Mohon tunggu...
Arvian Taniar Effendi
Arvian Taniar Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, D4 Manajemen Keuangan Negara

Saya menyukai konten berhubungan dengan ekonomi dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

BPDPKS Kembangkan Sawit Berkelanjutan: Unggul Sawitku, Sejahtera Negeriku

23 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:45 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda? Kelapa sawit merupakan komoditas primadona asal Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi besar terhadap neraca perdagangan dan penerimaan negara. Bahkan, kelapa sawit menjadi komoditas sektor perkebunan yang paling banyak menyumbang perekonomian Indonesia. Tidak hanya itu, Industri kelapa sawit membawa berkah bagi masyarakat terutama di sekitar perkebunan. 

Kementerian Bappenas memperkirakan setidaknya industri ini dapat menyerap hingga 16,2 juta orang tenaga kerja. Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia menjadi pemasok utama produk kelapa sawit baik domestik maupun mancanegara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pangsa pasar ekspor minyak sawit menjangkau hingga lima benua dengan negara pengimpor terbesar yaitu India, Spanyol, Malaysia, Italia, dan Kenya.  

Indonesia harus menjaga keunggulan sawit sehingga ekspor tetap terjaga. Namun, Industri kelapa sawit memiliki banyak tantangan yang berusaha mematikan bisnis andalan Indonesia ini. Perlahan-lahan bermunculan kampanye negatif tentang industri kelapa sawit yang dinilai tidak berkelanjutan. 

Mereka mengatakan bahwa industri kelapa sawit dapat menyebabkan perubahan iklim akibat deforestasi, ancaman terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta produk sawit yang dikatakan berbahaya. 

Untuk menanggapi isu tersebut, Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau ISPO sebagai jaminan pengelolaan industri sawit yang berorientasi terhadap aspek lingkungan dan sosial.

Dalam hal mewadahi upaya pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, Pemerintah membentuk sebuah badan khusus bernama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berada di bawah Kementerian Keuangan. Badan tersebut berperan dalam menghimpun dana dari pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang nantinya digunakan untuk mendukung program pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. 

Melalui badan ini, industri kelapa sawit dapat memproduksi komoditi unggulan sehingga meningkatkan penerimaan negara dan menyejahterakan masyarakat. Lantas, apa saja langkah BPDPKS dalam mengembangkan kelapa sawit berkelanjutan?  

Hilirisasi Sawit

Industri kelapa sawit dapat menghasilkan banyak sekali jenis produk. Pengolahan kelapa sawit atau hilirisasi penting karena dapat meningkatkan nilai dari komoditas ini. Produk utama kelapa sawit yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Kedua produk tersebut dapat dimanfaatkan menjadi banyak sekali produk turunan, seperti oleopangan, oleokimia, dan biodiesel

Produk tersebut banyak kita manfaatkan sehari-hari, misalnya produk oleopangan seperti minyak goreng, margarin, dan krim. Lebih lanjut, produk oleokimia yang sering kita gunakan seperti sabun, shampo, dan kosmetik, serta produk biodiesel yang merupakan green fuel pengganti bahan bakar fosil.

Untuk meningkatkan tingkat bauran energi terbarukan nasional, BPDPKS membuat program Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Berbagai dukungan dan fasilitas telah diberikan untuk menyukseskan program tersebut seperti penyediaan dana insentif biodiesel, pendanaan akselerasi kadar biodiesel pada solar 20% (B20) ke 30% (B30), serta sosialisasi kepada masyarakat. 

Dengan pemanfaatan sawit menjadi berbagai produk turunan, kita dapat memperoleh banyak sekali benefit dibandingkan dengan menjualnya dalam bentuk mentah saja. Tentu saja, diharapkan adanya perluasan ekspor sawit terutama produk turunannya sehingga menambah penerimaan negara. Hal ini dapat terwujud dengan mendorong investasi pada sektor oleopangan, oleokimia, dan biodiesel.

Perkebunan Berkelanjutan

Menjaga keberlanjutan dari perkebunan sawit merupakan hal yang sangat vital. Jangan sampai terjadi praktik tidak sehat seperti deforestasi dan pembukaan lahan secara ilegal. Untuk itu, BPDPKS mengeluarkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). 

Melalui program ini, pekebun rakyat akan lebih mudah dalam memperbarui kebun kelapa sawit mereka dengan bibit berkualitas tinggi dan lebih berkelanjutan, serta mengurangi risiko pembukaan lahan secara ilegal. Program ini pertama kali diluncurkan pada 13 Oktober 2017 di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. 

Setidaknya, terdapat empat poin tujuan dari program PSR mulai dari kepatuhan hukum dengan pemenuhan legalitas lahan kelapa sawit sesuai dengan ketentuan, peningkatan produktivitas melalui optimalisasi penggunaan lahan dengan kerapatan maksimal kurang dari 80 pohon/hektar, dan sertifikasi ISPO pada panen pertama. Program ini diharapkan dapat mewujudkan perkebunan kelapa sawit dengan prinsip berkelanjutan sehingga dapat diterima secara global.   

Ilustrasi Kebun Sawit Rakyat (Sumber: Pixabay.com)
Ilustrasi Kebun Sawit Rakyat (Sumber: Pixabay.com)

Dukungan Pekebun Sawit Rakyat

Industri kelapa sawit tidak akan bisa berkembang dengan cepat tanpa ada campur tangan atau bantuan dari pemerintah. Dalam hal memudahkan pekebun sawit, bantuan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia terus dilakukan. Hal tersebut dituangkan dalam program BPDPKS yakni Pengembangan SARPRAS dan SDM. Bantuan sarana prasarana seperti benih, pupuk, pestisida, hingga mesin pertanian selalu siap sedia.

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur jalan juga dilakukan untuk memudahkan akses ke jalan umum. Semua bantuan tersebut tak lain bertujuan untuk menambah produktivitas pekebun dan peningkatan produksi. Namun, pengelolaan kebun sawit dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan profesional. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan bagi pekebun sawit rakyat sehingga tidak kalah dari perkebunan swasta.

Kegiatan Sosialisasi ISPO oleh Dinas Perkebunan, Kalimantan Timur (Sumber: www.infosawit.com) 
Kegiatan Sosialisasi ISPO oleh Dinas Perkebunan, Kalimantan Timur (Sumber: www.infosawit.com) 

Pengembangan industri sawit Indonesia menjadi hal yang harus dilakukan. Pasalnya industri ini banyak mendatangkan manfaat bagi negeri kita. Melalui sawit, penerimaan negara kita terus meningkat dan lapangan pekerjaan terus terbuka. 

Tak heran komoditas ini dijuluki sebagai tulang punggung perekonomian. Melalui prinsip berkelanjutan, dampak negatif terhadap lingkungan dapat dihindari dan kontribusi sosial turut meningkat. Oleh karena itu, bersama BPDPKS kita terus membangun industri sawit berkelanjutan. 

Dengan harapan, Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar dapat selalu unggul di mata dunia.

“Unggul sawitku, sejahtera negeriku”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun