Mohon tunggu...
Ana susanti
Ana susanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kearifan Lokal sebagai Sistem Peringatan Dini Bencana

5 Februari 2019   20:05 Diperbarui: 5 Februari 2019   20:35 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

95 % dari 78.000 populasi Simelue yang tinggal di pesisir laut berhasil menerapkan kearifan lokal smong. Penduduk Simeulue yang tewas akibat tsunami 2004 "hanya" 7 orang. Ajaib!

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Menyelamatkan Diri dari Bencana Likuefaksi

Wilayah Balaroa dan Patobo, Palu, serta Jono Oge, Sigi, Sulawesi Tengah mengalami fenomena likuifaksi atau pergerakan tanah yang menyebabkan rumah ambles dan jalanan naik.

BMKG mengatakan masyarakat mengenal lokasi likuifaksi dengan istilah nalodo. Nenek moyang masyarakat Palu sebenarnya telah merekam kejadian likuifaksi dalam istilah lokal, yang menandakan bahwa mereka telah mengenalinya sejak lama. Likuifaksi disebut dengan istilah 'nalodo' yang berarti amblas dihisap lumpur.

Ketika gempa di palu, ada cerita yang memilukan terjadi, diceritakan kembali oleh bapak Sudono Suhardinoto menurutnya sesaat setelah gempa masyarakat berbondong keluar rumah untuk berkumpul di depan lapangan masjid, namun tidak berapa lama tanah terbelah sehingga semua orang yang berkumpul itu masuk ke dalamnya dan beberapa saat tanah itu tertutup kembali.

Sebagaian orang selamat dari likuifaksi adalah orang yang naik dan berpegangan di pohon. Sehingga Palu dapat belajar dari Simeuleu dengan menggunakan istilah lokal "NALODO" sebagai Sistem Peringatan Dini jika terjadi gempa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun