Mohon tunggu...
Arvian Taniar Effendi
Arvian Taniar Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, D4 Manajemen Keuangan Negara

Saya menyukai konten berhubungan dengan ekonomi dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

BPDPKS Kembangkan Sawit Berkelanjutan: Unggul Sawitku, Sejahtera Negeriku

23 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:45 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penggunaan Biodiesel sebagai Bahan Bakar Pengganti Fosil (Sumber: pixabay.com) 

Untuk meningkatkan tingkat bauran energi terbarukan nasional, BPDPKS membuat program Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Berbagai dukungan dan fasilitas telah diberikan untuk menyukseskan program tersebut seperti penyediaan dana insentif biodiesel, pendanaan akselerasi kadar biodiesel pada solar 20% (B20) ke 30% (B30), serta sosialisasi kepada masyarakat. 

Dengan pemanfaatan sawit menjadi berbagai produk turunan, kita dapat memperoleh banyak sekali benefit dibandingkan dengan menjualnya dalam bentuk mentah saja. Tentu saja, diharapkan adanya perluasan ekspor sawit terutama produk turunannya sehingga menambah penerimaan negara. Hal ini dapat terwujud dengan mendorong investasi pada sektor oleopangan, oleokimia, dan biodiesel.

Perkebunan Berkelanjutan

Menjaga keberlanjutan dari perkebunan sawit merupakan hal yang sangat vital. Jangan sampai terjadi praktik tidak sehat seperti deforestasi dan pembukaan lahan secara ilegal. Untuk itu, BPDPKS mengeluarkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). 

Melalui program ini, pekebun rakyat akan lebih mudah dalam memperbarui kebun kelapa sawit mereka dengan bibit berkualitas tinggi dan lebih berkelanjutan, serta mengurangi risiko pembukaan lahan secara ilegal. Program ini pertama kali diluncurkan pada 13 Oktober 2017 di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. 

Setidaknya, terdapat empat poin tujuan dari program PSR mulai dari kepatuhan hukum dengan pemenuhan legalitas lahan kelapa sawit sesuai dengan ketentuan, peningkatan produktivitas melalui optimalisasi penggunaan lahan dengan kerapatan maksimal kurang dari 80 pohon/hektar, dan sertifikasi ISPO pada panen pertama. Program ini diharapkan dapat mewujudkan perkebunan kelapa sawit dengan prinsip berkelanjutan sehingga dapat diterima secara global.   

Ilustrasi Kebun Sawit Rakyat (Sumber: Pixabay.com)
Ilustrasi Kebun Sawit Rakyat (Sumber: Pixabay.com)

Dukungan Pekebun Sawit Rakyat

Industri kelapa sawit tidak akan bisa berkembang dengan cepat tanpa ada campur tangan atau bantuan dari pemerintah. Dalam hal memudahkan pekebun sawit, bantuan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia terus dilakukan. Hal tersebut dituangkan dalam program BPDPKS yakni Pengembangan SARPRAS dan SDM. Bantuan sarana prasarana seperti benih, pupuk, pestisida, hingga mesin pertanian selalu siap sedia.

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur jalan juga dilakukan untuk memudahkan akses ke jalan umum. Semua bantuan tersebut tak lain bertujuan untuk menambah produktivitas pekebun dan peningkatan produksi. Namun, pengelolaan kebun sawit dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan profesional. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan bagi pekebun sawit rakyat sehingga tidak kalah dari perkebunan swasta.

Kegiatan Sosialisasi ISPO oleh Dinas Perkebunan, Kalimantan Timur (Sumber: www.infosawit.com) 
Kegiatan Sosialisasi ISPO oleh Dinas Perkebunan, Kalimantan Timur (Sumber: www.infosawit.com) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun