Budi hanya tertawa ringan. "Karena aku ingin hidup yang berarti, Rina. Dulu, aku juga pernah berada di dunia yang serba cepat dan ambisius. Namun, pada akhirnya aku merasa hampa. Saat aku memutuskan untuk beralih dan bekerja di sini, aku merasa hidupku lebih bahagia dan puas. Mungkin uangnya tidak banyak, tetapi aku merasa setiap harinya lebih bermakna."
Rina terdiam. Kata-kata Budi membekas dalam pikirannya. Selama ini, ia hanya mengejar pencapaian materi dan status di kantor, tetapi tetap merasa kosong. Setelah pertemuannya dengan Budi, ia mulai merenungi hidupnya. Ia bertanya-tanya, apakah selama ini ia telah mengabaikan kebahagiaan demi mengejar kesuksesan yang hanya dilihat dari kacamata orang lain?
Hari-hari berlalu, dan hubungan Rina dengan Budi semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama setelah jam kerja. Budi sering kali mengajak Rina untuk ikut dalam kegiatan sosial yang ia jalani. Pertama kali, Rina merasa canggung berada di lingkungan yang berbeda dari kesehariannya. Namun, lama-lama ia merasa nyaman. Rina mulai menyadari bahwa hidup tidak hanya tentang pencapaian materi, tetapi juga tentang memberi makna bagi orang lain.
Suatu malam, ketika mereka tengah duduk di taman, Rina bertanya kepada Budi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin dengan pilihan hidupmu?"
Budi menatap Rina dengan senyum yang tenang. "Karena hidup adalah tentang mencintai apa yang kita lakukan dan siapa yang ada di sekitar kita. Kadang, kita terlalu sibuk mencari sesuatu yang besar, padahal kebahagiaan sering kali ada di sekitar kita."
Rina mulai menyadari bahwa Budi benar. Ia melihat hidup Budi yang sederhana, namun penuh dengan cinta dan kebahagiaan. Dari situ, ia mulai menanamkan kepercayaan pada dirinya untuk mengubah cara pandangnya tentang hidup.
Di balik semua perubahan ini, Rina juga mulai merasakan perasaan berbeda terhadap Budi. Bukan hanya karena ia belajar banyak dari pria itu, tetapi juga karena Budi membuatnya merasakan cinta yang tulus, sebuah perasaan yang lama ia cari. Budi mengajarkannya bahwa cinta bukanlah tentang mengejar seseorang yang sempurna, tetapi tentang menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan keikhlasan.
Pada akhirnya, Rina mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Budi. Namun, sebelum sempat berbicara, Budi berkata bahwa ia harus pindah ke luar kota untuk sebuah proyek yayasan. Rina merasa kecewa, tetapi ia tidak ingin menahan Budi untuk mengejar impiannya. Ia tahu, cinta sejati adalah tentang mendukung seseorang, bukan mengikatnya.
Setelah kepergian Budi, hidup Rina berubah. Ia masih bekerja di kantor yang sama, tetapi dengan perspektif yang berbeda. Ia mulai mencari keseimbangan antara karir dan kehidupan pribadinya. Ia pun mulai terlibat dalam kegiatan sosial, seperti yang Budi lakukan, dan menemukan bahwa hidupnya terasa lebih bermakna.Â
Meski tak pernah lagi bertemu dengan Budi, kenangan dan ajaran pria itu terus membekas dalam hati Rina. Budi mengajarkannya cara mencintai hidup, mencintai orang lain, dan yang paling penting, mencintai dirinya sendiri. Ia merasa lebih tenang dan bahagia dengan hidupnya, meski sederhana.
Rina pun menutup lembaran cerita itu dengan senyum. Di tengah kesibukan kota, ia akhirnya menemukan cinta, bukan hanya pada Budi, tetapi pada hidupnya sendiri. Dan dengan cinta itu, ia siap menjalani hari-hari berikutnya dengan lebih baik.