Mohon tunggu...
Arviesta
Arviesta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D4 Akuntansi Perpajakan

Sebagai mahasiswi yang fokus pada akademik dan hobi berlibur, untuk menjaga keseimbangan antara belajar dan relaksasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keajaiban di Balik Hujan

2 November 2024   15:17 Diperbarui: 2 November 2024   15:55 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created by Arviesta

“Percaya, Pak,” jawab Anisa pelan. “Ibu saya dulu selalu bilang bahwa hujan itu penuh keajaiban.”

Pria tua itu mengangguk, wajahnya semakin terlihat tenang. "Orang-orang sering lupa. Mereka hanya melihat hujan sebagai sesuatu yang merepotkan. Mereka mengeluh karena basah dan dingin, tetapi mereka lupa bahwa hujan adalah berkah yang diberikan alam."

Mendengar ucapan pria itu, Anisa merasa seperti mendapatkan jawaban yang selama ini ia cari. Selama ini, ia mencintai hujan karena merasa terhubung dengan kenangan tentang ibunya, tetapi ia tidak pernah benar-benar mengerti arti keajaiban di balik hujan.

“Bapak sering kemari saat hujan turun?” tanya Anisa.

“Ya, di sinilah tempatku mencari ketenangan. Hujan membawa suara alam yang mampu menenangkan jiwa. Kadang, hujan juga membawaku kembali pada kenangan yang sudah lama terkubur,” jawab pria tua itu sambil menatap ke arah kaki bukit. “Di bawah sana, ada ladang tempatku dulu bekerja bersama istriku.”

Anisa terdiam, mendengarkan kisah pria itu dengan hati yang ikut tersentuh. Di bawah hujan, mereka berdua berbagi kenangan yang sama, rasa kehilangan, rasa rindu, dan juga keajaiban yang dirasakan di setiap tetes hujan yang jatuh.

Mereka terus berbincang hingga hujan mulai mereda. Pria tua itu akhirnya pamit, namun sebelum pergi, ia menepuk bahu Anisa dengan lembut. “Ingat, nak. Jangan pernah melupakan apa yang diajarkan ibumu. Teruslah menghargai hujan, karena ia akan selalu membawa kita pada hal-hal yang istimewa.”

---

Setelah pertemuan itu, Anisa merasa hidupnya berubah. Setiap kali hujan turun, ia tidak lagi merasa sendiri. Ia merasa bahwa ibunya, pria tua di bukit, dan semua kenangan yang indah hadir bersamanya dalam setiap tetesan air yang jatuh. Anisa mulai menyadari bahwa hujan tidak hanya menghubungkannya dengan masa lalu, tetapi juga memberinya kekuatan untuk melangkah ke masa depan.

Di desa tempat Anisa tinggal, masyarakat sering merasa terganggu ketika hujan deras turun, terutama karena aktivitas mereka terganggu. Namun, berbeda dengan yang lain, Anisa justru melihat hujan sebagai waktu untuk merefleksikan dirinya, menghargai kenangan, dan menemukan kedamaian.

Bagi Anisa, hujan adalah pengingat akan cinta yang pernah ia terima dan yang akan terus ia simpan dalam hatinya. Mungkin, itulah keajaiban di balik hujan, membuatnya tetap bisa merasakan hangatnya kasih sayang, meski orang yang dicintainya telah tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun