1. Berkurangnya interaksi sosial
  Penggunaan jasa catering mengurangi gotong royong, terutama di perkotaan.
2. Pengaruh modernitas
  Globalisasi dan modernitas mengikis tradisi rewangan, membuatnya semakin jarang    dilestarikan.
Tradisi rewang masih marak dan sangat penting dalam masyarakat Jawa, terutama dalam memperkuat solidaritas sosial dan kebersamaan. Meskipun mengalami tantangan dari modernitas dan pergeseran makna di perkotaan, tradisi ini tetap menjadi modal sosial yang berharga. Untuk melestarikannya, diperlukan upaya kolektif dari masyarakat untuk terus menghidupkan praktik gotong royong ini, memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan sosial yang terkandung di dalamnya tetap diwariskan kepada generasi mendatang. Rewang bukan hanya tentang membantu dalam acara besar, tetapi juga tentang membangun jaringan sosial yang kokoh dan komunitas yang harmonis.
Daftar PustakaÂ
Afifah, S. (2022). Tradisi rewang Dalam Kajian Psikologi Sosial. Indonesian Journal of Behavioral Studies, 2(2), 97-106.
Dewi, S. P. (2022). Tradisi rewang dalam adat perkawinan komunitas Jawa di Desa Petapahan Jaya SP-1, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Indonesian Journal of Behavioral Studies, 2(2), 97-106.
Setiawan, E. (2024). KEARIFAN LOKAL TRADISI rewang DALAM MEMBANGUN SOLIDARITAS MASYARAKAT PERDESAAN JAWA. Publicio: Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan dan Sosial, 6(1), 48-58.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H