Mengapa demikian? Karena dengan bersyukur maka bisa menambah nikmat yang lapis-lapisnya makin membahagiakan. Namun ungkapan rasa syukur tidak semata-mata hanya menerima saja. keindahan syukur pada insan juga memerlukan rasa semangat untuk menjaga atau mempertahankan nikmat yang telah diberikan, meningkatkan potensi diri, serta terus berupaya untuk selalu memperbaiki diri agar menjadi lebih baik.Â
Rumput dalam pekarangan rumah millik sendiri akan jauh terlihat hijau apabila pemilik rumah selalu merawat dengan baik serta mencabut benalu-benalu yang bisa merusak pemandangan pekarangan. Ibarat sebuah bahtera rumah tangga, maka rumput diibaratkan sebagai pasangan dan keturunan.Â
Warna hijau merupakan pemaknaan tetang kebahagian dalam keluarga. Jika pribadi ini mampu menjadikan pasangan dan keturunan sebagai ladang pahala dengan menciptakan senyuman di tengah kerumunan prasangka, Â melebur kesedihan menjadi pengangkat derajat keimanan, menilai sebuah ujian kesukaran sebagai tali pengikat kokohnya pernikahan,Â
maka tentunya semua yang ombak yang menerjang kapal akan terasa seperti deburan ombak di tepi pantai.Â
Nah, kalau ungkapan bersyukur sudah menjadi gelombang elektromagnetik dalam setiap kondisi kehidupan, maka tidak ada bahkan tidak akan pernah ada ungkapan tentang rumput tetangga lebih hijau dari rumput pekarangan rumah. Sebab dari rasa syukur akan selalu menjadikan hijau rumput kita untuk ditambah, bertambah, dan selalu nambah.
*Spesial untuk para pemberi aufklarung di Bumi Assalam*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H