Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sumpah Pemuda (Pro-Kontra)

28 Oktober 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:56 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_297563" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Tahu apa aku tentangmu kala itu Selain cuap-cuap dan halunisasimu Kau sebut sumpah penyatu bangsa Tapi hanya serapah pengecap rasa Satu tanah air yang kau dengungkan Bagiku hanya ilusi yang terperangkap Satu bangsa yang kau gelorakan Bak asap dupa yang segera lenyap Satu bahasa yang kau tekadkan Serupa dongeng di malam yang senyap Sumpah pemuda katamu peneguh semangat Tak lebih kumpulan bait yang dipenuhi hasrat Dulu kau sebut tali pererat Kini berubah jadi hewan kerat Aku hanya butuh tanah air tanpa penindasan Aku hanya butuh bangsa yang gandrung akan keadilan Aku hanya butuh bahasa yang tiada kemunafikan Sumpahmu serupa sampah dalam dokumen Aku tak butuh sumpah atau janji Aku hanya ingin hidup damai ***********

Jiwa-jiwa menyatu mengingatmu Raga-raga seremonikan sumpahmu Suara-suara mengharmoni tekadmu Puja puji melantunkan semangatmu

Aku sulutkan gelora berkat sumpahmu Dulu dan kini hingga nanti akan terpateri Tanah air satu kutetapkan dalam hati Bangsa satu kugenapkan dalam ruas-ruas jari Bahasa satu kutetapkan dalam janji-janji

Meski darah kita berwarna-warni Meski asal usulku kita berciri-ciri Meski daerah kita terbagi-bagi Indonesia adalah sesuatu yang pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun