Setelah sontoloyo kemudian tampang Boyolali
Kini genderuwo diulang berkali-kali
Oleh petahana, sindir politisi yang tak bernyali
Politikus umbar takut, bukan lagi program dijali
Umbar janji bukan jamannya lagi
Dominasi kesadaran magis diunjuk kembali
Kooptasi dikuatkan kembali untuk legitimasi
Atas nama demokrasi, hujat bebas dikreasi
Menakut-nakuti bahasa kampanye kini
Cela untuk celah dicari di sana-sini
Saling sindir semakin hadirkan ironi
Laku elit sudah tak elok tiada nurani
Elit lakonnya hanya onani dan anani
Kelak, mungkin para elit cukup disimpan di ani
Atau sekalian kita bunuh pakai ani-ani
Iya, elit sekedar anani adalah genderuwo
Kuasa digenggam mereka ibarat sawo
Elit sudah sontoloyo dan kini jadi genderuwo
Brengsek, aku jijik lihat mereka
Sudah tak berguna, menakutkan pula
*****
(Mungkajang, 11/10/2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H