Semakin banyak peserta semakin baik katanya. Hanya Ujian tutup atau ujian meja yang pesertanya dibatasi; 2 pembimbing, 2 penguji ditambah 1 penguji dari unsur pimpinan. Sang pemilik mata sayu nan ayu itu, Aeni, menjelaskannya padaku. Aku hanya mengangguk.
Ini pertemuan keempatku dengannya. Semuanya tak pernah aku perkirakan. Dan aku tak pernah memulai pembicaraan dengannya. Tiga pertemuan sebelumnya, Aeni-lah yang selalu memulainya.Â
Di ruang tunggu kampus, di gerai buku dan kali ini di seminar proposalku. Atau diakah yang mendekatiku? Pikiranku tentangnya semakin berjelaga. Sepanjang hari hingga malam masih aku pikirkan pertemuan-pertemuan yang telah terjadi. Seminar proposal damai sentosa ditutup dengan perhatian sang pemilik mata sayu nan ayu itu, sempurnalah terasa hariku ini.
Selalu saja tentang kau
Terucap dikeheningan malam
Kemarin mulut tak pernah bungkam
Puji untukmu tersulut tak pernah padam
Selalu saja tentang kau
Selalu saja tentang kau
Terpendam di hati yang dalam
Cemerlang nalar di bukit pualam
Ingatan tentangmu kuat terekam
Selalu saja tentang kau
Selalu saja tentang kau
Di benak pun nyaman bersemayam
Apalagi di hati yang sudah tentram
Siap menyibak kelam dan dingin malam
Semuanya tentang kau
(Selalu Saja Tentang Kau- https://www.kompasiana.com/arungtondong/selalu-saja-tentang-kau_552a44b4f17e613a73d623c2)
*****
(Tunggu rangkaian rel selanjutnya...)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI