Oleh: Arvina Aulia Putri, Retno Wulan Dari, Nabila Sheila Septiani , Simba Akim Lutfi, Dinia Nabila Disa Safitri (Kelompok 6 Kelas 2A)
D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi UNAIR
Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terdapat kerusakan pada struktur tulang yang berkesinambungan. Sedangkan fraktur pada bagian tulang pelvis atau panggul adalah terputusnya hubungan antar tulang di bagian pelvis, baik tulang ilium, tulang ischium, maupun tulang pubis akibat suatu trauma. Indikasi klinis fraktur khususnya pada tulang pelvis atau panggul biasanya terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, ataupun jatuh terduduk. Tulang pelvis atau panggul berfungsi sebagai pangkal batang dan membentuk hubungan antara kolom vertebral dan tungkai bawah. Bagian tersebut terdiri dari empat buah tulang yaitu dua tulang hip, ossa sacrum, dan juga coccyx. Dalam jurnal yang menjadi landasan kami, terdapat kasus yang dialami perempuan berusia 37 tahun datang kerumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas. Dimana ketika dibaea keruang IGD direkomendasikan untuk melakukan rontgen pada bagian tulang pelvis atau panggul karena pasien jatuh terduduk dari sepeda motor.
Pada situasi ini radiografi berperan sangat penting dalam megekan diagnosa sebelum tindakan yang lebih lanjut. Dengan menggunakan X-Ray sebagai modalitasnya dengan proyeksi anteroposterior (AP) pada pemeriksaan radiografi tulang pelvis yang secara efektif memberikan informasi yang lebih rinci mengenai kelainan yang dicurigai pada pasien yang mengalami kecelakaan saat berjalan dikarenakan pasien jatuh dengan posisi terduduk. Walaupun proyeksi anteroposterior mampu menunjukkan garis fraktur, namun fraktur pada daerah ramus superior dan inferior pubis sebelah kiri akan semakin jelas ketika menggunakan proyeksi pelvis outlet. Hal itu dikarenakan pada posisi outlet akan menghasilkan hasil citra pada bagian foramen obturator yang lebih jelas.
Hasil citra yang sesuai memiliki kontras, densitas, ketajaman, dan detail yang baik sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengobatan dan perawatan yang lebih efektif. Untuk menghasilkan gambar yang baik terkadang pasien mengalami ketidaknyamanan sehingga diperlukan kehati- hatian ketika pemosisian pasien. Selain menghasilkan citra yang baik pemeriksaan radiografi pada tulang pelvis harus disertai dengan penerapan proteksi radiasi untuk meminimalisir terjadinya efek akibat radiasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan luas lapangan penyinaran yang sesuai dan memberi waktu pengeksposan sesingkat mungkin supaya radiasi yang diterima pasien lebih kecil. Penggunaan apron dan alat ukur radiasi bagi petugas (radiografer) serta meminta keluarga pasien keluar dari ruang pemeriksaan sehingga tidak menerima radiasi hambur yang berlebih.
Daftar Pustaka
[1] Purba, J. S. (2022). Teknik Radiografi Ossa Pelvis Dengan Sangkaan Fraktur Os Pubis Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5), 1003--1008. https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/224
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H