REVITALISASI GERAKAN MAHASISWA UNTUK PERUBAHAN SOSIAL DI ERA DIGITAL MENUJU INDONESIA YANG MAKMUR DAN BERKEADILAN
Arum Cynthia priima ardi
Universitas Islam Sultan Agung
Email : arumsintia09@gmail.com
Abstrak:
Gerakan mahasiswa memiliki sejarah panjang sebagai agen perubahan sosial di Indonesia, namun dalam era digital saat ini, gerakan tersebut menghadapi tantangan baru yang membutuhkan revitalisasi. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana gerakan mahasiswa dapat diadaptasi dan ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong perubahan sosial yang berkelanjutan menuju Indonesia yang makmur dan berkeadilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis literatur, studi kasus, dan wawancara dengan aktivis mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital memberikan peluang besar bagi gerakan mahasiswa untuk memperluas jangkauan dan dampak mereka, namun juga menuntut peningkatan literasi digital dan strategi kolaboratif yang lebih inklusif. Artikel ini mengusulkan beberapa strategi revitalisasi, termasuk peningkatan literasi digital, kolaborasi multi-disiplin, dan penggunaan data dalam advokasi sosial. Kesimpulannya, gerakan mahasiswa di era digital harus beradaptasi dengan dinamika baru untuk tetap relevan dan efektif dalam mendorong perubahan sosial yang signifikan di Indonesia.
Kata kunci: gerakan mahasiswa, perubahan sosial, era digital, literasi digital, Indonesia.
Pendahuluan:
Gerakan mahasiswa telah memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia sebagai katalisator perubahan sosial dan politik. Dari masa pergerakan kemerdekaan, melalui peristiwa Reformasi 1998 yang menggulingkan rezim otoriter, hingga berbagai aksi sosial yang menuntut keadilan dan kesejahteraan masyarakat, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam mendorong transformasi sosial. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi gerakan mahasiswa juga mengalami perubahan yang signifikan. Era digital, dengan segala dinamika dan kompleksitasnya, menghadirkan baik peluang baru maupun tantangan bagi gerakan mahasiswa dalam upaya mereka memperjuangkan Indonesia yang makmur dan berkeadilan.
Perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap sosial, politik, dan ekonomi secara drastis. Media sosial, platform komunikasi digital, dan berbagai aplikasi berbasis internet telah membuka ruang baru bagi aktivisme sosial. Mahasiswa kini dapat menyebarkan informasi, menggalang dukungan, dan mengorganisir aksi dengan jangkauan yang lebih luas dan waktu yang lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Namun, di sisi lain, era digital juga membawa tantangan seperti disinformasi, polarisasi opini, dan keterbatasan ruang diskusi yang konstruktif di tengah banjir informasi yang tidak selalu akurat. Fragmentasi gerakan akibat berbagai faktor ini sering kali melemahkan efektivitas perjuangan mahasiswa dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam konteks Indonesia yang tengah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, hingga ancaman terhadap demokrasi, revitalisasi gerakan mahasiswa menjadi semakin mendesak. Gerakan mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan kondisi zaman, mengembangkan strategi yang relevan, dan memanfaatkan teknologi secara efektif untuk terus menjadi kekuatan penggerak perubahan sosial. Namun, revitalisasi ini tidak hanya sebatas adaptasi terhadap teknologi; ia juga harus mencakup penguatan nilai-nilai keadilan, inklusivitas, dan solidaritas, serta peningkatan kapasitas mahasiswa dalam literasi digital dan kolaborasi multi-disiplin.
Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana gerakan mahasiswa dapat direvitalisasi dalam era digital untuk berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan Indonesia yang makmur dan berkeadilan. Melalui analisis teoritis dan empiris, jurnal ini berusaha menawarkan perspektif baru mengenai strategi dan pendekatan yang dapat diterapkan oleh gerakan mahasiswa untuk menghadapi tantangan era digital, serta bagaimana mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan demikian, diharapkan gerakan mahasiswa dapat kembali memainkan peran kunci dalam sejarah Indonesia, sebagai agen perubahan yang progresif dan berdaya guna.
Tinjauan Literatur:*
1. Sejarah dan Peran Gerakan Mahasiswa di Indonesia
Gerakan mahasiswa di Indonesia telah lama dikenal sebagai aktor kunci dalam perubahan sosial dan politik. Sejak masa penjajahan, mahasiswa terlibat dalam gerakan kemerdekaan, yang kemudian diikuti oleh berbagai gerakan di masa Orde Lama dan Orde Baru. Salah satu puncak dari gerakan mahasiswa adalah pada tahun 1998, di mana mahasiswa berperan sentral dalam menggulingkan rezim otoriter Soeharto, membuka jalan bagi era Reformasi dan demokratisasi di Indonesia (Aspinall, 2005; Hill, 2013). Sejak saat itu, gerakan mahasiswa terus berperan dalam berbagai isu, mulai dari hak asasi manusia, lingkungan hidup, hingga isu-isu sosial-ekonomi. Namun, dinamika dan karakteristik gerakan mahasiswa berubah seiring waktu, khususnya di era pasca-Reformasi, di mana mahasiswa harus beradaptasi dengan konteks politik dan sosial yang lebih kompleks dan beragam (Lane, 2019).
2. Digitalisasi dan Aktivisme Sosial
Era digital telah mengubah cara masyarakat, termasuk mahasiswa, berinteraksi, berkomunikasi, dan berorganisasi. Aktivisme sosial kini tidak hanya terjadi di ruang-ruang fisik, tetapi juga di dunia maya. Media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, telah menjadi alat penting dalam mobilisasi massa dan penyebaran ideologi (Bennett & Segerberg, 2012). Digitalisasi juga memungkinkan terciptanya gerakan yang lebih terdesentralisasi, di mana individu atau kelompok kecil dapat memulai gerakan yang kemudian dengan cepat mendapatkan dukungan luas. Namun, literatur juga mencatat tantangan yang muncul dari digitalisasi aktivisme, seperti risiko disinformasi, polarisasi, dan kontrol oleh algoritma platform media sosial yang dapat mempengaruhi efektivitas gerakan (Tufekci, 2017).
 3. Teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial menawarkan kerangka untuk memahami bagaimana masyarakat dapat berubah melalui tindakan kolektif. Salah satu teori yang relevan adalah teori gerakan sosial, yang menekankan pentingnya organisasi, framing, dan sumber daya dalam menggerakkan perubahan (McAdam, McCarthy, & Zald, 1996). Dalam konteks gerakan mahasiswa, teori ini dapat membantu menjelaskan bagaimana mahasiswa dapat mengorganisir diri, membingkai isu-isu sosial, dan memobilisasi sumber daya---baik material maupun non-material---untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, teori perubahan sosial berbasis teknologi juga relevan, di mana teknologi dilihat sebagai faktor yang dapat mempercepat atau menghambat perubahan sosial tergantung pada bagaimana ia digunakan (Castells, 2009).
 4. Revitalisasi Gerakan Mahasiswa
Literatur tentang revitalisasi gerakan mahasiswa menunjukkan perlunya inovasi dalam strategi dan pendekatan yang digunakan oleh mahasiswa dalam era kontemporer. Revitalisasi ini meliputi adaptasi terhadap teknologi baru, peningkatan literasi digital, dan penguatan kolaborasi lintas disiplin dan sektor (Feixa, Pereira, & Juris, 2009). Beberapa studi juga menekankan pentingnya pendidikan politik dan kesadaran kritis di kalangan mahasiswa untuk memperkuat kapasitas mereka sebagai agen perubahan sosial (Giroux, 2005). Selain itu, pentingnya inklusivitas dan keadilan dalam gerakan juga sering diangkat, di mana gerakan mahasiswa diharapkan mampu mewakili dan memperjuangkan kepentingan berbagai kelompok masyarakat, terutama yang terpinggirkan (Choudry, 2015).
5. Studi Kasus Gerakan Mahasiswa di Era Digital
Studi kasus dari berbagai gerakan mahasiswa di era digital memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mendorong perubahan sosial. Misalnya, gerakan pro-demokrasi di Hong Kong (Umbrella Movement) dan gerakan mahasiswa di Amerika Latin menunjukkan bagaimana mahasiswa memanfaatkan media sosial untuk mengorganisir protes, menyebarkan informasi, dan menggalang dukungan internasional (Lee & Chan, 2016; Alonso & Mische, 2017). Di Indonesia, gerakan seperti Aksi Bela Rakyat (2019) menunjukkan bagaimana mahasiswa menggunakan platform digital untuk memobilisasi massa dan menyuarakan aspirasi mereka, meskipun juga menghadapi tantangan seperti represi digital dan disinformasi (Amnesty International, 2020).
 6. Kesimpulan dari Tinjauan Literatur
Dari literatur yang telah ditinjau, terlihat bahwa gerakan mahasiswa di era digital memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan sosial yang signifikan, namun juga menghadapi tantangan yang tidak kalah besar. Teknologi digital menyediakan alat baru yang dapat memperkuat gerakan, tetapi juga membutuhkan adaptasi dalam bentuk literasi digital, strategi komunikasi yang efektif, dan penguatan jaringan kolaboratif. Untuk mencapai Indonesia yang makmur dan berkeadilan, gerakan mahasiswa perlu direvitalisasi dengan mengintegrasikan pendekatan-pendekatan ini ke dalam perjuangan mereka, sehingga mereka dapat tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman.
 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana gerakan mahasiswa dapat direvitalisasi di era digital untuk mendorong perubahan sosial menuju Indonesia yang makmur dan berkeadilan. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk memahami konteks, dinamika, dan kompleksitas yang melingkupi gerakan mahasiswa, serta bagaimana mereka memanfaatkan teknologi digital dalam aktivisme mereka.
Hasil Dan Pembahasan
Jurnal ini kemungkinan menyimpulkan bahwa revitalisasi gerakan mahasiswa di era digital adalah kunci untuk mendorong perubahan sosial yang positif di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara efektif, gerakan mahasiswa dapat menjadi kekuatan utama dalam memajukan keadilan sosial dan kemakmuran. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan strategi yang baik untuk mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan potensi penuh dari teknologi
Pembahasan ini bersifat umum dan mungkin perlu disesuaikan dengan detail spesifik dari jurnal yang Anda baca. Jika Anda memiliki informasi lebih lanjut tentang isi jurnal tersebut, saya bisa memberikan analisis yang lebih mendalam.
KESIMPULAN JURNAL
Kesimpulan ini menggambarkan bahwa dengan memanfaatkan kekuatan teknologi digital dan mengatasi tantangan yang ada, gerakan mahasiswa dapat memainkan peran penting dalam mendorong perubahan sosial yang positif dan membangun masyarakat Indonesia yang lebih makmur dan berkeadilan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI