“Pakaian murah sering kali berakhir di tempat sampah.” -Cline, 2012.
Dampak Fast Fashion Terhadap Lingkungan
Sering kali kita berpikir pencemaran disebabkan oleh sampah dan limbah industri, penambangan, polusi kendaraan, dan lainnya. Tanpa di sadari, fast fashion merupakan penggerak utama yang mendorong industri fashion menjadi salah satu penyumbang pencemaran yang tidak sedikit pada dunia. Karena pada dasarnya pakaian akan terus menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi para pengusaha industri mode untuk semakin gencar menerapkan fast fashion. Eksploitasi sumber daya alam tanpa memerhatikan kualitas lingkungan demi memenuhi kebutuhan bahan tekstil menjadi suatu hal yang biasa dalam dunia fashion.Bahan utama pakaian yang terus diproduksi menggunakan tekstil yang dapat mencemari lingkungan, pewarna kain yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti pewarna quinolines dan aromatic amines. Belum lagi produk dengan bahan polyester atau nylon yang sulit terurai akan menjadi sampah yang terus menumpuk. Menurut data dari Fast Company, Industri fashion merupakan industri penyumbang emisi perusak lingkungan terbesar kedua setelah industri perminyakan. Dampak tersebut diakibatkan oleh proses pewarnaan pakaian dan pengolahan pakaian, menyumbangkan emisi perusak lingkungan sebesar 10% pada bumi.
Air dalam industri mode sangat dibutuhkan dengan jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan air pada industri lainnya selain industri tani. Limbah kimia yang dihasilkan mengandung racun serta penggunaan energi yang banyak membuat pemanasan global semakin meningkat. Pancaran karbon yang menyebabkan pergantian cuaca yang ekstrim pun telah memberikan dampak buruk kepada masyarakat dan lingkungan. Aktivitas produksi yang tinggi untuk menyeimbangi permintaan masyarakat yang bertambah memberikan masalah serius pada lingkungan. Lalu tidak semua produksi pakaian laku terjual di tengah masyarakat, jumlah pakaian yang dibuang akibat tak terjual pun tentunya banyak. Ini memberikan efek buruk kepada penumpukan sampah tekstil yang akan berakhir pada tempat pembuangan akhir dan menghasilkan limbah tak teurai yang meracuni bumi dalam waktu yang sangat singkat.
Dapat ditegaskan kembali bahwa modernisasi telah membawa dampak yang positif maupun negatif. Gaya berpakaian masyarakat menjadi salah satu fenomena yang terdampak dari pembaharuan yang disebabkan oleh globalisasi. Fenomena tersebut memunculkan budaya konsumerisme yang tercipta oleh motivasi untuk tampil bergaya dan tidak tertinggal pakaian yang “kekinian”. Dampak yang diberikan lebih besar lagi, pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pakaian semakin meningkat. Oleh sebab itu, saya harap tulisan ini dapat menyadarkan kita semua sebagai masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima dan memanfaatkan fenomena modernisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H