Gambaran Singkat Potensi Desa
Desa Tegal Waru merupakan salah satu desa di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Dalam lingkup administratif, Desa Tegal Waru tepatnya berada di Kecamatan Mayang yang memiliki luas wilayah 4,90 km2, dengan jumlah penduduk sekitar 5.809 jiwa, serta jumlah rumah tangga sekitar 1.688 rumah tangga. Jarak desa ini dari pusat kota terbilang cukup jauh, yakni sekitar 16 km. Desa Tegal Waru ini terbagi atas 3 (tiga) wilayah dusun, yaitu dusun (1) Klayu, (2) Sumber Pinang, dan (3) Plalangan. Terbagi dalam 10 RW (rukun warga) dan 34 RT (rukun tetangga).
Mata pencaharian masyarakat di Desa Tegal Waru sebagian besar adalah sebagai petani, yakni mencapai sekitar 56,5%. Beberapa masyarakat disini bekerja sebagai karyawan bank dan buruh pabrik. Tidak sedikit pula masyarakat yang menekuni pekerjaan di bidang perdagangan maupun mengembangkan usaha di bidang produksi barang dan jasa sebagai mata pencahariannya sehari-hari. Usaha yang ditekuni masyarakat guna sebagai sumber penghidupan keluarganya diantaranya ialah usaha: (a) Produksi kue kacang, (b) Ojek bentor (becak motor), (c) Tukang cukur, (d) Penjahit, (e) Produksi tahu dan susu kedelai, dan (f) Laundry.
Khusus untuk usaha laundry, kini dikembangkan oleh salah satu warga di Desa Tegal Waru yang tepatnya di Dusun Klayu. Usaha yang dijalankan secara perseorangan tersebut, selama ini jasanya telah merambah sampai ke beberapa desa di sekitarnya. Adapun sistem pemasaran usaha laundry di Desa Tegal Waru masih bersifat konvensional, artinya pelaku usaha belum mengenal dan menerapkan sistem pemasaran secara daring (online) atau dalam dunia bisnis sering disebut juga dengan digital marketing.
Identifikasi Permasalahan
Sistem pemasaran usaha yang masih bersifat konvensional mengakibatkan usaha laundry tersebut kurang begitu dikenal banyak orang. Peminat jasa usaha laundry ini juga tidak terlalu banyak karena monotonnya perkembangan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Permasalahan tersebut semakin diperparah dengan adanya Pandemi Covid-19 yang menjadikan usaha laundry milik pelaku semakin sulit untuk mendapatkan pelanggan sehingga omset yang didapat juga menurun drastis. Mencermati permasalahan serius ini, maka saya, Arum Indah Sari, Mahasiswa Universitas Jember (http://unej.ac.id) yang saat ini sedang melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Tegal Waru ini tertarik untuk membantu pelaku usaha laundry di desa ini untuk keluar dari masalah sulitnya mendapat pelanggan dan turunnya omset yang drastis. Oleh karena itu, dalam rangka kegiatan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru ini ditetapkan program mengisiasi (mengajak) pelaku usaha laundry untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi kreatif berbasiskan digital marketing. Hal tersebut dimulai dengan mengembangkan dan melakukan pemasaran melalui media sosial atau marketplace.
Program Kerja (Proker) KKN Back to Village 3
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan optimalisasi bisnis menggunakan inovasi kreatif yang direalisasikan pada usaha laundry dan teknologi secara online melalui media sosial atau marketplace WhatsApp Business kepada pelaku usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
Adapun pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan terdapat beberapa metode, diantaranya memberi materi tentang cara berinovasi dari usaha laundry secara kratif dengan tujuan menambah wawasan pelaku usaha laundry untuk menarik perhatian pelanggan dengan inovasi kreatif yang dimiliki pelaku usaha. Selain itu, memberikan materi tentang tata cara berbisnis online secara kreatif di masa Pandemi Covid-19 kepada pelaku usaha laundry dengan tujuan agar pelaku usaha laundry tersebut mendapat gambaran tentang pentingnya pengembangan dan pemasaran bisnis di dunia online. Pelatihan dan pendampingan juga dilakukan kepada sasaran dalam membuat usaha lebih kreatif dan inovatif, serta dibutuhkan pelanggan. Hal ini dilakukan agar sasaran mengerti akan pentingnya sebuah kualitas pelayanan yang unik dan dibutuhkan oleh pelanggan (market needs).
Dilaksanakan pembimbingan dan pelatihan dalam optimalisasi pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada pelanggan agar perkembangan pemasaran usaha laundry tersebut tidak monoton. Optimalisasi pelayanan dan pengenalan usaha dilakukan secara online dengan teknik visual identity branding agar usaha laundry dapat dikenal oleh lebih banyak orang lagi, selain itu dapat selalu diingat dan dipercaya karena memiliki merk (brand) unik dan menarik agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Melakukan pelatihan dan pendampingan promosi atau iklan di media sosial atau marketplace secara kreatif dengan biaya minimum agar produk sasaran dapat dilihat calon konsumen lebih banyak tanpa membuat sasaran mengeluarkan banyak pengeluaran biaya untuk iklan. Diharap dengan adanya inovasi kreatif yang diberikan ini dapat membantu usaha laundry tersebut mengembangkan dan mengoptimalisasi bisnisnya secara offline maupun online seperti di media sosial atau marketplace WhatsApp Business yang dapat diteruskan ke Instagram atau media sosial lainnya.
Pembuatan Program Kerja
Adapun awal perencanaan kegiatan ini dilakukan komunikasi dengan Penanggung Jawab Kepala Desa Tegal Waru dalam meminta izin dan dukungan dalam berlangsungnya Program KKN Back to Village 3. Wawancara dan diskusi yang dilaksanakan dengan Penanggung Jawab Kepala Desa Tegal Waru diantaranya, yaitu waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta konsep pelaksanaan kegiatan. Pada tahap perencanaan ini diidentifikasikan permasalahan usaha laundry di Desa Tegal Waru terkait dengan sulitnya mendapat pelanggan dan penurunan omset yang drastis, serta mengkomunikasikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilakukan untuk pengoptimalan bisnis usaha laundry yang ditekuni sasaran. Demikian juga didiskusikan langsung dengan sasaran mengenai perencanaan program yang akan di realisasikan kepada usaha laundry.
Terkait dengan program kerja (Proker) pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember ini dapat dicermati pada: (1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru, dan juga (2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru.
Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru
Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru
Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3
Tahap pelaksanaan program kerja dilakukan dengan pelaku usaha laundry sebagai sasaran kegiatan. Pada pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam 4 (empat) minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan tersendiri. Kegiatan pada minggu ke-1 (minggu pertama) adalah mengumpulkan dan mempelajari data potensi desa, melakukan perkenalan dengan sasaran, mendiskusikan permasalahan dengan sasaran di masa pandemi Covid-19, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut.
Berdasarkan data yang didapat menyatakan bahwa usaha laundry di Desa Tegal Waru mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelanggan dan penurunan omset drastis karena usaha laundry masih pasif dalam melaksanakan usaha bisnisnya, yakni kurangnya pengembangan dan strategi pemasaran dari usaha serta minimnya pemahaman dan pemanfaatan teknologi seperti media sosial. Pemahaman mengenai dunia digital marketing, branding, dan creative content juga menjadi salah satu penyebab usaha laundry ini cukup kesulitan menghadapi dampak dari pandemi Covid-19. Untuk mempermudah dalam membantu dan melaksanakan program kerja, maka disusunlah materi yang akan dijadikan sarana pelatihan kepada sasaran.
Pada minggu ke-2 (minggu ke dua) melakukan kegiatan pemaparan materi pelatihan yang terdapat 2 (dua) poin penting di dalamnya. Materi pelatihan pada poin 1 (pertama) berisi penjelasan mengenai langkah-langkah kreatif dan inovatif yang harus digunakan untuk menambah peluang usaha laundry menjadi lebih menarik dan unik dari kompetitor lainnya. Sedangkan materi pelatihan pada poin 2 (ke dua) menjelaskan suatu gambaran berbisnis yang tepat di masa pandemi Covid19. Pada kegiatan pemaparan materi pelatihan poin 2 (ke dua) ini sasaran mendapat materi tentang media sosial, marketplace, dan cara berbisnis pada platform tersebut.
Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3
Pada minggu ke-3 (minggu ke tiga) kegiatannya adalah pendampingan sasaran dalam perancangan pengembangan, pengenalan usaha, pelayanan, dan fasilitas kreatif, inovatif serta dibutuhkan konsumen. Kegiatan pertama diisi dengan survei pengembangan, pemasaran usaha, serta pelayanan dan fasilitas seperti apa yang dibutuhkan pasar serta perancangan pelayanan dan fasilitas seperti penentuan harga, biaya bahan baku pelayanan dan fasilitas, dan STP (Segmenting, Targetting, Positioning). Pada tahap ini ditemukan untuk membuat pelayanan pemilihan parfum/wangi laundry terhadap konsumen. Hal ini diputuskan karena pelayanan tersebut sedang banyak diminati. Kegiatan kedua adalah membeli bahan baku untuk media pelayanan. Pembelian bahan baku dilakukan di Toko Mayang Parfum, yaitu toko yang khusus menjual berbagai kebutuhan arfum seperti parfum laundry dengan kualitas bagus dan harga terjangkau. Setelah bahan baku sudah terkumpul maka kegiatan yang dilaksanakan adalah menata dan membuat daftar nama parfum sesuai dengan wanginya yang dilakukan oleh sasaran.
Kegiatan selanjutnya pembuatan brand identity guidelines merk usaha seperti label, pemilihan warna, serta tagline. Pada tahap awal kegiatan ini sasaran diajak untuk merancang merk dan visual identity merk usaha bersama. Hasil dari kegiatan adalah merk usaha bernama “Mr. Jack Laundry Bersaudara” dengan warna brand biru. Hal tersebut diputuskan karena nama tersebut mewakili unsur kekeluargaan yang dibangun oleh pelaku usaha dan menyisipkan nama anak sebagai bentuk keyakinan serta keberkahan atas usahanya tersebut. Selain itu warna biru yang merupakan warna khas dan identik dengan air yang dipakai untuk memperkuat unsur merk.
Pada tahap selanjutnya adalah eksekusi pembuatan desain label dan desain brand identity guidelines merk, dalam tahap ini pelaksanaan atau eksekusi desain dilakukan dengan menggunakan software CorelDRAW X7 di laptop. Proses pembuatan desain tersebut dilakukan agar usaha laundry memiliki merk secara digital dan dapat digunakan untuk keperluan layanan online maupun pengembangan produk dan merk dengan brand identity guidelines yang telah dibuat tersebut.
Pada tahap selanjutnya di minggu ke tiga ini, adalah pendampingan dalam pembuatan dan pencetakan desain banner usaha. Proses pembuatan desain banner usaha dibuat dengan menggunakan software yang sama dengan sebelumnya, yaitu CorelDRAW X7, adapun penggunaan software ini dilakukan karena mayoritas agensi percetakan menggunakan software tersebut sehingga hal ini diharapkan dapat mempermudah proses pencetakan. Pencetakan banner dilakukan di Percetakan Prima Media Grafika Jember, percetakan tersebut dipilih karena harga yang terjangkau serta lokasi yang mudah dijangkau dari tempat usaha laundry sasaran.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan pendampingan sasaran dalam menggunakan metode digital marketing untuk pengenalan usaha. Kegiatan awal dalam tahap ini adalah pembuatan akun WhatsApp Business sekaligus menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia pada platform. Sasaran melakukan pembuatan akun melalui smartphone, dalam pembuatan akun WhatsApp Business cukup dipersiapkan nomor telepon khusus bisnis untuk memudahkan proses verifikasi dan menghindarkan urusan pribadi dan urusan bisnis tercampur. Setelah akun tersebut terbuat maka kegiatan selanjutnya yakni melakukan perubahan profil dan menggunakan fitur-fitur yang tersedia untuk memudahkan pengenalan usaha dan menjangkau pelanggan.
Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan pada minggu ke tiga ini, adalah optimalisasi media online dengan branding. Optimalisasi media online ini dilaksanakan dengan mengacu pada brand identity guidelines yang telah dibuat pada beberapa hari sebelumnya, yaitu melengkapi mengubah nama akun pengguna dengan sama sesuai dengan brand dan ketentuan pada platform. Selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu melengkapi profil pada akun WhatsApp Business yang memuat informasi bisnis mulai dari nama bisnis, alamat usaha, kategori bisnis, detail kontak, deskripsi, email, dan situs website seperti halaman Facebook dan Instagram.
Capaian Hasil Pengabdian KKN Back to Village 3 dan Peluang Impact-nya
Pada minggu ke-4 (minggu ke empat) kegiatan yang dilaksanakan adalah monitoring dan evaluasi pada kegiatan yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu. Dalam tahap ini dilakukan monitoring melalui pemantauan akun media online yang dijalankan oleh sasaran. Sasaran pada kegiatan tersebut sudah cukup mampu untuk menjalankan media online secara mandiri pada akun WhatsApp Business-nya seperti berkomunikasi langsung dengan para pelanggan. Selain itu sasaran juga mampu dalam merancang pelayanan kreatif dan pengembangan usaha untuk selanjutnya diperkenalkan secara online melalui media sosial atau marketplace WhatsApp Business. Kemudian evaluasi yang diberikan pada tahap ini berupa arahan dan solusi untuk tahap-tahap yang kurang optimal.
Evaluasi diberikan untuk beberapa kegiatan diantaranya, penggunaan teknologi dalam hal ini smartphone. Sasaran perlu lebih sering dan banyak belajar agar lebih mahir dalam pengoperasian smartphone dan berbagai aplikasi lainnya. Hal lain yang dievaluasi yaitu pengenalan/promosi usaha dan pelayanan, untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pengenalan/promosi online maka selain menggunakan WhatsApp Business sasaran juga perlu melakukan pengenalan/promosi di platform lain seperti Instagram dan Facebook. Selanjutnya evaluasi diberikan untuk produk sebagai media pelayanan yang perlu ditambah variasi atau dalam istilah lain diversikasi produk pelayanan, hal ini dilakukan agar usaha laundry memiliki pilihan lebih banyak yang dibutuhkan oleh konsumen.
Evaluasi dan monitoring kegiatan dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan pada program KKN Back to Village 3 dengan mengajak usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Hasil pelaksanaan program ini secara garis besar membantu dalam proses optimalisasi usaha laundry Desa Tegal Waru secara online. Dengan program ini usaha laundry tidak hanya diajak untuk membuat usaha berkembang dan dikenal melalui online saja namun juga merancang pelayanan inovatif, kreatif, dan dibutuhkan pasar serta membuat konten kreatif dan berkualitas dengan mengacu pada brand identity guidelines sehingga menghasilkan output maksimal pada merk usaha dan pelayanan baik dari segi brand maupun fasilitas usaha laundry tersebut.
Mengacu pada evaluasi dan monitoring yang telah dilaksanakan, peluang-peluang impact yang dapat diperoleh secara signifikan yakni banyaknya tanggapan positif dari masyarakat sekitar dengan adanya usaha laundry di Desa Tegal Waru. Para pekerja lain, seperti karyawan maupun pelaku usaha lain seperti usaha konveksi dapat meringankan pekerjaannya dan meminimalisir tenaga dengan menjadi pelanggan pada usaha laundry ini. Sedangkan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dapat menjadi karyawan dengan bekerja bersama pelaku usaha laundry ini.
Pada aspek ekonomi, hal ini terlihat sangat signifikan dengan meningkatnya ekonomi pelaku usaha serta para pekerja yang bekerja sebagai karyawan ditempat usaha laundry tersebut. Banyaknya minat pelanggan untuk menjadikan jasa laundry ini sebagai cara untuk memudahkan aktivitasnya membuat kedua belah pihak saling menguntungkan. Selain itu, pada aspek budaya yang berpola merubah demografi dan tata pikiran masyarakat menjadikan mereka berpikir dan menemukan peluangnya untuk memulai suatu bisnis dengan berwirausaha.
Testimoni dari Sasaran KKN Back to Village 3
Berdasarkan kepada hasil testinomi yang dilakukan kepada sasaran, dapat diketahui setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3, bahwa: (a) Pelaku usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam melakukan pengembangan terhadap usahanya dengan tujuan menarik perhatian pelanggan, (b) Pelaku usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, menjadi lebih cakap dalam melakukan pengembangan dan pengenalan berbasiskan digital marketing serta lebih lebih cakap dalam hal berinovasi kreatif berbasiskan digital marketing pada media sosial atau marketplace, dan (c) Pelaku usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, mulai giat berinovasi kreatif mengembangkan usahanya dan juga semakin dapat mengoptimalisasi pengenalan usahanya melalui media online dengan menggunakan brand identity guidelines dalam pengembangan merk agar dapat bersaing di dunia pemasaran online yang kompetitif.
(Arum Indah Sari/KKN BTV-3/Kelompok-33/Tegal Waru/Mayang/Jember/Agus Supriono)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H