bodhi dengan arah jarum jam. Ritual ini dilakukan selama kurang lebih 1 jam-an dengan mengelilingi / memutari sebanyak 3 kali.

Kesimpulan yang bisa saya dapatkan yaitu waisak bersifat wajib dirayakan bagi agama buddha, karena untuk mengenang / memperingati 3 peristiwa penting itu. Biasanya seminggu sebelum waisak ada yang namanya ritual pemandian rupang Bayi Buddha Siddharta Gautama yang biasa disebut dengan ritual Yi-Fo. Kenapa bisa diagungkan bagi umat buddha? karena pada saat beliau lahir di taman Lumbini, sebuah keajaiban besar beliau bisa berjalan setelah dapat beberapa hari dia lahir, sambil beliau berjalan selalu muncul bunga teratai bermekaran di atas kakinya. Nah, hal ini yang diagungkan oleh umat buddha. Maka hal ini sekaligus diperingati bersamaan hari dimana siddharta mencapai penerangan sempurna dan saat di malam harinya sang buddha gautama wafat dengan umur 80 tahun. Di hari itulah dapat dikatakan memperingati hari raya trisuci waisak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun