Arum Sekar Adyota, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung.
Nila Ubaidah, S. Pd., M. Pd., dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Matematika Inklusi, Unissula.
Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang menekankan pentingnya mengakomodasi semua siswa tanpa terkecuali dalam proses pembelajaran. Pendidikan inklusif bermula pada prinsip kesetaraan yang mengatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan belajar sama terlepas dari latar belakang mereka. Dengan menciptakan lingkungan yang ramah, terbuka, serta mendukung adanya perbedaan, siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar sehingga terciptalah ruang belajar yang kondusif.
Inklusi diambil dari kata inclusion dalam bahasa inggris, yang berarti mengikutsertakan atau melibatkan. Inklusi bisa diartikan sebagai cara menghargai setiap orang dengan latar belakang yang berbeda dilihat dari gender, agama, suku, fisik, ataupun mental. Menurut Ainscow dan Susie dalam Wijaya & Supriyono (2022), pendidikan inklusi merupakan konsep yang diperuntukkan bagi semua siswa, dengan berdasar latar belakang yang berbeda-beda dan patut dihargai. Dengan adanya filosofi pendidikan inklusi ini, menyebabkan adanya pengaruh pada pencapaian akademik serta perkembangan sosial dan emosional siswa.
Adanya pengetahuan tentang pendidikan inklusif membawa dampak yang positif mengenai keberadaan pendidikan inklusif itu sendiri. Semakin banyak orang membicarakan pendidikan inklusif, semakin besar pula peluang dukungan untuk keterlaksanaan pendidikan inklusif. Hal ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang memiliki perbedaan yang istimewa. Mereka adalah pihak pertama yang merasakan dampak positif ini. Akses untuk pendidikan yang selama ini didambakan oleh anak-anak yang berbeda itu bisa mengalir deras. Tak hanya bermanfaat bagi anak-anak yang istimewa saja tetapi juga lingkungan di sekitar anak-anak tersebut.
Menurut penelitian yang dilaksanakan oleh Junta dkk (2023), telah terbukti bahwa pendidikan inklusif berdampak positif baik bagi siswa yang berkebutuhan khusus maupun siswa yang tidak berkebutuhan khusus. Terjadi perkembangan sosial-emosional yang positif antara keduanya. Siswa dengan kebutuhan khusus memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya mereka yang bukanlah siswa berkebutuhan khusus. Sementara bagi siswa tanpa kebutuhan khusus dapat mengembangkan ketrampilan sosial, empati, serta toleransi.
Selain dampak positif yang dirasakan setelah adanya pendidikan inklusif, pastinya juga terdapat pula tantangan yang dihadapi. Tantangan yang pertama kali muncul pada benak kita saat mendengar pendidikan inklusif adalah bagaimana cara agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh semua siswa, khususnya pada materi matematika. Mengingat banyak sekali orang awam yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit, apalagi ini harus dihadapkan kepada anak-anak yang istimewa.
Tenaga pendidik berisi orang-orang yang sangat kreatif dalam bidangnya. Tentunya, hal ini merupakan nilai tambahan yang bisa menjawab pertanyaan seputar pendidikan inklusif tadi. Tenaga pendidik dituntut untuk bisa dalam segala hal, termasuk mencari solusi agar materi dapat tersampaikan dengan baik. Pendidik akan menggabungkan beberapa inovasi teknologi yang efektif dalam membuat materi matematika lebih mudah diakses. Memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Pendidik juga mengaitkan materi matematika dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menempatkan diri mereka pada situasi yang nyata. Kegiatan ini dapat melatih kemampuan pemecahan masalah mereka serta kemampuan sosial mereka saat bermasyarakat nantinya. Selain itu, pendidik dengan perlahan memperkenalkan terlebih dahulu konsep matematika yang akan diajarkan sebelum siswa terjun langsung pada suatu permasalahan. Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan juga harus dipastikan bahwa semua siswa dapat menangkap informasi yang disampaikan.
Pendidikan matematika yang inklusif adalah langkah awal menuju pendidikan yang setara. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi akses bagi semua siswa, kita dapat memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. Pendekatan ini tidak hanya memberikan manfaat akademis, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih adil di mana semua orang dihargai dan memiliki kesempatan yang sama khususnya dalam hal pendidikan. Dalam dunia yang terus berkembang, penting untuk kita semua berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang dapat diakses dan yang paling penting, relevan bagi semua.
Daftar Pustaka
Junta, J. N. S. et al., 2023. Mewujudkan Pendidikan untuk Semua: Studi Implementasi Pendidikan Inklusif di Indonesia. Jurnal Birokrasi & Pemerintahan Daerah, 5(2), pp. 205-214.
Wijaya, M. M. & Supriyono, 2022. Pengembangan Pendidikan Inklusi: Argumentasi dan Tantangan di Era Modern. Mimikri: Jurnal Agama dan Kebudayaan, 8(2), pp. 415-430.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H