Jokowi Akan Khianati Ibu Mega ?
[caption id="attachment_301100" align="aligncenter" width="480" caption="sumber foto : jurnal3.com"][/caption]
Ada yang menduga Jokowi hanya akan menjadi boneka Megawati bila kelak Jokowi terpilih jadi presiden. Pendapat ini bisa dimaklumi dengan mekanisme pencapresan Jokowi melalui mandat yang disampaikan Ibu Mega selaku pimpinan partai. Walaupun tentu ada rapat internal partai sebelum mandat itu diputuskan untuk Jokowi, tapi pandangan publik tetap meyakini segalanya bergantung pada Ibu Mega. Dan memang itulah yang dipertontonkan di hadapan publik, dimana pada Jumat, 14 Maret 2014, Jokowi resmi menerima ‘mandat tertulis’ selaku capres PDIP dari Megawati Sukarnoputri.
Ibu Mega pun harus mengakui kalau pilihannya pada Jokowi lebih karena desakan rakyat. "Kalau nggak jadi bagaimana ? Eh runguke, kalau ora dadi itu sing salah udu ibu tapi salahe kalian semua (Dengarkan, kalau itu tidak jadi, itu bukan salah ibu tetapi salah kalian semua)," kata Mega di hadapan ribuan kadernya di Komplek Lapangan Thor Gelora Pancasila, Surabaya, Jatim, Senin (17/3/2014) (Tribunnews). Fakta yang tidak dapat ditepis oleh Ibu Mega bahwa elektabilias Jokowi lepas dari pengaruh dirinya maupun dari partai yang dipimpinnya.
Sampai di titik ini, Jokowi semakin percaya diri dan berhasil membuktikan kalau dirinya semakin tak tertandingi. Jokowi itu lugu, tapi lugu bukan berarti tidak cerdas. Kecerdasan politik Jokowi-lah yang memuluskan ambisinya melenggang di atas karpet merah menuju R1 yang digelar dengan suka rela oleh Ibu Mega. Jokowi telah memainkan sebuah skenario yang sangat cerdik yang belum pernah dapat dimainkan oleh politisi manapun di negeri ini. Lalu, dengan cara bagaimana Jokowi mendulang simpati yang demikian luas, dan selalu dalam posisi yang teratas ? Itu buah dari kecerdasan Jokowi.
Lalu, bagaimana jika Jokowi akan benar-benar terpilih menjadi presiden ? Ada satu kecendrungan, dan saya kira Ibu Mega sudah cukup untuk dapat menyadari, bahwa Jokowi akan menghianatinya.Julukan ‘banteng kerempeng atau kerempeng tapi banteng’ yang disematkan Megawati kepada Jokowi bukan tanpa makna. Pesan dini untuk Jokowi, bahwa Ibu Mega-lah ‘banteng gemuknya’. Tapi sekali lagi, Jokowi memang lugu, tapi bukan berarti Jokowi itu tidak cerdas. Sekarang ini Jokowi memang hanya bisa bilang, Aku Ra Popo. Namun, ada hal yang patut diperhitungkan oleh Megawati ketika perahu kekuasaan telah berada di biduk Jokowi. Akankah Jokowi tetap dalam kendali Megawati ?
Saya kira, keliru 100 % anggapan yang mengatakan bila kelak Jokowi hanya akan menjadi boneka Megawati. Walaupun dalam politik sarat dengan pergolakan kepentingan, dan tentu Megawati punya kepentingan besar di balik Jokowi. Namun, kalkulasi politik Jokowi di even selanjutnya akan menggiringnya untuk hanya tunduk pada konstituennya. Dan, itu bukan dari unsur Megawati dan tidak pula dari PDIP semata. Bukankah sejak dari awal Jokowi diinginkan oleh beragam unsur masyarakat, dan Megawati mengakuinya ? Hal konyol bila Jokowi rela jadi boneka Megawati.
Skenario selanjutnya ketika Jokowi di puncak kekuasaan, maka Jokowi akan menuai dukungan politik yang semakin mengalir tak terbendung. Di saat yang bersamaan internal PDIP akan turut terbawa arus. Saya malah menanti saat-saat dimana Megawati tengah mempersiapkan kursi panas untuk Jokowi di puncak PDIP. Ini bukan hal yang mustahil, walaupun sebagian orang mungkin hanya akan melihatnya sebagai sebuah imajinasi politk. Paling tidak, cepat atau lambat Jokowi akan menjadi dilema Megawati.
Petinggi internal PDIP yang mendukung keputusan Megawati atas pencapresan Jokowi boleh saja berapologi bahwa Jokowi adalah anugerah buat PDIP. Popularitas Jokowi akan menjadi mesin politik untuk turut mendongkrak suara PDIP pada PEMILU 2014. Jokowi yang cerdas akan melihat ini sebagai barter jasa, dan beban utang yang harus ditanggung oleh Jokowi telah terbayar tuntas. Siapa yang menguntungkan siapa. Disinilah Jokowi akan meletakkan dirinya untuk tidak lagi harus tunduk pada Megawati.
Bila ini disadari oleh Megawati, maka saya kira, Ibu Mega harus berani menyodorkan Puan Maharani sebagai cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Yang diinginkan oleh pemilih Jokowi adalah Jokowi. Itu artinya tidak begitu penting siapa yang akan mendampingi Jokowi. Megawati akan melihat peluang ini.
Jokowi - Puan Maharani, mungkinkah akan menjadi manuver politik Megawati selanjutnya ? Boleh jadi. Tapi, posisi tawar kini di tangan Jokowi. Tentulah Jokowi yang cerdas sangat memahami kekurangannya. Karenanya dia akan menolak cawapres yang tidak akan mendukung kinerjanya nanti. Maka, cawapres yang akan mendapingi Jokowi akan sangat bergantung pada pilihan Jokowi sendiri. Ini akan menjadi babak awal dilema Megawati.
Arung Aruhu, 29 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H