Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Uniknya Kuliner Nusantara di Kampoeng Tempo Doeloe JFFF 2017

2 Mei 2017   23:17 Diperbarui: 3 Mei 2017   23:03 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu elektronik untuk pembayaran di Kampoeng Tempo Doeloe (Dokpri)

Yeaaahhhh acara tahunan yang diadakan oleh Summarecon Kelapa Gading sedang berlangsung  meriah loh “The 14th Jakarta Fashion & Food Festival “ dari tanggal 7 April  - 7 Mei 2017 dan kali ini KompasianerPenggila Kuliner berkesempatan untuk ikut memeriahkan JFFF tahun ini.  Sesuai namanya, tentunya para Kompasianer pun lebih focus untuk mengupas kuliner  Indonesia yang berada di La Piazza yaitu Kampoeng Tempo Doeloe dan Wine & Cheese Expo.

Kampoeng Tempo Doeloe memang rutin diadakan oleh Summarecon Kelapa Gading Jakarta dan tahun ini mengangkat tema dekorasi “Kampung Layang-Layang” yang diikuti oleh 101 peserta UKM dan pengusaha kuliner yang menyajikan lebih dari 200 ragam menu nusantara yaitu Sate Ayam Madura Bintang  5, Soto Udang Medan Bu Ari, Bakso Gledek, Bagoja (Bakso Goreng Gajah), Es Pisang Ijo “Paling Enak” dan masih banyak lagi. 

Di antara semua booth  kuliner, terdapat tiga booth khusus yang sedang dilombakan yaitu pemenang tiga kategori “Kompetisi Mie Warisan Nusantara yang sebelumnya telah melewati babak penyisihan pada tanggal 17-19 Maret 2017 dengan kategori Mie Ayam, Mie Nusantara  dan Mie Non Halal yang memperebutkan hadiah total Rp. 60.000.000,- dengan penilaian berdasarkan penjualan tertinggi di Kampoeng Tempo Doeloe JFFF 2017.   

Bakmi Ayam Pelangi (Dokpri)
Bakmi Ayam Pelangi (Dokpri)
Dan diantara ketiga kategori tersebut, banyak diantara Kompasianer yang berminat  mencoba pemenang kategori Mie Ayam yaitu Bakmi Ayam Pelangi dengan berbagai pilihan.  Bakmi Ayam Pelangi ini memang agak unik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggannya karena bahan dasar mie merupakan hasil dari kreativitas pemiliknya dengan hasil mie berwarna-warni dimana warnat tersebut didapatkan dari pewarna alami (buah bit, wortel dan sawi).  Harganya satu porsi Bakmi Ayam Pelangi adalah Rp. 30.000,- dan pelanggan juga bisa memilih menu lainnya di Bakmi Ayam Pelangi (tambahan topping-nya seperti jamur, bakso, pangsit dll) sesuai selera.  Dengan memiliki bahan dasar yang alami dan sehat, Bakmi Ayam Pelangi juga tetap memiliki rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan mie ayam lainnya.  Untuk teman-teman pecinta mie ayam harus mencoba Bakmi Ayam Pelangi ini, silahkan datang ke JFFF 2017 La Piazza yang buka setiap hari Senin-Kamis jam 16.00-22.00WIB, hari Jumat jam 16.00-23.00WIB, hari Sabtu & hari libur jam 11.00-23.00WIB dan hari Minggu dibuka setiap jam 11.00-22.00WIB.

Lontong Kikil Sapi Surabaya (Dokpri)
Lontong Kikil Sapi Surabaya (Dokpri)
Ada lagi menu yang menjadi favorit para Kompasianer yaitu Lontong Kikil Sapi Surabaya.  Tau gak namanya kikil ini berasal dari bahasa Jawa Sikil (kaki) yang memiliki tekstur kenyal empuk dan untuk Lontong Kikil Sapi Surabaya menyajikannya di dalam mangkuk kertas khusus makanan.  Uniknya lagi kikil ini disajikan dengan potongan tulang sapi yang sangat besar sehingga lebih menggugah selera makan.  Satu paket Lontong Kikil Sapi Surabaya dibandrol dengan harga Rp. 40.000,- memiliki kuah gurih yang mantap, sangat cocok nih mengembalikan stamina tubuh dan untuk yang suka sumsum tulang sapi bisa mengeksplorenya sendiri tulang sapi yang disajikan hehehehe

Sudah pernah tahu Bakso Goreng Gajah???  Inilah salah satu booth yang membutuhkan perjuangan untuk mendapatkan satu Bakso Goreng Gajah karena harus mengantri panjang sambil menunggu bakso yang masih digoreng sudah matang dan bisa disajikan.  Tiga wajan berukuran besar dengan minyak goreng yang penuh diletakkan di depan booth sehingga pelanggan bisa langsung melihat proses pembuatan dan penggorengan Bakso Goreng Gajah ini.  Saya dan pelanggan lainnya dengan sabar mengantri sambil berguman “untuk makan bakso goreng aja harus sauna terlebih dahulu hehehe” namun hawa panas ini tidak menyurutkan antusias untuk menyantap Bakso Goreng Gajah.  Harga satu Bakso Goreng Gajah rasa ayam dibandrol seharga Rp. 8.000,- dengan ukuran sebesar bola tenis, dan untuk Bakso Goreng rasa ayam udang harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 13.000,-  Saat menikmati bakso goreng ini bisa dicocolkan ke saos sambal yang telah disediakan oleh penjualnya.

Bakso Goreng Gajah (Dokpri)
Bakso Goreng Gajah (Dokpri)
Semua kuliner yang ada di Kampoeng Tempo Doeloe kalau saya perhatikan memang berusaha semaksimal mungkin menyajikan kuliner yang unik serta langsung menampilkan proses pembuatannya, contohnya adalah dodol. 

Dodol berasal dari bahan tepung ketan, santan dan gula merah yang dimasak dengan waktu yang sangat lama (berjam-jam) dan proses pembuatan dodol bisa dilihat langsung di Dapur Dodol Betawi Bang Rizal bahkan pengunjung juga bisa mencicipi dodol yang masih panas.  Dodol yang dibuat di Kampoeng Tempo Doeloe ada dua macam yaitu Dodol Original dan Dodol Ketan Hitam yang dimasak di tiap kuali besar dengan bahan utama tepung ketan/ketan hitam sebanyak 12 liter yang menghasilkan dodol sebanyak 35 kilogram. 

Bisa melihat pembuatan Dodol Betawi di Kampoeng Tempo Doeloe (Dokpri)
Bisa melihat pembuatan Dodol Betawi di Kampoeng Tempo Doeloe (Dokpri)
Kalau Dodol memang proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama dan rumit, namun ada jajanan lainnya yang dibuat langsung dengan waktu yang sangat singkat yaitu Kue Lekker.  Kue Lekker merupakan jajanan tempo dulu dari tahun 90-an sudah ada dan proses pembuatannya tidak rumit tapi tetap dibutuhkan keahlian saat pembuatannya.  Dengan bahan dasar tepung yang diolah dengan telor menjadi cair seperti bahan kue cubit, kemudian dituang didalam cetakan yang harus diputar dan diberikan topping sesuai selera.  Kue Lekker yang memiliki topping paling sederhana adalah misis dan susu kental manis rasa coklat, topping ini tetap menjadi favorit setelah puluhan tahun berlalu. 


Itulah beberapa kuliner unik yang banyak menarik minat saya dan pengunjung lainnya di Kampoeng Tempo Doeloe JFFF 2017 dan masih ada makanan unik lainnya untuk menjadi pilihan seperti Es Roti Bakar, Hejo-Hejo Tjendol, Kulit Ayam Crispy Boy dan masih banyak lagi.  Silahkan datang ke Food Festival Kampoeng Doeloe dan mencoba kuliner nusantara yang memiliki keunikan serta daya tarik tertentu.

WINE & CHEESE EXPO

Ini sudah satu paket dengan food festival yang ada di La Piazza dengan menghadirkan berbagai produk wine, keju, coklat, buah, pasta dan yogurt dari dalam negeri dan luar negeri.  Khusus wine, Wine & Cheese Expo menjalin kemitraan dengan para duta besar dengan menyuguhkan wine berkualitas produksi dalam negeri dan luar negeri seperti Hungaria, Peru, Ceko, Slovakia, Kroasia, Prancis, Spanyol dan Chili.  Diselenggarakan juga kompetisi bagi para seniman penyaji wine(Sommelier) diantaranya Jakarta Best Sommelier Competition, Indonesia Best Sommelier Competition dan Best South East Asia Sommelier Competition.  Wine & Cheese Expo berlangsung dari tanggal 14 April – 7 Mei 2017 di Multi Purpose Hall, La Piazza Kelapa Gading.  Puncaknya juga ada agenda yang ditunggu-tunggu oleh para runner yaitu pada hari Minggu 30 April 2017 diadakan Jakarta Wine & Cheese Run dengan konsep unik dimana para peserta lomba lari menggunakan kostum tema “Thematic Costume Around The World” yang diakhir acara akan diumumkan the best costume.  Ada 3 pilihan jarak tempuh oleh runner yaitu 10km, 5 km dan 1,2km KidsDashbagi anak-anak dengan hadiah jutaan rupiah, bahkan pemenang mendapatkan pake wine dengan berat yang sama dengan berat badan pemenang dewasa serta paket buah dengan berat yang sama dengan berat badan pemenang KidsDash. Seruuu banget, udah sehat berolahraga masih mendapatkan buah yang sehat.

Wine & Cheese Expo (Dokpri)
Wine & Cheese Expo (Dokpri)
FASHION FESTIVAL

Rangkaian program fashion festivial diawali dengan Fashion Village yang berlangsung dari tanggal 12 – 30 April 2017 dengan lokasi di sepanjang koridor lantai dasar Mal Kelapa Gading 3-5 menghadirkan 93 booth kolesi busana dari para desainer Indonesia, berbagai ragam kain nusantara, serta produk aksesoris UKM, Dekranasda dan sekolah mode.

Sedangkan rangkain fashion show berlangsung di Ballrom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading mulai tanggal 18 – 26 April 2017, dan untuk fashion show di The Forum Mal Kelapa Gading 3 berlangsung pada tanggal 20-30 April 2017.  Designer muda berbakat yang ikut memeriahkan JFFF 2017 adalah Natalio Kiantoro, Purana, Opi Bachtiar dan Barli Asmara pada tanggal 18 April 2017 dengan tema “Trendology”.  Masih ada lebih dari 50 designer kenamaan Indonesia yang ikut menyemarakkan panggung JFFF tahun ini.

Jakarta Fashion & Food Festival 2017 benar-benar memberikan kepuasan  yang tak terlupakan bagi pecinta fashion dan kuliner.  Semoga dengan adanya JFFF ini akan lebih memupuk kecintaan masyarakat Jakarta khususnya terhadap kuliner dan fashion tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun