Mohon tunggu...
Arum Sekar Nurhijannah
Arum Sekar Nurhijannah Mohon Tunggu... Guru - Education enthusiast | a reader

Mencoba hal baru tidaklah mudah namun bukan hal yang buruk. Tetap konsisten melakukan hal baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi dan Contoh Penerapannya

4 Januari 2023   08:28 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:41 14446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran berdiferensiasi mengusung konsep pemenuhan kebutuhan dan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Apabila disesuaikan kebutuhan dan kemampuan maka pembelajaran dapat lebih maksimal.

Pengertian pembelajaran berdiferensiasi

Merujuk pada pengertian pembelajaran berdiferensias, Tomlinson (2001) menyebutkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu yang berbeda satu sama lain. Upaya yang diberikan dari sebuah kurikulum yaitu memberikan kebebasan perencanaan pembelajaran dan asesmen sehingga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sehingga dengan pemenuhan tersebut peserta diidk dapat meningkatkan kemampuan dan emngembangkan potensinya dengan maksimal.

Contoh diferensiasi peserta didik
Contoh keragaman anak di kelas yaitu di kelas 7 bu Dyah sebagai guru bahasa Inggris mengelompokkan peserta didik di kelas tersebut sesuai dengan kemampuan menangkap informasi baru.
Kelompok A adalah peserta didik yang cepat menangkap informasi baru. Kelompok B adalah peserta didik yang cujup mudah menerima pengetahuan baru. Sedangkan, kelompok C merupakan kelompok peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pengetahuan baru.

Dengan perbedaan tersebut bu Dyah memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kemampuan peserta didik dalam menerima informasi. Hal ini berhubungan dengan kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) merupakan kemampuan peserta diidk dalam mempelajari materi/informasi baru. Kesiapan individu peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan namun terutama adalah dirinya sendiri.

Tiga cara memetakan kebutuhan peserta didik
Menurut Tomlinson (2001), ia menyebutkan bahwa terdapat tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Ketiga cara tersebut adalah
1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness)
yaitu kemampuan setiap peserta didik untuk menangkap dan menerima informasi baru. berdasarkan kesiapan belajar, guru perlu untuk memetakan kesiapan murid dengan mengelompokkannya dalam grup yang  berbeda. Pengelompokkan ini dilakukan dengan tujuan peserta didik dapat belajar dengan pace masing-masing, tidak belajar dengan kecepatan di luar batas kemampuannya.
2. Minat peserta didik
Setiap anak adalah individu yang berbeda. Perbedaan ini dapat datang dari minat peserta didik masing-masing. Misalnya, seorang peserta didik kurang minat belajar matermatika namun sangat menikmati pelajaran seni. Lalu, peserta didik lainnya memiliki minat belajar bahasa Inggris namun kurang suka pelajaran sejarah, dan lain sebagainya. Minat merupakan faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran. Apabila memiliki minat yang besar maka ia akan lebih aktif pada proses pembelajaran tersebut.
3. Profil belajar peserta didik
Tomlinson dalam Hockett (2018) menyebutkan bahwa peserta didik menunjukkan kecenderungan masing-masing dalam menggunakan pendekatan belajar. Pendekatan belajar yang dipilih merupakan pengaruh dari gaya belajar, tingkat kecerdasan, lingkungan sosial-budaya, jenis kelamin, dan lainnya.

Tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi
Setelah memetakan kebutuhan belajar murid, guru perlu menentukan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Ada  tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu diantaranya:
1. Diferensiasi konten yaitu pembedaan materi yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
2. Diferensiasi proses yang merujuk pada proses belajar peserta didik.
3. Diferensiasi produk atau dengan kata lain adalah hasil peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun