Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Launching Women Care di Nusa Tenggara Timur

29 Desember 2020   20:16 Diperbarui: 28 April 2021   08:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan (Komnas Perempuan) yang meluncurkan catatan tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan 2020 yang dilakukan sejak tahun 2001 terdapat peningkatan sebanyak 8 (delapan) kali lipat dalam 12 tahun (sumber website resmi Komnas Perempuan).

Sepanjang tahun 2019 tercatat sebanyak 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Meskipun begitu, angka kasus kekerasan terhadap perempuan masih banyak yang belum terungkap atau tidak dilaporkan oleh korban dan ini dianggap sebagai fenomena gunung es,  yang dapat diartikan bahwa kondisi perempuan Indonesia mengalami kehidupan tidak aman.

Kasus kekerasan terhadap perempuan perlu perhatian khusus dari negara dengan memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak perempuan.  

Belum lama ini, kita dihebohkan adanya video viral tentang kawin tangkap yang terjadi di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Meskipun sebagian warga menganggap ini sebagai salah satu budaya tradisional namun praktiknya lebih mengarah kekerasan terhadap perempuan dan menimbulkan luka trauma kepada korban.

Tentunya praktik kawin tangkap ini dianggap merendahkan martabat perempuan dan perempuan di NTT merasakan ketakutan adanya kawin tangkap.  

Sebenarnya adat masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat menghargai para perempuan, terbukti adanya berbagai macam monumen yang didirikan di NTT bertujuan untuk menghormati para perempuan.  

Ironisnya, hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya kejadian kekerasan terhadap perempuan di NTT.

Launching Women Care di Nusa Tenggara Timur

Bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember 2020, telah diluncurkan program Women Care yang ditujukan kepada para perempuan di Nusa Tenggara Timur yang dilakukan secara online dan dihadiri berbagai pihak yang ikut mendukung program ini..  
Inisiasi program Women Care ini pertama kali digaungkan oleh Kapolda NTT, Irjen. Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum. Dalam wawancara singkat dengan beliau melalui telepon dijelaskan bahwa program Women Care terbentuk karena rasa keprihatinannya terhadap isu kekerasan pada perempuan serta angka kemiskinan yang masih tinggi terjadi di NTT.

Melihat masalah ini, selanjutnya beliau menginstruksikan kepada jajarannya untuk mengadakan program Women Care sejak 3 Oktober 2020 dengan memprioritaskan pelayanan kepada perempuan seperti pelayanan SIM khusus perempuan pada hari Sabtu, pelayanan SKCK, dan sebagainya.

Pemilihan pada hari Sabtu ini dikarenakan, biasanya para perempuan memiliki waktu lebih santai mengurus rumah tangga sehingga bisa mengurus keperluannya dengan tenang.

Pelayanan ini telah berjalan tiga bulan dan ternyata mendapat sambutan antusias dari warga NTT, yang kemudian pelayanan ini mulai dikembangkan dengan terbentuknya Model Bisnis Women Care.

Model Bisnis Women Care

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun