Jurnalisme kini berkembang pesat dengan dukungan teknologi yang modern dan terus berubah setiap saat. Jurnalisme kini bersifat multimedia, dan konten berita pun tidak hanya diunggah dalam media siber; melainkan bisa melalui media sosial juga.
Media sosial merupakan media yang kini digunakan hampir semua orang di dunia. Indonesia sendiri, juga memiliki jumlah pengguna media sosial yang cukup banyak.Â
Diketahui, jumlah pengguna media sosial di Indonesia per 2019, berjumlah sekitar 150 juta orang. Hal ini dengan Facebook sebagai media sosial yang paling sering digunakan, dan memiliki 81 persen penetrasi pengguna.
Adanya data tersebut menunjukkan jika media sosial menjadi sesuatu yang digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Maka media sosial pun menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sebagai sebuah media informasi.Â
Hal ini didukung dengan studi Yogrt pada 2017, bahwa 79% pengikut survei ini menjadikan media sosial sebagai media untuk memperoleh informasi.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan kita jika media sosial kini juga bisa menjadi media penyebaran informasi, dan dalam produk jurnalistik yaitu berita.Â
Informasi di internet tidak bisa hanya dibatasi pada media siber, melainkan bisa diperoleh dari media sosial. Media sosial pun bisa juga dihubungkan dengan promosi konten berita di media siber.
Diskusi daring pada Senin (27/4/2020) bersama Social Media Officer Detik.com, Meliyanti Setyorini serta jurnalis detik.com Elza Astari R memberikan perspektif baru mengenai pengelolaan media sosial sebagai hal yang masif; tentunya, untuk mendukung konten berita yang ada di media siber, atau merancang konten informasi lain yang menarik untuk diunggah ke media sosial.
Diskusi mengenai media sosial dan pengelolaannya untuk mendukung penyebaran konten jurnalistik disebut Meliyanti memiliki beberapa tahap yang harus dilalui.Â
Tentunya, tahap ini untuk mendorong engagement terhadap konten berita detik.com baik di laman berita secara langsung maupun konten yang khusus diunggah ke media sosial. Untuk mendorong engagement tersebut, Meliyanti menyebutkan 5 tahap yang harus dicermati.
Tentukan KPI (Key Performance Indicator)
Jumlah media sosial banyak dan beragam, sehingga perlu untuk mengetahui tujuan, traffic, engagement, serta branding di media sosial yang akan digunakan.Â
Misalnya, pada Facebook, Twitter, dan Instagram. Traffic sendiri dijelaskan Meliyanti, adalah jumlah pembaca yang masuk ke laman berita; sedangkan engagement adalah jumlah respon yang diterima pada unggahan di media sosial. Branding sendiri adalah melihat bagaimana presentasi media tersebut di media sosial.
Definisikan Pembacamu
Selain KPI, saat membagikan berita di media sosial juga perlu memperhatikan definisi pembaca. Kita perlu melihat rata-rata usia pengguna media sosial tersebut, lokasi, bahkan jika diperlukan SES (Social-Economic Status). Hal ini menurut Meliyanti, diperluka untuk menyesuaikan isi artikel yang dijadikan konten di media sosial.
Pengemasan dan Proses Upload
Setelah melihat KPI dan mendefinisikan pembaca, maka selanjutnya adalah pengemasan dan proses upload konten berita ke media sosial. Secara sederhana, Meliyanti menyebutkan hal ini sebagai proses bagaimana mengemas berita yang sudah jadi atau terbit di media siber ke media sosial.Â
Misalnya dengan link, caption, foto dan grafis lainnya. Meliyanti mengatakan jika konten dalam bentuk gambar atau video cenderung lebih menarik untuk audiens di media sosial.
Setelah pengemasan, konten akan masuk ke tools atau CMS (Content Management System). Tim Social Media Officer kemudian akan memutuskan konten tersebut segera tayang ke media sosial, atau pun dijadwalkan pada waktu tertentu.Â
Berita dengan urgensi tinggi, umumnya akan langsung diunggah ke media sosial. Berita dengan sifat yang lebih ringan, diunggah sesuai waktu prime time mengakses media sosial.
Analisa Hasil
Setelah diunggah, maka perlu dilakukan analisa hasil. Analisa hasil mencoba melihat jika konten yang diunggah sesuai dengan apa yang ditentukan sebelumnya di tahap pertama.Â
Perlu dilakukan diskusi mengenai strategi unggahan konten di media sosial, seperti apakah strategi berhasil menaikkan engagement atau bahkan penggantian strategi sesuai target yang ingin dicapai.
Lanjutkan Strategi Konten yang Berhasil
Analisa hasil yang menunjukkan keberhasilan strategi, kemudian akan dilanjutkan. Meliyanti menyebutkan jika kegagalan bukan masalah, namun strategi yang harus dipertahankan adalah yang berhasil.
Strategi yang dilakukan untuk membuat traffic dan engagement terhadap konten berita di media sosial juga beragam, dari mulai gaya bahasa caption yang menyertai berita hingga tampilan informasi yang bisa menarik pembaca.Â
Hal ini, tentunya perlu untuk direncanakan dengan matang agar berita yang dibagikan diakses secara luas.
Penerbitan berita di media siber, tentunya tidak lepas dari kerja para jurnalis untuk meliput berita. Simak podcast penulis untuk mengetahui cerita sebagai jurnalis online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H