Mohon tunggu...
Vox Pop Artikel Utama

Perlukah Merelokasi Permukiman Kumuh di Jakarta?

15 Desember 2016   17:20 Diperbarui: 18 Desember 2016   15:00 2167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat gencar melakukan relokasi beberapa permukiman kumuh di bantaran kali sungai Ciliwiung di Kampung Pulo Jatinegara dan di Kalijodo, melanjutkan program normalisasi sungai di Jakarta yang pernah dicanangkan sebelumnya oleh Gubernur Jokowi pada tahun 2012 lalu.

Target pertama adalah sungai Ciliwung, sebagai sungai terbesar yang membelah kota Jakarta dan yang paling potensial untuk dibenahi. Untuk itulah Ahok melakukan program relokasi warga yang bermukim di bantaran kali. Ahok bukan sekadar menggusur warga., namun sebelumnya Ahok telah mempersiapkan ribuan rusunawa yang akan digunakan untuk menampung warga yang terkena program normalisasi sungai Ciliwung tersebut.

Kebijakan tersebut jelas memicu pendapat pro-kontra. Kaum pro menilai apa yang telah di Ahok adalah tepat dan sudah semestinya dilakukan. Kaum kontra justru menilai bahwa Ahok menindas rakyat kecil karena melakukan penggusuran. Bila mengikuti pendapat kontra yang menolak relokasi warga, maka hal ini jadi serba salah. Sebab bila kawasan kumuh tidak ditertibkan, maka masalah banjir tak akan bisa diselesaikan. Di sisi lain, kawasan kumuh telah melanggar peraturan daerah dan tidak boleh terus menerus dibiarkan keberadaannya.

Jakarta sebagai ibukota seharusnya bisa menjadi barometer dan contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia. Kawasan permukiman kumuh yang tidak segera dibenahi akan menjadi semakin luas dan menimbulkan masalah lain yang seharusnya tidak pernah terjadi dan mengganggu keberlangsungan seluruh aktivitas baik pemerintahan, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.

Dalam penyelesaian masalah ini, kota ini perlu kerjasama semua pihak. Seluruh warga Jakarta harus patuh dan taat terhadap peraturan dan ketentuan yang telah di tetapkan Pemerintah. Warga yang ingin mengadu nasib dan mencari nafkah di Jakarta juga seharusnya mempersiapkan diri mereka dengan kemampuan dan keterampilan memadai.

Kota ini perlu berbenah. Kota ini harus bisa sejajar dengan kota metropolitan lainnya di dunia ini.

Ditulis oleh Ahmad RIzky Alfian, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun