Mohon tunggu...
Aruni
Aruni Mohon Tunggu... Penulis - penulis

sedang menempuh pendidikan S1 sastra inggris Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Pemikiran Sang Prince Claus Awards, Eka Kurniawan dalam Novel "Lelaki Harimau"

15 Desember 2020   00:32 Diperbarui: 15 Desember 2020   04:34 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Unsur magis yang dibawa eka berbeda dengan America atau yang lainnya; meskipun memiliki tabiat magis. Novel lelaki harimau ini menggambarkan magis yang terdapat di Indonesia.

Agama, folklor, budaya, sejarah, sufisme, dan kepercayaan diracik dengan apik dalam novelnya. Novel ini banyak yang digunakan sebagai analisis skripsi, thesis, bahkan disertasi seperti dianalisis oleh Sugihastuti (2017). Hal ini karena eka kurniawan pintar dalam memilih diksi dan juga lebih suka menuliskan symbol-simbol.

Unsur magis dalam novel lelaki harimau ditandai dengan siluman harimau yang memasuki Margio. Bagian ini disuguhkan dalam sinopsis atau bab 2 dalam novelnya.

Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terpesona dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya." ia berkata dan melanjutkan. "Ada harimau di dalam tubuhku."

Metafor dari harimau merupakan jelmaan seorang perempuan halus yang menyukai Margio yang sewaktu-waktu membuat Margio buas. Perempuan itu turun dari kakeknya margio. Lalu, turun ke margio tidak pada bapaknya (Komar) karena permpuan itu tidak suka dengan bapaknya.

Paragraf tersebut merupakan pernyataan unsur realisme magis yang terdapat dari novel eka kurniawan. Penyatuan kehidupan manusia denegan siluman harimau merupakan mistis folklore. Naskah ini lebih menonjolkan kehidupan sehari-hari bukan sufisme. Permainan psikologis pun lebih menonjol di dalam novel ini.  

Pemikiran eka kurnaiawan mengenai novel lelaki harimau pun banyak mengandung unsur metafora. Menurut  Du Marsais dalam Yousuf (2013 : 10) metafora merupakan perubahan kata harfiah dari suatu kata dengan perbandingan kata yang dipahami oleh seseorang.

Sebagian metafor "tenggelam di balik kain batik cokelat" (LH12; 3) yang maknanya warna cokelat diartikan sebagai warna maroon. Lelaki itu dilumuri darah sebagai symbol dari warna coklat. Adapun "tenggelam" bermakna bahwa lelaki itu meninggal atau dikubur di dalam tanah. Frasa itu mennggambarkan mayat yang dilumuri darah terkubur di dalam tanah.

"liang kuburan itu menganga di samping gundukan tanah milik Marian" (LH:166; 2)

Menurut KBBI menganga berkaitan dengan mulut yang terbuka. Secara BSa "terbuka" artinya kuburan itu terbuka di samping tempatnya Marian terbaring.

"Kencan monyet" (LH : 27; 1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun