Mohon tunggu...
Arum Fajar
Arum Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teknik Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia

11 Juni 2024   20:27 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Arum Fajar Rahmawati dan Vera Sardila
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik penulisan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia. Artikel ini menjelaskan bahwa karya ilmiah merupakan sebuah tuntutan formal akademik bagi para mahasiswa. Tidak jarang banyak mahasiswa merasakan kesulitan yang signifikan. Penguasaan teknik penulisan yang baik menjadi salah satu hambatan bagi banyak mahasiswa dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah. Teknik menulis yang sudah diterapkan dengan baik dan benar dalam proses penulisan karya ilmiah akan meningkatkan kualitas tulisan. Selain itu, penulisan yang sesuai dengan kaidah akademik dan etika penelitian juga memastikan bahwa karya tersebut memenuhi standar keilmuan yang diakui.

Pendahuluan
Bahasa mempunyai empat keterampilan khusus yang penting untuk dikuasai. Empat keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008). Keterampilan menulis menjadi salah satu bagian keterampilan berbahasa pada tahap akhir yang memegang peranan penting dan perlu dikuasai. Keterampilan menulis memungkinkan seseorang untuk mengartikulasikan gagasan dan perasaan mereka dengan jelas dan terstruktur, sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca dengan lebih efektif. Menulis juga memberikan kesempatan untuk merumuskan argumen dengan lebih teliti dan menyeluruh, sehingga memungkinkan penyampaian informasi yang lebih mendalam. Pada intinya, seseorang dapat berkomunikasi dan menyampaikan pendapat dengan baik melalui keterampilan menulis. Selain itu, seseorang dapat mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya melalui kegiatan menulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan yang bersifat ekspresif dan produktif (Tarigan, 2008). Keterampilan ini dianggap paling sulit di antara keterampilan berbahasa yang lainnya. Mengapa demikian? Kegiatan menulis bukan hanya sekadar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat, melainkan menuangkan dan mengembangkan ide-ide, pikiran dan gagasan ke dalam suatu struktur tulisan yang sistematis, logis dan teratur, sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya.

Menulis menjadi hal yang mutlak, terutama dalam konteks menulis karya ilmiah. Biasanya keterampilan menulis karya ilmiah mulai diperkenalkan saat seseorang berada di bangku perkuliahan dan senantiasa dilatih sepanjang proses pembelajaran. Di lingkungan akademis, mahasiswa sering dituntut untuk menghasilkan karya tulis ilmiah sebagai bagian dari kurikulum mereka. Tantangan ini tidak jarang menimbulkan kesulitan yang signifikan bagi banyak mahasiswa. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah kurangnya ide yang dapat dijadikan bahan tulisan. Kebuntuan ini sering kali disebabkan oleh keterbatasan dalam eksplorasi topik atau kurangnya pemahaman mendalam terhadap materi dan sedang dipelajari. Selain itu, penguasaan teknik penulisan yang baik juga kerap menjadi hambatan dalam menyelesaikan karya ilmiah. Struktur penulisan, kemampuan untuk menyusun argumen secara logis, dan keterampilan dalam menggunakan bahasa akademis yang tepat diperlukan pemahaman yang baik untuk menguasai teknik penulisan yang baik pula.

Pembahasan
1. Pengertian Karya Ilmiah dan Kedudukannya di Perguruan Tinggi
Karya ilmiah adalah sebuah karangan mengenai ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Tulisan ini disusun dengan mengikuti metodologi penulisan yang baik dan benar, yang melibatkan proses penelitian yang sistematis, analisis data yang cermat, serta penyajian hasil yang logis dan terstruktur (Indrastuti, 2019). Sebuah tulisan ilmiah dapat disebut karya imiah apabila mengandung gagasan yang bersifat keilmuan dan didukung oleh berbagai elemen penting yang memastikan kredibilitas serta validitasnya.

Elemen-elemen ini mencakup latar belakang masalah, yang memberikan konteks serta alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, dan rumusan masalah, yang menjabarkan pertanyaan penelitian secara spesifik dan jelas. Tujuan penelitian menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini, sementara manfaat penelitian menguraikan kontribusi penelitian terhadap ilmu pengetahuan, masyarakat, atau bidang tertentu. Ruang lingkup penelitian menetapkan batasan-batasan serta cakupan dari penelitian, memastikan fokus yang jelas dan terarah. Landasan teori menyajikan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dan menjadi dasar dari penelitian tersebut. Metode penelitian menggambarkan pendekatan dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, memastikan bahwa proses penelitian dapat diulang dan diverifikasi oleh peneliti lain. Data yang nyata menunjukkan bukti empiris yang diperoleh dari lapangan menjadi dasar dari analisis dan interpretasi dalam penelitian. Paparan analisis yang jelas menguraikan proses dan hasil analisis data secara logis dan sistematis, sehingga pembaca dapat memahami bagaimana kesimpulan diambil. Simpulan merangkum temuan utama dari penelitian dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya. selain itu, daftar pustaka mencantumkan semua sumber yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, memberikan kredit kepada penulis asli dan memungkinkan pembaca untuk menelusuri referensi lebih lanjut.

Kedudukan karya ilmiah di perguruan tinggi pada umumnya sangatlah penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Karya ilmiah tidak hanya menjadi syarat untuk menyelesaikan program studi, tetapi juga menjadi indikator kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian, analisis, dan penulisan secara sistematis dan metodologis. Selain itu, karya ilmiah juga berfungsi sebagai wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa. Dengan sifat dan kedudukan yang demikian penting, karya tulis ilmiah dalam lingkungan masyarakat akademik berperan signifikan dalam menambah pengetahuan dan memperkokoh paradigma pada bidang keilmuan yang relevan. Melalui publikasi karya ilmiah, pengetahuan yang dihasilkan oleh mahasiswa dapat disebarluaskan, diakui, dan diuji oleh komunitas ilmiah yang lebih luas. Selain itu, karya ilmiah yang berkualitas tinggi dapat meningkatkan reputasi institusi pendidikan tinggi di mata publik dan komunitas ilmiah global. Institusi yang menghasilkan banyak penelitian berkualitas menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah-masalah global.

Pengembangan kemampuan menulis karya ilmiah yang baik dan benar menjadi salah satu fokus utama dalam pendidikan di perguruan tinggi. Sebuah karya ilmiah harus ditulis dengan jujur dan akurat berdasarkan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Kejujuran dalam penyajian data dan analisis sangat penting untuk menjaga integritas ilmiah dan mencegah terjadinya plagiarisme atau manipulasi data. Dengan demikian, karya ilmiah tidak hanya menjadi sumber pengetahuan yang dapat diandalkan tetapi juga menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan yang terus menerus berkembang.

Indrastuti (2019) telah menjelaskan dalam bukunya bahwa karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik. Pertama, harus bersifat logis, artinya semua informasi yang disajikan harus memiliki dasar argumen yang masuk akal. Kedua, harus menyajikan fakta objektif, yang berarti informasi yang diberikan harus didasarkan pada kenyataan dan tidak bersifat fiktif. Karya ilmiah juga harus ditulis dengan cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak spekulatif. Selain itu, penulisan harus disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku. Karya ilmiah harus bersifat jelas, artinya semua penjelasan harus mampu mengungkapkan maksud dan tujuan dengan gamblang. Pandangan yang disajikan dalam karya ilmiah harus didukung dengan bukti yang akurat dan tidak boleh mengandung keraguan serta tidak boleh ada manipulasi data.

2. Jenis-jenis Karya Ilmiah

  • Makalah atau Paper

Makalah atau paper adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang memuat pembahasan mengenai suatu masalah tertentu. Pembahasan ini didasarkan pada data empiris yang diperoleh langsung dari lapangan, yang berarti data tersebut dikumpulkan melalui observasi, survei, eksperimen, atau metode pengumpulan data lainnya yang bersifat langsung dan nyata. Selain didasarkan data empiris, makalah juga merupakan hasil dari kajian literatur yang komprehensif.  Dalam konteks ini, penulis melakukan tinjauan terhadap berbagai sumber pustaka yang relevan dengan topik yang dibahas, seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen lainnya. Makalah dianggap sebagai bentuk karya ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan jenis karya ilmiah lainnya, seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Meskipun demikian, makalah tetap harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, seperti kejelasan tujuan, ketepatan metode, keakuratan data, serta kekrtitisan dalam analisis dan interprestasi.

  • Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah tulisan yang menyajikan hasil dari suatu penelitian yang telah dilakukan. Laporan ini disusun melalui tahapan-tahapan tertentu yang mengikuti metode ilmiah. Dengan kata lain, laporan penelitian merupakan hasil tulisan yang disusun secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dan dianalisis oleh peneliti. Peneliti mengolah data yang telah dikumpulkan dari objek penelitian. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid dan dapat diandalkan.

  • Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1). Skripsi membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang ditempuh oleh mahasiswa, berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku. Pendapat yang diajukan dalam skripsi harus didukung oleh data dan fakta empiris, sehingga dapat memberikan kontribusi yang valid dan dapat diandalkan dalam bidang keilmuan terkait. Skripsi tidak hanya menjadi syarat akademik, tetapi juga merupakan bukti bahwa mahasiswa telah mencapai kompetensi yang diperlukan dalam bidang studinya.

  • Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian mandiri yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister (S-2). Seperti halnya skripsi, tesis membahas permasalahan berdasarkan data dan fakta empiris, namun dengan cakupan dan kedalaman analisis yang lebih mendalam dibandingkan skripsi. Dalam tesis, peneliti mengajukan dan membahas satu atau lebih hipotesis, yang kemudian dianalisis secara komprehensif. Melalui tesis, mahasiswa menunjukkan kemampuannya dalam memahami, menganalisis, dan menjelaskan permasalahan yang relevan dengan bidang studi yang dipelajarinya.

  • Disertasi

Disertasi adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor (S-3). Disertasi memuat pembahasan mendalam mengenai suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta empiris serta analisis terperinci. Dengan kata lain, disertasi adalah karya ilmiah yang mengandung temuan baru dalam bidang keilmuan. Topik disertasi disesuaikan dengan bidang studi yang sedang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tersebut.

  • Jurnal

Jurnal adalah karya ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan atau dipublikasikan secara berkala. Artikel dalam jurnal umumnya membahas topik-topik yang sedang diminati atau relevan bagi masyarakat dan komunitas ilmiah pada saat publikasi. Topik-topik ini bisa mencakup berbagai isu kontemporer, perkembangan terbaru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta temuan penelitian yang memiliki potensi untuk memberikan dampak signifikan. Untuk memastikan kualitas dan kredibilitas ilmiah, artikel yang akan diterbitkan dalam jurnal biasanya harus melalui proses review (peer review). Proses ini melibatkan penilaian oleh para ahli di bidang terkait yang memastikan bahwa penelitian tersebut memenuhi standar kualitas, keandalan, dan orisinilitas.

3. Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Menulis pada dasarnya melibatkan dua aspek utama, yaitu mengenai apa yang akan ditulis dan bagaimana cara menuliskannya. Aspek pertama berhubungan dengan isi tulisan, sedangkan aspek kedua mencakup aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Meskipun keduanya saling berkaitan, ada orang berpendapat bahwa isi tulisan lebih penting dari pada cara penulisan dan aspek kebahasaannya. Pendapat tersebut layak untuk dipertanyakan, karena meskipun ide atau gagasan dalam tulisan ilmiah sangat baik, pembaca tidak akan dapat memahami maksudnya dengan jelas jika disampaikan dengan bahasa yang tidak tepat, sehingga kualitas tulisan tersebut menjadi berkurang.

Penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa ragam tulis, bukan ragam lisan. Sudjiman dan Sugono (1989, seperti dikutip dalam Indrastuti, 2019) menjelaskan bahwa ragam tulis karya ilmiah haruslah jelas, lugas, dan komunikatif agar pembaca dapat memahami isinya dengan mudah. Kejelasan dalam penyampaian informasi memastikan bahwa setiap ide atau argumen yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pembaca. Kelugasan bahasa menghindarkan dari penggunaan kata-kata yang bertele-tele atau tidak perlu, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan efektif. Selain itu, ragam bahasa tulis dalam karya ilmiah harus menggunakan bentuk-bentuk baku yang mencakup tata bahasa, ejaan, struktur kalimat yang sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi, formalitas, dan kredibilitas tulisan. Penggunaan bahasa yang baku juga menunjukkan profesionalisme dan menghormati pembaca, serta mempermudah proses penelaahan dan pengeditan oleh editor.

4. Teknik Menulis Karya Ilmiah
Karya ilmiah jenis apa pun ditulis (diketik) dengan jarak dua spasi, kecuali untuk kutipan yang panjangnya melewati lima baris. Proses pengetikan diatur sedemikian rupa agar hasil ketikan berjarak 4 cm dari bagian pinggir kanan dan atas, serta 3 cm dari bagian pinggir kiri dan bawah. Saat memasuki alinea baru, ketikan dijorokkan ke dalam sebanyak tujuh ketukan. Hal ini membantu dalam visualisasi struktur paragraf dan memudahkan pembaca untuk membedakan antara paragraf yang satu dengan paragraf lainnya. Dalam penulisan angka di bawah sepuluh harus ditulis dengan huruf, kecuali jika menyatakan satuan ukuran seperti kg, cm, m, dan satuan ukuran lainnya. Hal ini untuk memastikan kejelasan dan konsistensi dalam penulisan angka.

Setiap halaman diberi nomor menggunakan angka biasa. Nomor halaman ditempatkan di bagian atas sebelah kanan, kecuali untuk halaman yang memulai bab baru, barulah ditempatkan di tengah bagian bawah. Pada bagian awal seperti judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel, nomor halaman menggunakan huruf Romawi kecil dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Judul bab ditulis menggunakan huruf besar dan ditempatkan di tengah bagian atas halaman. Nomor bab menggunakan angka Romawi besar. Format ini memastikan konsistensi dan keterbacaan karya ilmiah, memudahkan pembaca dalam mengikuti struktur dokumen dan menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.

Nomor halaman yang ditempatkan dengan tepat, membantu dalam navigasi dokumen, sementara penggunaan huruf Romawi kecil untuk bagian awal memberikan diferensiasi yang jelas antara bagian pendahuluan dan isi utama dokumen. Penulisan judul bab dengan huruf besar di tengah bagian atas halaman, serta penggunaan angka Romawi besar untuk nomor bab memberikan tampilan yang formal dan terstruktur sesuai dengan standar penulisan ilmiah.

Apabila dalam karya tulis ilmiah akan digunakan kutipan dari buku atau majalah ilmiah, isi kutipan tersebut harus sama dengan aslinya, seperti bahasa, ejaan, serta tanda baca yang digunakan. Ketepatan ini penting untuk menjaga integritas dan akurasi informasi yang dikutip. Untuk kutipan yang panjangnya melewati lima baris, pengetikan dilakukan dengan spasi tunggal. Kutipan jenis ini biasanya dipisahkan dari teks utama dan diidentasikan untuk membedakannya dari teks lainnya. Sementara kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris diketik dengan spasi ganda dan dimasukkan langsung ke dalam teks biasa.  Kutipan diberi tanda petik di awal dan akhir untuk menunjukkan bahwa teks tersebut adalah kutipan langsung.

Jika dalam kutipan terdapat beberapa kata yang dianggap tidak perlu dan lebih baik dihilangkan, bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan tanda titik sebanyak tiga buah (...). Namun, jika bagian yang dihilangkan berupa satu kalimat penuh, maka bagian yang dihilangkan diganti dengan tanda titik-titik yang membentuk satu baris (...).

Penggunaan bahasa asing dalam karya ilmiah harus dihindari sejauh mungkin jika ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga keseragaman dan kemudahan pemahaman bagi pembaca. Namun, jika penggunaan bahasa asing tidak dapat dihindari, maka istilah tersebut harus ditulis dalam Bahasa Indonesia terlebih dahulu, barulah kemudian diikuti dengan bahasa asingnya dalam kurung. Misalnya: Uji coba (try out).

Apabila terdapat tabel dalam karya tulis ilmiah, maka tabel tersebut harus diberi judul dan nomor tabel. Judul tabel diketik dengan huruf kecil dan nomor tabel diketik dengan angka biasa. Untuk tabel yang berisi tiga kolom atau lebih, penting untuk mencantumkan angka tabel. Penomoran ini membantu pembaca dalam merujuk tabel tertentu secara spesifik saat membaca teks. Angka tabel ditempatkan di depan judul tabel, misalnya "Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Usia". Hal ini memudahkan proses pencarian dan referensi silang dalam dokumen.

Penulisan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad nama pengarangnya. Format penulisan ditulis secara lengkap. Contoh: Nama belakang, Inisial. (tahun terbit). Judul buku. Tempat terbit: Penerbit. Nama pengarang yang sama dengan judul buku yang berbeda tidak perlu ditulis dua kali, cukup satu kali pada buku yang pertama. Untuk buku yang kedua penulisan namanya diganti dengan garis.

Penulisan kutipan mempunyai beberapa aturan yang biasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Aturan pertama yaitu menggunakan singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan tersebut berada. Cara kedua tanpa singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan tersebut berada.

  • Kutipan dengan singkatan dan catatan kaki

Setiap nomor kutipan diberi catatan kaki (footnote) di bagian bawah. Catatan kaki ditulis lengkap dengan format nama pengarang, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, nomor halaman yang dikutip. Apabila sumber kutipan yang sudah ditulis akan digunakan lagi, maka tidak perlu menuliskannya secara lengkap, cukup dengan menggunakan singkatan, yakni ibid., op cit., loc. Cit.

Ibid. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama dengan sumber yang sebelumnya pernah digunakan tanpa diselangi oleh sumber yang lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Op. cit. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama dengan sumber yang sebelumnya pernah digunakan, tetapi sudah diselangi oleh sumber lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda.  Loc. cit. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama dengan sumber yang sebelumnya pernah digunakan dan menunjuk halaman yang sama.

Contoh:
[1]Novi Indrastuti, Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2019), hal. 10.
[2]Ibid - hal. 15.
[3]Siti Kholipah, Teknik Penulisan Karya Ilmiah, (Lampung: Swalova Publishiing, 2019), hal. 23
[4]Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 13
[5]Siti Kholipah, op. cit., hal. 54
[6]Tarigan. loc. Cit

  • Kutipan tanpa catatan kaki

Tidak semua bagian yang terdapat dalam karya tulis ilmiah menuntut adanya catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Akan tetapi, pada akhir kutipan diberikan keterangan: Nama pengarang, tahun terbit, halaman yang dikutip.

Contoh penulisan kutipan langsung:
"Metode gaya APA sangat efektif untuk menulis kutipan" (Intani, 2022, h. 8)

Contoh penulisan kutipan tidak langsung:
Intani (2022) telah melaporkan metode APA sangat efektif dan sistematis

Penutup
Karya ilmiah merupakan sebuah karangan mengenai ilmu yang ditulis berdasarkan fakta dan dapat dipertangguungjawabkan dengan mengikuti metodologi penulisan yang baik dan benar, melibatkan proses penelitian yang sistematis, analisis data yang cermat, serta penyajian hasil yang logis dan terstruktur. Bahasa yang dituangkan dalam karya ilmiah bukan bahasa ragam lisan, melainkan bahasa ragam tulis, yaitu menggunakan bentuk-bentuk baku yang mencakup tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Teknik yang harus dikuasai dalam penulisan sebuah karya ilmiah yaitu dengan mengetahui format penulisan, yang mencakup penulisan judul dan nomor bab, penomoran halaman, penggunaan bahasa asing, penulisan judul dan nomor tabel, penulisan kutipan dengan singkatan dan catatan kaki, dan penulisan tanpa singkatan dan catatan kaki, serta penulisan daftar pustaka.

Teknik menulis yang sudah diterapkan dengan baik dan benar dalam proses penulisan karya ilmiah akan meningkatkan kualitas tulisan. Selain itu, penulisan yang sesuai dengan kaidah akademik dan etika penelitian juga memastikan bahwa karya tersebut memenuhi standar keilmuan yang diakui. Dengan demikian, karya tulis ilmiah tidak hanya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bidang ilmu yang relevan, tetapi juga diakui dan dihargai oleh komunitas akademik serta masyarakat luas.

Sumber Referensi

Indrastuti, N. (2019). Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Siti Kholipah, H. S. (2018). Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Lampung: Swalova Publishiing.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Zulmiyetri, N. S. (2019). Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun