Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali Kuhaturkan Salam Malam Kepadamu

13 September 2017   20:15 Diperbarui: 13 September 2017   20:27 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari lalu, kukabarkan pada salah seorang mahasiswa bimbingan KKN-ku tentang minatku pada dunia literasi. Sempat kukirimkan padanya link akun kompasiana yang telah lama aku tinggalkan. Pun, kusediakan waktuku untuk membukanya dan membaca beberapa tulisan yang pernah kurangkai sebelumnya. Rindu seketika kala itu untuk menulis sesuatu, hanya waktu yang tak memungkin untuk kulakukan. Terlewatkan ide yang mencuat kala itu. Dan sang mahasiswa memberikan isyarat kepadaku untuk menuliskan sesuatu. Akhirnya, malam ini kuluangkan waktu untuk itu. Menulis dan menghaturkan salam malam kepadamu yang telah lama aku tanggalkan dalam tulisan.

Sua sudah beberapa hari kita lewati. Kabar setiap hari via akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada dari jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA terasa tak cukup. Cyber Space yang tersedia bukanlah ruang yang tepat untuk melabuhkan seluruh rinduku padamu. Bak pelabuhan, Kapal yang memuat rinduku terlalu besar untuk berlabuh di pelabuhan itu. Umpama?  Tak bisa lagi aku carikan padanan kata untuk memisalkannya. 

Di sini kumengenang dirimu yang di sana. Harimu, kuyakinkan dalam diriku sudah tak nyaman lagi. Tidurmu tak bisa lagi nyenyak, makanmu tak lahap pula, atau mungkin tak tenang juga menghinggapi rasamu. Teringat kala hari penghujung ramadhan, menu sahurmu kau keluarkan ketika pagi akan pergi. Berikutnya hingga hari ini masih sering kau ulang laku yang sama. Semoga dirimu selalu dalam perlindungan-Nya.

Maghrib tadi kita bertukar warta. Kupandangi wajahmu yang muncul di layar sentuh handphone milikku. Mungkin di sana kau lekat juga memandangiku. Tak sempat aku tanyakan hal itu padamu.  Larik senyummu masih sebaris. Menenangkan dan menyenangkan. Apalagi yang kusangsikan, kala kekasih masih menyambutmu dengan senyuman. Nikmat manalagi yang aku dustakan?

Dalam sehari, seperti aku pun dirimu menghitung hari. Iya, bilangan-bilangan hari menjadi hal sering kita temui. Dan beberapa hari yang lalu kau kabarkan padaku bahwa ada perubahan besar terjadi dalam ragamu. Puncaknya seperti yang diprediksi ahli, februari kelak kita akan bermetamorfosis menjadi sepasang tetua. Do'a dan bait puji puja semakin sering dan haru kita lantunkan. Dan kini, malam yang beranjak menua kutitipkan rinduku padamu. Mungkin angin yang masih berhembus menujumu meneruskan salam rinduku ini. Salam malam padamu yang tak sempurna!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun