c. Tanda Baca:
Pemakaian tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik untuk memisahkan kalimat atau memberi penekanan pada bagian tertentu dalam kalimat.
PUEBI mengatur dengan jelas kapan tanda baca harus digunakan agar kalimat memiliki struktur yang benar dan memudahkan pembaca dalam memahami maksud.
Pengaturan ini sangat penting untuk menjaga kualitas dan keseragaman dalam bahasa tulis sehingga tidak ada kebingungan dalam interpretasi atau pemahaman terhadap teks yang disampaikan. Hal ini memastikan bahwa tulisan yang dibuat sesuai dengan kaidah baku dan mudah dipahami oleh pembaca.
Aspek yang diatur dalam ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. PUEBI memberikan pedoman tentang kapan dan bagaimana huruf kapital, huruf miring, tanda baca, dan bentuk kata digunakan dengan benar. (Fajarya dkk. 2016)
3. Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis. Fungsi utama ejaan antara lain:
a. Menjaga Kejelasan dan Keteraturan: Ejaan membantu menjaga struktur tulisan agar tetap jelas dan teratur. Dengan mengikuti aturan ejaan, pembaca dapat memahami kalimat dengan baik tanpa ada kebingungannya mengenai maksud penulis.
b. Menghindari Kesalahan dalam Menyampaikan Makna: Ejaan juga bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman makna, terutama dalam hal penulisan tanda baca dan penggunaan huruf kapital. Kesalahan dalam penggunaan ejaan dapat mengubah makna kalimat atau membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami dengan baik.
c. Meningkatkan Kualitas Bahasa Tulis: Dengan penggunaan ejaan yang tepat, kualitas tulisan akan lebih terjaga. Hal ini penting dalam penulisan akademik, jurnalistik, maupun tulisan sehari-hari.
Secara keseluruhan, ejaan berfungsi untuk memastikan bahwa bahasa tulis yang digunakan memenuhi kaidah yang tepat sehingga pesan dapat tersampaikan dengan benar dan efektif kepada pembaca.