Mohon tunggu...
arumambarsari
arumambarsari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Semarang

bakground pendidikan S2 Pendidikan IPS dan sedang lanjut studi S3 Pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perubahan Pola Pendidikan

10 Oktober 2022   22:17 Diperbarui: 10 Oktober 2022   22:21 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Globalisasi merupakan proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan (Kompas.com, 2022). Globalisasi memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap peradaban kehidupan berbangsa. 

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu pesat semakin mempermudah proses Globalisasi. Hal ini semakin mempercepat penyebaran pengaruh Globalisasi.

Salah satu pengaruh Globalisasi dalam aspek dunia pendidikan di Indonesia yaitu mulai lunturnya jiwa di dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Dengan berkembangnya berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran seolah menghipnotis guru atau tenaga pendidik terhadap esensial dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 

Pembelajaran lebih menitikberatkan pada hasil dan proses pembelajaran seolah dianggap tidak penting. Tenaga pendidik lebih mengedepankan "transfer of knowledge dari pada Transfer of value". Fenomena ini memberikan dampak kepada para tenaga pendidik di Indonesia meninggalkan falsafah 3A yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia). Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa pembelajaran pada anak dilaksanakan dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada anak, selama tidak ada bahaya yang mengancam anak. 

Pendapat Ki Hajar Dewantoro tersebut menjelaskan bahwa guru berperan sebagai fasilitator bagi proses perkembangan anak. Konsep dan pandangan filosofis Ki Hajar Dewantara dimana salah satunya merupakan konsep filosofi yang dewasa ini sangat dibutuhkan dalam menjalankan pendidikan di Indonesia yaitu konsep filosofi 3A (asah, asih, asuh). Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan 3A tentunya akan sangat bagus untuk perkembangan peserta didik. 

Dengan demikian maka akan di hasilkan peserta didik yang memiliki karakter sesuai dengan kajian yang diminatinya. Proses pembelajaranpun tidak hanya sebatas pada transfer of knowledge melainkan sampai pada transfer of value. Tenaga pendidik akan dapat mengenali peserta didiknya secara mendalam baik aspek kognitif, sosial, emosional, bahkan sampai pada pengenalan personal peserta didik. 

Kampus anti-stres merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh UNIMUS untuk para mahasiswanya. Kampus anti-stress ini lahir sebagai upaya untuk mengembalikan kembali konsep 3A di dalam kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan di area Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kampus Anti-Stres merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang untuk para mahasiswanya. Program Kampus Anti-Stres ini lahir di era Covid-19 sebagai salah satu uapaya Universitas untuk memotivasi seluruh mahasiswanya dalam kegitan pembelajaran. 

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat luar biasa, pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka langsung dipaksa untuk berubah dilaksaksanakan secara daring. Perubahan pelaksanaan kegiatan perkuliahan dari luring berpindah ke daring ini tentunya membuat kaget seluruh steak holder dalam dunia pendidikan, baik tenaga pendidik maupun peserta didik. 

Seluruh steak holder pendidikan dipaksa harus dapat bersahabat dengan IPTEK terutama dengan media Internet. Semuanya dipaksa harus mampu mengoperasioanalkan aplikasi-aplikasi yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran jarak jauh seperti misalnya zoom, google meeting, telegram, google class, dan aplikasi yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran secara daring ini membuat perubahan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 

Dalam kegiatan pembelajaran secara daring dirasakan mulai lunturnya transfer of value dan lebih mengedepankan transfer of knowledge. Pada hakekatnya fenomena ini sudah dirasakan ketika proses pembelajaran masih menggunakan sistim luring akan tetapi mengalami peningkatan ketika dalam pembelajaran daring. Peserta didik benar-benar dituntut untuk memiliki performa yang ekstra. 

Mereka dituntut untuk mengikuti perkuliahan dengan hanya duduk didepan kamera dan mereka juga harus memastikan bahwa jaringan internet yang mereka gunakan support terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. 

Kegiatan perkuliahan yang dapat mereka aktualisasikan dalam kegiatan sangat dibatasi oleh aturan PSBB. Aturan PSBB ini diberikan juga demi kebaikan bersama dalam rangka mencegah dan meminimalisir persebaran virus corona-19. Interaksi secara fisik antara pendidik dan peserta didik sangat terbatas, sehingga pendidik terkendala untuk berinteraksi lebih inten dalam mengenali peserta didiknya. 

Otomatis konsep pembelajaran yang seharusnya dapat mengimplementasikan 3A (Asah,Asih Asuh) menjadi semakin luntur dan ditinggalkan. Rutinitas kegiatan pembelajaran yang demikian tentunya menjadi faktor pemicu stress bagi para peserta didik. 

Dalam rangka untuk mengurangi tingat stress peserta didik dan juga untuk mengoptimalkan kembali proses pembelajaran maka Institusi Universitas Muhammadiyah Semarang membuat sebuah perubahan kebijakan yang mempertahankan nilai lama dalam pembelajaran yaitu 3A (Asah, Asih, Asuh). Dengan menghidupakan kembali pola 3A dalam proses pembelajaran maka akan terbangun hubungan emosional dan juga hubungan sosial yang bagus diantara pendidik dan peserta didik. 

Dengan demikian maka mahasiswa tidak akan canggung untuk berinteraksi secara inten dalam konteks keilmuan kepada Dosennya. Segala bentuk permasalahan yang muncul di dalam kegiatan perkuliahan dapat dicari solusinya dengan komunikasi dua arah. 

Konsekwensi dari kebijakan kampus anti tress di Universitas Muhammadiyah Semarang adalah bahwa semua pendidik dan tenaga kependidikan harus memberikan layanan yang prima kepada mahasiswa, diharapkan mahasiswa merasakan suasana yang nyaman dan mendapat pelayanan yang maksimal .

Melihat usaha yang telah dilaksanakan oleh Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang ini, dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman bahwa Perubahan institusi tidak serta merta harus selalu mengacu pada nilai-nilai sosial yang kekinian. 

Dalam beberapa aspek, masih terdapat nilai-nilai sosial lama yang masih mampu memberikan manfaat yang sangat luar biasa terhadap peradaban Bangsa. Dalam nilai-nilai sosial lama terkandung hal-hal positif yang terkadang nilai-nilai tersebut bersifat dinamis dan sesuai dengan perkembangan peradaban Bangsa. 

Disamping itu, di dalam nilai-nilai sosial lama terkandung muatan-muatan karakter yang merupakan penciri atau identitas dari Bangsa Indonesia yang harus di jaga kelestariaannya. Perubahan tidak selalu harus dengan sesuatu yang kekinian, perubahan yang ideal adalah perubahan yang dapat memberikan inovasi dan perkembangan terhadap kekayaan yang sudah dimiliki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun