Pada suatu hari ada seorang lelaki bernama Soedirman yang pada saat berusia 17 tahun menduduki posisi Menteri daerah Hizbul Wathan Banyumas. Selain Cilacap, daerah kekuasaannya meliputi Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara. Berbagai aktivitas yang dilakukannya membuka jalan kepada Sastroatmodjo seorang pengusaha sukses di Cilacap.
Soedirman kerap datang ke rumah Sastroat untuk membicarakan berbagai masalah tentang organisasi. Sastroat memiliki seorang putri yang Bernama Siti Alfiah. Lambat-laun Soedirman menjadi akrab dengan Alfiah dan setelah setahun menjadi guru pada 1936 Alfiah menjadi istri Soedirman.
Soedirman memiliki karrier mengajar yang moncer. Setelah hanya beberapa tahun ia mengajar di HIS Muhammadiyah  para murid sepakat dalam memilih Soedirman sebagai kepala sekolah dan jabatan tersebut dipegang padanya hingga sekolah terpaksa tertutup pada 1941-1942 karena Belanda mengambil alih HIS Muhammadiyah dan mengubahnya sebagai markas dadakan di Cilacap. Saat itu juga Jepang datang dan mengalahkan Belanda disitulah dimana masa kependudukan Jepang bermula.
Penutupan paksa HIS Muhammadiyah tidak memadamkan semangat Soedirman dan beberapa temannya dan mendirikan Perkoperasian Bangsa Indonesia (Perbi), Soedirman sebagai ketua membantu perekonomian masyarakat yang sedang krisis dalam kependudukan Jepang. Tak lama banyak koperasi yang muncul di daerah Cilacap yang menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
Soedirman turun tangan dan menyatukan koperasi koperasi persaingan dalam Persatuan Koperasi Indonesia Wijaya Kusuma. Tak hanya disitu, ia juga membentuk Badan Pengurus Makanan Rakyat dan mendistribusikannya kepada masyarakat.
Saat itu Namanya melambung di Cilacap dan Jepang menjadi tertarik padanya dan mengangkatnya sebagai anggota Syu Sangikai ( Dewan Pertimbangan Keresidenan Cilacap). Badan Makanan yang didirikannya diambil alih oleh Jepang sebagai alat menarik upeti dan sudah beberapa kali Soedirman ditugaskan untuk menagih hasil panen rakyat.
Soedirman selalu kembali menghadap tantara Jepang tanpa hasil. Rupanya ia diam-diam membangkang dengan menghasut para warga agar tidak menyerahkan bahan pangan kepada Jepang jika Keluarga yang lebih membutuhkan.
Setelah Jepang mengetahui pembangkangan Soedirman dipindahkan ke Bogor untuk mengikuti Pendidikan calon Daidancho atau Komandan Batalion peta. Tidak dianinaya, Dari pembuangannya itu Soedirman mengawali kiprah kegemilangannya dalam sejarah Republik.
Sumber- Soedirman-Darah Muda Buangan Jepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H