Rewangan dan Disonansi Kognitif
Dalam budaya Jawa, konsep "sungkan" sering muncul saat ada undangan untuk melakukan rewang, di mana meskipun kita berhalangan, kita tetap hadir untuk menjaga keharmonisan sosial. Tradisi rewang dapat dikaitkan dengan teori disonansi kognitif, yang menjelaskan bahwa ketidaknyamanan psikologis mendorong individu untuk menyesuaikan tindakan mereka agar konsisten dengan keyakinan mereka (Festinger dalam Japariyanto, 2006). Masyarakat sering merasa tidak nyaman jika tidak berpartisipasi dalam rewang, namun nilai-nilai sosial dan rasa tanggung jawab mendorong mereka untuk tetap ikut serta. Ini menunjukkan bahwa ketidaknyamanan ini dapat mendorong individu untuk terlibat demi menjaga konsistensi antara nilai-nilai yang dipegang dan tindakan yang diambil dalam konteks rewang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Berdasarkan topik yang kami angkat serta beberapa sumber berdasarkan penelitian terkait terdapat faktor-faktor yang menjadikan seseorang ikut andil dalam budaya rewangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
-
Pengaruh Budaya.Â
Budaya rewangan mempromosikan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas tinggi yang diwariskan secara turun-temurun di masyarakat Jawa. Tradisi ini menjadi simbol keikhlasan dan kebersamaan dalam membantu meringankan beban, terus berlangsung sebagai bentuk gotong royong kolektif dalam komunitas (Lauer, 2015).
Keterlibatan sosial.Â
Masyarakat pada umumnya mengikuti rewangan karena memiliki keterlibatan sosial dengan kerabatnya atau masyarakat setempat. Mereka ingin berkontribusi dan menunjukkan partisipasi aktif dalam rewangan. rewang sebagai sarana masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan sosial yang bermula dari hubungan berdasarkan kesukarelaan. Membantu pekerjaan demi terselesainya sebuah hajatan (Anshori, 2021).
Faktor ekonomi.Â
Tradisi rewangan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Mereka yang memiliki status ekonomi dan pendidikan lebih tinggi cenderung ikut serta untuk menunjukkan status sosial dan memberikan bantuan finansial demi kelangsungan acara (Geertz, 2014).
Dampak Rewangan
A. Dampak positif
Melestarikan budayaÂ
Rewangan telah bertahan berabad-abad sebagai bagian identitas masyarakat Jawa.
Meningkatkan interaksi sosial
Melalui kerja bersama, rewangan memperkuat solidaritas sosial dan membantu     menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
B. Dampak negatif