Mohon tunggu...
Arum Putri Rahmasari
Arum Putri Rahmasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

saya suka hal-hal yang berhubungan dengan traveling dan juga wellness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tindakan yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah dan Pengelola Pariwisata untuk Mengatasi Over-Tourism

19 April 2023   11:48 Diperbarui: 19 April 2023   11:51 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Over-tourism atau pariwisata berlebihan adalah isu yang semakin sering terjadi di banyak destinasi wisata di seluruh dunia. Hal ini terjadi ketika terlalu banyak wisatawan datang ke suatu tempat dalam waktu yang bersamaan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan bahkan ketegangan antara wisatawan dan warga setempat.

Peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berarti manfaat bagi suatu destinasi wisata. Terlalu banyak wisatawan dalam satu tempat pada waktu yang bersamaan dapat memicu beberapa masalah, seperti kerusakan lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan meningkatnya biaya hidup. Jika dibiarkan berlarut-larut, over-tourism dapat merusak destinasi wisata dan membuat wisatawan enggan untuk kembali.

Salah satu contoh kasus over-tourism terjadi di Bali, Indonesia. Pada musim liburan, Bali seringkali dipadati oleh wisatawan, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas, pencemaran lingkungan, dan meningkatnya harga-harga yang justru merugikan warga setempat. Selain itu, terlalu banyak wisatawan yang datang ke Bali juga berdampak pada keterbatasan sumber daya, seperti air dan listrik.

Pemerintah dan pengelola pariwisata harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah over-tourism. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:

1. Memperkuat pengaturan jumlah wisatawan yang datang ke suatu destinasi wisata pada waktu yang bersamaan.

2. Menerapkan kebijakan pajak wisatawan untuk mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata pada puncak musim liburan.

3. Mengalokasikan sumber daya secara bijaksana, seperti air dan listrik, untuk menghindari terjadinya keterbatasan.

4. Membangun infrastruktur yang memadai untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.

5. Mengembangkan program pariwisata yang berkelanjutan, seperti menumbuhkan pariwisata berbasis budaya, pariwisata ekologis, atau pariwisata petualangan yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata yang belum begitu populer.

6. Mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memperbaiki pengelolaan sampah, dan menumbuhkan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.

Dalam menangani masalah over-tourism, peran serta masyarakat setempat sangatlah penting. Masyarakat setempat harus menjadi bagian dari solusi dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata di suatu destinasi wisata. Selain itu, pemerintah dan pengelola pariwisata harus memperhatikan dampak sosial dan ekonomi pariwisata pada masyarakat setempat serta mempromosikan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab sosial.

Selain tindakan-tindakan yang telah disebutkan di atas, pemerintah dan pengelola pariwisata juga dapat melakukan beberapa hal lainnya untuk mengatasi over-tourism, antara lain:

1. Membatasi akses ke destinasi wisata yang paling populer: Pemerintah dapat mengatur akses ke destinasi wisata yang paling populer dengan membatasi jumlah wisatawan yang diizinkan untuk masuk dalam satu hari atau jam. Hal ini dapat membantu mengurangi kerumunan dan memperpanjang waktu yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk mengeksplorasi destinasi wisata yang berbeda.

2. Mengatur pembangunan properti dan akomodasi: Pembangunan properti dan akomodasi juga dapat memicu over-tourism. Oleh karena itu, pemerintah dan pengelola pariwisata perlu mengatur pembangunan properti dan akomodasi agar sesuai dengan kebutuhan wisatawan dan tidak berdampak buruk pada lingkungan serta masyarakat setempat.

3. Meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan: Salah satu cara untuk mengurangi over-tourism adalah dengan meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan sehingga mereka dapat menikmati destinasi wisata selama lebih lama. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang lebih baik mengenai destinasi wisata, menawarkan aktivitas yang beragam dan menarik minat wisatawan, serta meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas yang ada di destinasi wisata.

4. Mengurangi penggunaan transportasi bermotor: Transportasi bermotor juga dapat menyebabkan over-tourism, terutama jika destinasi wisata yang dikunjungi hanya dapat diakses dengan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, pemerintah dan pengelola pariwisata dapat mendorong penggunaan transportasi umum atau kendaraan beroda dua seperti sepeda atau motor listrik untuk mengurangi dampak buruk transportasi bermotor pada lingkungan.

5. Mengurangi dampak pariwisata pada lingkungan: Pemerintah dan pengelola pariwisata perlu mengurangi dampak pariwisata pada lingkungan dengan memperbaiki sistem pengelolaan sampah, mendukung penggunaan energi terbarukan, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, dan memperkuat pengawasan terhadap penggunaan sumber daya alam.

Dalam mengatasi Over-Tourism, pemerintah dan pengelola pariwisata juga dapat mempertimbangkan untuk mempromosikan pariwisata selain hanya di destinasi wisata yang sudah terkenal dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Destinasi wisata alternatif dapat diangkat dan dipromosikan sehingga wisatawan dapat memiliki banyak pilihan destinasi untuk dikunjungi. Hal ini dapat membantu mengurangi beban pada destinasi wisata yang sudah terkenal dan memperluas basis pariwisata di suatu negara atau daerah.

Selain itu, pemerintah dan pengelola pariwisata juga dapat mengambil tindakan untuk membatasi akses wisatawan ke beberapa area di destinasi wisata yang rawan kerusakan lingkungan atau memiliki nilai sosial budaya yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan budaya di suatu destinasi wisata. Pemerintah dan pengelola pariwisata juga dapat mengambil tindakan untuk memperkuat pengawasan terhadap wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata, termasuk memastikan bahwa wisatawan mematuhi peraturan dan etika wisata yang berlaku di destinasi tersebut.

Dalam jangka panjang, pemerintah dan pengelola pariwisata juga dapat mempertimbangkan diversifikasi ekonomi agar masyarakat setempat tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama. Diversifikasi ekonomi dapat membantu masyarakat setempat mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi di suatu daerah.

Secara keseluruhan, mengatasi over-tourism adalah tugas yang kompleks dan memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengelola pariwisata, dan masyarakat setempat. Dalam mengatasi over-tourism, tindakan yang diambil harus mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkaitan dengan pariwisata serta mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun