Mohon tunggu...
Arvian Taniar Effendi
Arvian Taniar Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, D4 Manajemen Keuangan Negara

Saya menyukai konten berhubungan dengan ekonomi dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

BPDPKS Kembangkan Sawit Berkelanjutan: Unggul Sawitku, Sejahtera Negeriku

23 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:45 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penggunaan Biodiesel sebagai Bahan Bakar Pengganti Fosil (Sumber: pixabay.com) 

Tahukah Anda? Kelapa sawit merupakan komoditas primadona asal Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi besar terhadap neraca perdagangan dan penerimaan negara. Bahkan, kelapa sawit menjadi komoditas sektor perkebunan yang paling banyak menyumbang perekonomian Indonesia. Tidak hanya itu, Industri kelapa sawit membawa berkah bagi masyarakat terutama di sekitar perkebunan. 

Kementerian Bappenas memperkirakan setidaknya industri ini dapat menyerap hingga 16,2 juta orang tenaga kerja. Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia menjadi pemasok utama produk kelapa sawit baik domestik maupun mancanegara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pangsa pasar ekspor minyak sawit menjangkau hingga lima benua dengan negara pengimpor terbesar yaitu India, Spanyol, Malaysia, Italia, dan Kenya.  

Indonesia harus menjaga keunggulan sawit sehingga ekspor tetap terjaga. Namun, Industri kelapa sawit memiliki banyak tantangan yang berusaha mematikan bisnis andalan Indonesia ini. Perlahan-lahan bermunculan kampanye negatif tentang industri kelapa sawit yang dinilai tidak berkelanjutan. 

Mereka mengatakan bahwa industri kelapa sawit dapat menyebabkan perubahan iklim akibat deforestasi, ancaman terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta produk sawit yang dikatakan berbahaya. 

Untuk menanggapi isu tersebut, Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau ISPO sebagai jaminan pengelolaan industri sawit yang berorientasi terhadap aspek lingkungan dan sosial.

Dalam hal mewadahi upaya pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, Pemerintah membentuk sebuah badan khusus bernama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berada di bawah Kementerian Keuangan. Badan tersebut berperan dalam menghimpun dana dari pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang nantinya digunakan untuk mendukung program pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. 

Melalui badan ini, industri kelapa sawit dapat memproduksi komoditi unggulan sehingga meningkatkan penerimaan negara dan menyejahterakan masyarakat. Lantas, apa saja langkah BPDPKS dalam mengembangkan kelapa sawit berkelanjutan?  

Hilirisasi Sawit

Industri kelapa sawit dapat menghasilkan banyak sekali jenis produk. Pengolahan kelapa sawit atau hilirisasi penting karena dapat meningkatkan nilai dari komoditas ini. Produk utama kelapa sawit yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Kedua produk tersebut dapat dimanfaatkan menjadi banyak sekali produk turunan, seperti oleopangan, oleokimia, dan biodiesel. 

Produk tersebut banyak kita manfaatkan sehari-hari, misalnya produk oleopangan seperti minyak goreng, margarin, dan krim. Lebih lanjut, produk oleokimia yang sering kita gunakan seperti sabun, shampo, dan kosmetik, serta produk biodiesel yang merupakan green fuel pengganti bahan bakar fosil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun