Setelah lulus SMA, Arif melanjutkan pendidikannya di kota besar. Sementara itu, Alya harus tinggal di desa untuk membantu orang tuanya. Mereka tetap berhubungan, tetapi perlahan-lahan, jarak dan kesibukan membuat mereka terpisah. Alya sering mengirim pesan, tetapi Arif semakin jarang membalas. Alya tahu bahwa dunia yang mereka hadapi sudah berbeda, dan dengan berat hati, ia mulai merelakan kebersamaan mereka.
Waktu berlalu, dan Alya memilih jalan yang berbeda. Dengan segala keterbatasan, ia bekerja keras, menjalankan usaha kecil untuk membantu keluarganya. Namun, janji itu tetap terpatri di hatinya. Meski tanpa Arif, ia bertekad untuk memenuhi janji itu dengan caranya sendiri.
Suatu hari, Alya mendengar kabar bahwa Arif telah sukses bekerja di sebuah perusahaan besar. Dalam diam, ia merasa bangga sekaligus getir. Di satu sisi, ia bahagia karena sahabatnya berhasil mencapai cita-citanya. Di sisi lain, ia tahu bahwa jarak mereka semakin jauh, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosi.
Hingga pada suatu malam, ketika langit kembali dilanda hujan, ia menerima sebuah pesan dari Arif setelah sekian lama.
"Alya, aku masih ingat janji kita dulu. Apa kabar?"
Pesan itu membuat Alya bimbang. Dalam hatinya, ia ingin menanyakan banyak hal. Namun, ia takut, apakah masih ada ruang di antara mereka untuk membicarakan janji yang dulu? Apakah Arif benar-benar masih mengingatnya, atau hanya sekedar basa-basi di tengah kesibukan hidupnya yang baru?
Namun, malam itu, Alya memberanikan diri untuk membalas.
"Aku masih ingat, Arif. Meski banyak hal yang sudah berubah, aku tetap berusaha untuk menjaga janji itu dengan caraku sendiri."
Pesan itu menjadi awal percakapan yang panjang di antara mereka. Arif menceritakan kesuksesannya di kota, bagaimana ia kini memiliki posisi penting di perusahaan besar. Namun, di balik kesuksesan itu, ia merasa hampa. Jauh di dalam hatinya, ada perasaan rindu pada kampung halamannya, pada masa-masa sederhana yang pernah mereka lalui bersama.
Alya merasa harapan lama kembali hidup. Dalam percakapan itu, mereka mulai merencanakan untuk bertemu kembali dan bersama-sama membangun desa seperti yang pernah mereka impikan.
Beberapa bulan kemudian, Arif benar-benar datang. Mereka bertemu di bawah pohon besar yang dahulu menjadi saksi janji mereka. Hujan turun lagi, seakan alam ikut berbahagia melihat mereka kembali bersama. Arif membawa semangat baru, sementara Alya membawa pengorbanan dan kerja keras yang selama ini ia kumpulkan.