I/
menemui waktu demi waktu. angin bergemuruh di udara.
hujanpun terpanggil memenuhi ruang gelap. dan petir
menyelubungi duka juga air mata. aku tertegun ;
menatap segala kemungkinan yang ditulis oleh waktu,
tubuhku menggigil kedinginan dan jantungmu tak pernah luruh mengingatku.
di jalan-jalan getir mimpiku
kau datang dengan sejumput alamat,
supaya dapat kularikan senyumku ke sudut-sudut arpa hatimu
sampai kugapai kakimu yang beralamatkan surga itu.
II/
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!