Mohon tunggu...
Yayu Arundina
Yayu Arundina Mohon Tunggu... Guru - Blogger bandung yang juga berkiprah di dunia pendidikan

menulis sami sareng mengeksplorasi dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jelang Konferensi Asia Afrika

19 April 2015   09:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gedung merdeka tampak cantik dan anggun
Gaun Putihnya semarak bercorak bendera-bendera negara
Kemilau pesonanya ditimpa kerlap-kerlip lampu

Menjelang pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada 24 April mendatang, Bandung sudah mempercantik diri sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Hasilnya ? Kemarin malam di sekitar Gedung Merdeka tampak cantik, tertata dan banyak yang baru.
Beberapa waktu yang lalu, jalanan sekitar braga tampak sepi. Namun, kemarin sangat ramai. Banyak orang berlalu lalang. Mejeng atau duduk-duduk di bangku-bangku yang terpasang di sepanjang jalan Braga dan jalan Asia Afrika. Banyak juga restoran dan toko yang siap menyambut pengunjung. Bandung tampak hidup dan memesona.
Aura yang dipancarkannya juga menjadi magnet tersendiri untuk menjadi obyek foto. Masyarakat biasa, kru televisi atau fotografer andalan berebut momen untuk mendapatkan sudut terbaik. Warga masyarakat yang demam selfi mulai berpose dari ujung jalan Braga. Mereka ingin mengabadikan nama jalan yang bersejarah ini. Ridwan Kamil telah memasang huruf-huruf besar berwarna merah di ujung jalan Braga. Selain itu, nama jalan Braga kecilpun tak kalah menarik sebagai sasaran tempat selfie. Unik. Eksotis. Juga berkelas. Selain itu, bangku-bangku taman yang tersebar di sepanjang jalan kenangan itu juga menjadi rebutan. Orang bergaya bak seorang fotomodel kelas internasional. Anak kecil. Remaja. Dewasa. Sendiri. Berpasangan. Gank. Keluarga. Semua tampak bahagia mengabadikan momen langka ini. Batu-batu bulat yang bertuliskan nama negara peserta KAA juga tak luput jadi sasaran foto. Sambil duduk. Jongkok. Atau sekedar memegang batu dengan gaya khusus. Ada juga bola dunia berukuran besar di dekat Alun-alun Bandung.
Tak mau kalah. Dua bangunan bersejarah, yaitu Hotel Savoy Homan dan Gedung Merdeka yang punya cerita juga menjadi obyek foto utama. Bendera-bendera negara anggota KAA yang berkibar di sekitar Gedung Merdeka memberikan nuansa tersendiri. Sinar lampu yang meneranginyapun memberikan kecantikan yang luar biasa. Sayang, kalau tak diabadikan. Kecantikan dan kemacetan berbaur membentuk deskripsi spesial momen. Kemacetan dan keceriaan berbaur menorehkan cerita dan kenangan. Sungguh, malam ini, ukiran sejarah akan terpatri dalam benak masyarakat Bandung ! So sweetsss … !
Tak terlalu jauh dari dua bangunan bersejarah itu, sebuah gedung bersejarah lainnya dan bernuansa hijau menjadi saksi bisu. Museum Mandala Wangsit Siliwangi pun menjadi bagian dari momen special ini. Ada persiapan khusus di sini. Beberapa orang tampak duduk berkumpul di bagian belakang. Membuka laptop. Berdiskusi. Beberapa senjata tampak tergeletak tak berdaya. Kang Iman memberikan saran-saran untuk persiapan acara Sabtu, 25 April. Memberikan penjelasan kostum yang tepat.
Di sini pula, aku kembali membuka sejarah. Membandingkan seragam-seragam KNIL, TNI, Belanda dan lain sebagainya. Ada rahasia juga yang terungkap. Seragam tentara dalam film Merah Putih ternyata salah, Bo ! Waduh… ! ( Sssttt… Mas Sutradara, kru film, dan peñata kostum, lain kali cari Kang Iman cs dulu yah , biar gak salah lagi bajunya hehehe…. ).
Ngobrol dengan Kang Iman cs membuka wawasan baru, belajar sejarah ternyata asyik juga. Memperhatikan detil-detil yang tak pernah tertulis dalam buku pelajaran. Menonton film yang dibuatnya sendiri serasa menenggelamkanku pada film andalan zaman Orde Baru, Janur Kuning.
Di sesi terakhir sore itu, Kang Iman bersama teman-teman lainnya dari Komunitas Historis van Bandung berlatih baris-berbaris. Dikomandoi oleh Pak Agus Burham. Hadap kiri. Hadap kanan. Maju jalan. Istirahat di tempat. Jalan di tempat. Berbaris rapi di halaman belakang Museum Mandala Siliwangi. Bergerak maju sambil membawa senjata di pundak. Serius sekali. Ada kesungguhan penghayatan sejarah di situ ! Komunitas ini mengundang partisipan lain untuk terlibat dalam kegiatan parade dalam rangka memeriahkan acara Konferensi Asia Afrika. Yang terdaftar kemarin ada sekitar 55 orang. Saat melihatnya berlatih, aku seperti terhisap mesin lorong waktu. Kembali pada masa kejayaan Pramuka, berseragam lengkap dengan tongkat merah hitam. Siap bertanding PBB ( baris berbaris di kompleks tentara juga ).
Bandung yang cantik, sejarah akan diapresiasi sebagai sebuah pelajaran untuk masa depan. Cermin untuk menata tingkah laku agar yang salah tak muncul kembali di kehidupan kita. Dari sejarah, kita belajar tentang kearifan hidup. Puncak peringatan Konferensi Asia Afrika semoga menjadi pemicu persatuan dan kesatuan dunia ! Penentram percikan api yang panas ! Pencipta keharmonisan hidup manusia !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun