Mohon tunggu...
Arum Pusporini
Arum Pusporini Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter

Hello, you can call me Arum. I am starting to look for roles in copy writing, content writing, content creator and about social media handling. Currently working in this area. I am still learning and keeping people experience as on social media, content creator, copywriter, and content writer. Have a nice day everyone!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Parah! Udara di Jakarta 40 Kali Lipat Bahayakan Kesehatan Anak

12 Juni 2023   12:41 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:40 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TANGSEL -- Dalam dua pekan terakhir, Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan polusi udara terburuk nomor 1 di Asia Tenggara. Dilansir dari IQAir pada Senin, 12 Juni 2023 pukul 11.00 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 161 AQI. 

Standar kualitas udara yang ditetapkan WHO memiliki bobot konsentrasi PM 2.5, antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik. Namun, sejumlah kota besar di Indonesia salah satunya Jakarta bobotnya hampir 40 kali lipat lebih tinggi dari standar tersebut.

Polusi udara yang terjadi timbul dari transportasi, sektor industri, pembakaran sampah, pembangkit listrik dan sektor lain (sumber yang tidak bergerak), baik di kawasan Jakarta maupun wilayah sekitar Jakarta. 

Kekhawatiran ini tak hanya dirasakan oleh pegiat lingkungan, namun juga masyarakat yang memiliki anak-anak atau orang lanjut usia. Polusi udara menyebabkan lebih dari 10.000 kematian dan 7000 anak mengalami masalah kesehatan tiap tahunnya. Ancaman ini berisiko tinggi pada gangguan pernapasan, peradangan, paru-paru, infeksi pernapasan akut,  dan jantung.

"Partikel polusi udara yang kecil mengandung sifat yang memicu radikal bebas. Dampaknya untuk paru-paru terutama pada anak akan memicu iritasi dan peradangan (seperti ISPA, asma, bronkitis, atau pneumonia)." Ujar dr. Yuni Astria, Sp.A, dalam Live Instagram Gizidat (8/7).

Sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengambil tindakan konkret seperti pemberian sanksi pencemar udara, pengetatan BMUA daerah, penetapan status mutu udara, dan mempublikasikan kepada masyarakat serta mengatasi pengendalian pencemaran udara.

Masyarakat juga perlu membantu Pemerintah dalam mengatasi pencemaran udara, dengan menjaga kesehatan dan kebersihan si kecil dengan pemberian makanan bergizi, sanitasi yang baik, serta tambahan multivitamin Gizidat untuk mendukung pertahanan tubuh si kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun