Data juga menunjukkan bahwa faktor seperti dukungan sosial dan self-esteem dapat mempengaruhi bagaimana siswa menghadapi stres akademik. Penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan dukungan sosial yang baik dan harga diri yang tinggi cenderung memiliki kemampuan resiliensi yang lebih baik dalam menghadapi ujian dan tantangan akademik lainnya. Mereka mampu mengelola stres lebih efektif dan tetap termotivasi untuk mencapai tujuan akademik mereka, meskipun menghadapi hambatan.
Siswa yang memiliki konsep diri yang kuat dapat mengidentifikasi pemikiran negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif. Ini membantu mereka tetap termotivasi dan optimis, yang berpengaruh besar dalam menghadapi tantangan akademik seperti ujian. Dalam hal ini, pengajaran tentang bagaimana mengembangkan pola pikir positif sangat penting untuk membantu siswa membangun resiliensi akademik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu pengamatan (observasi) dan wawancara. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Pada penelitian ini, peneliti menyajikan hasil penelitian secara kualitatif deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dan video.
ANALISIS PEMBAHASAN
Wawancara dilakukan oleh dua responden yang mana memilikki kriteria yakni memilikki nilai hasil belajar paling rendah di kelas. Berdasarkan wawancara dengan responden pertama yakni W dari kelas X-4, mengenai konsep diri positif dan negatif, analisis ini memberikan wawasan tentang bagaimana individu memandang dan merespons situasi dalam kehidupan mereka, khususnya yang berkaitan dengan kegagalan, penerimaan sosial, dan kendali diri. Responden menunjukkan berbagai dinamika emosional yang mencerminkan konsep diri mereka, baik yang positif maupun negatif.
- Konsep Diri Positif
- Respons terhadap Kegagalan dan Pembelajaran dari Pengalaman
Responden yang memiliki konsep diri positif cenderung melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Mereka mampu memetik pelajaran dari pengalaman negatif dan memanfaatkannya untuk memperbaiki diri. Ini mencerminkan kemampuan mereka untuk membangun ketahanan (resilience) yang membantu dalam menghadapi tantangan hidup. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri tetapi juga menguatkan kemampuan berpikir kritis.
- Penerimaan dan Penghargaan dari Lingkungan
Responden yang merasa diterima dan dihargai oleh lingkungan sekitar menunjukkan tanda-tanda konsep diri yang sehat. Penerimaan sosial memberikan rasa aman yang memperkuat pandangan positif terhadap diri sendiri. Hal ini penting karena hubungan sosial yang baik dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, terutama dalam konteks keluarga dan teman sebaya.
- Kontrol dan Pengambilan Keputusan
Memiliki kontrol atas kehidupan dan kemampuan untuk mengambil keputusan adalah salah satu aspek penting dari konsep diri positif. Responden yang merasa mampu membuat keputusan cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, yang membantu mereka meraih tujuan. Sikap ini juga meminimalisasi stres karena mereka merasa memiliki otoritas atas pilihan hidup mereka.
- Optimisme dan Kepuasan Hidup
Responden menunjukkan sikap optimis dalam menghadapi tantangan dengan cara memfokuskan diri pada solusi daripada masalah. Mereka juga merasa nyaman dengan kehidupan saat ini, yang menjadi indikasi penting dari kebahagiaan dan penerimaan diri. Optimisme ini memperkuat ketahanan emosional dan membantu mereka tetap termotivasi.
- Konsep Diri Negatif
- Pengabaian dan Ketidakpercayaan Diri
Sebaliknya, responden yang merasa diabaikan atau tidak dihargai menunjukkan tanda-tanda konsep diri yang negatif. Ketidakpercayaan diri muncul sebagai akibat dari pengalaman buruk atau kurangnya dukungan emosional. Hal ini dapat menghambat perkembangan pribadi mereka dan menyebabkan rasa tidak aman yang berkepanjangan.
- Respon terhadap Kritik dan Penghargaan