Mohon tunggu...
Arum Nurjanah
Arum Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya berenang, traveling, dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Belajar Kognitif, Metakognitif, dan Pendekatan Konstruktivisme

8 November 2024   07:58 Diperbarui: 8 November 2024   08:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. Teori Belajar Psikologi Kognitif

A. Prinsip Dasar Psikologi Kognitif

     Cognition berasal dari kata pengetahuan yang memiliki kata yang sama dengan sciado (pengetahuan). Berdasarkan akar teori yang dibangun oleh Piaget, beberapa penulis mendefinisikan mengetahui dengan istilah yang berbeda, tetapi memiliki arti yang sama, yaitu aktivitas mental mengetahui dan mengetahui dunia.

1. Menurut Chaplin, istilah kognitif adalah salah satu bidang atau wilayah/wilayah psikologi manusia, yang meliputi perilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman, perhatian, pemrosesan informasi, pemecahan masalah, niat dan keyakinan. Ranah kognitif juga memiliki keterkaitan dengan konasi (kehendak) dan cinta (feeling), yang berkaitan dengan domain sensorik.

2. Menurut Santrock, berpikir mengacu pada aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan dan diubah, serta diingat dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berpikir.

B. Teori Belajar Cognitive Field Lewin

     Kurt Lewin, mengembangkan suatu teori belajar Cognitive-Field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan pisikologi sosial. Teori Belajar Cognitive Developmental dari Piaget Piaget adalah seorang psikolog developmental dengan suatu teori Piaget adalah seorang psikolog developmental dengan suatu teori komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir.

C. Teori Belajar Cognitive Development Piaget

     Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental baru yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak kuantitatif melainkan kualitatif (Dalyono,2012: 37). Pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek yaitu struktur, content,dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan, struktur, dan konten intelektualnya berubah/berkembang. Fungsi dan adaptasi akan tersusun sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan, masing-masing mempunyai struktur psikologi khusus yang menentukan kecakapan pikiran anak.

D. Discovery Learning Bruner

     Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat kondisi lingkungan. Yang pertama tahap enaktif, yaitu tahap dimana seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam usahanya memahami lingkungan, tahap ini lebih didominani pada usia anak 5 s.d 7 tahun, misalkan seorang anak secara enaktif mengetahui bagaimana mengendarai sepeda motor, yang kedua tahap ikonik yaitu tahap dimana seseorang melihat dunia melalui gambar-gambar dari visualisasi verbal, misalkan pada pengenalan konsep piramida dll, dan yang ketiga tahap simbolik yaitu dahap dimana gagasan-gagasan abstrak banyak dipengaruhi oleh bahasa dan logika, misalkan pada pengenalan timbangan melalui permainan jungkak-jungkik.

E. Implikasi Teori Belajar Kognitif dalam Proses Pembelajaran dan Pengajaran

     Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Teori belajar kognitif memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana individu memperoleh, mengorganisir, dan menggunakan pengetahuan mereka. Dalam konteks pembelajaran, pendekatan berbasis kognitif menekankan pentingnya memperhatikan proses kognitif siswa dan memfasilitasi pembelajaran yang berarti dan berkelanjutan. Dengan memahami prinsip-prinsip teori ini, guru dapat merancang pengalaman pembelajaran yang mendukung perkembangan kognitif siswa dan membantu mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan efektif.

B. Pendekatan Konstruktivisme

A. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme

     Pendekatan Konstruktivisme adalah sebuah teori pembelajaran yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu berdasarkan interaksi mereka dengan lingkungan dan pengalaman mereka sendiri.

B. Konstruktivisme Individual dan Sosial (Vygotsky)

     Konstruktivisme Individual dan Konstruktivisme Sosial adalah dua varian utama dari teori konstruktivisme yang menyoroti bagaimana pengetahuan dibangun oleh individu dan melalui interaksi sosial.

C. Prinsip-Prinsip Dasar Konstruktivisme

     1. Pengetahuan Dibangun oleh Pembelajar
     2. Pembelajaran Adalah Proses Sosial
     3. Pengetahuan Bersifat Subjektif
     4. Pembelajaran Kontekstual
     5. Pembelajaran Adalah Proses Aktif
     6. Pengetahuan Tidak Mutlak dan Dapat Berubah
     7. Peran Guru sebagai Fasilitator
     8. Pembelajaran Terintegrasi
     9. Pemecahan Masalah Sebagai Inti Pembelajaran
     10. Scaffolding

D. Model pembelajaran konstruktivisme menekankan pada pengalaman aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui interaksi, eksplorasi, dan refleksi.

     Berikut adalah beberapa model pembelajaran konstruktivisme yang umum digunakan:
     1. Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
     2. Inquiry-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Inkuiri)
     3. Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
     4. Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)
     5. Contextual Learning (Pembelajaran Kontekstual)
     6. Project-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
     7. Cognitive Apprenticeship (Magang Kognitif)
     8. Reciprocal Teaching (Pengajaran Timbal Balik)
     9. Socratic Dialogue (Dialog Socratic)

E. Proses Mengkonstruksi Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

     Proses mengkonstruksi pengetahuan melibatkan bagaimana individu membangun pemahaman baru berdasarkan pengalaman, interaksi dengan lingkungan, dan integrase dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Dalam teori konstruktivisme, proses ini bersifat aktif dan dinamis, bukan hanya menerima informasi secara pasif.

F. Perkembangan Kognitif dan Metakognitif

     Perkembangan kognitif adalah bagaimana individu mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami, seperti yang dijelaskan oleh Piaget melalui empat tahapan: sensorimotor, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Ini mencakup kemampuan berpikir logis, abstrak, dan pemecahan masalah. Perkembangan metakognitif melibatkan kesadaran dan pengaturan terhadap proses berpikir sendiri. Ini terdiri dari dua aspek:

1. Kesadaran metakognitif (pengetahuan tentang strategi belajar)

2. Pengaturan metakognitif (memantau, mengontrol, dan mengevaluasi proses belajar).

     Metakognisi penting dalam pendidikan karena membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, lebih efektif dalam memecahkan masalah, dan lebih sadar akan kekuatan dan kelemahan mereka.

C. Pengertian Kognitif

A. Tahap Perkembangan Kognitif

     Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pemikiran anak-anak berkembang dan berfungsi, memungkinkan mereka untuk berpikir dengan cara-cara yang unik. Menurut Piaget, perkembangan ini berlangsung melalui empat tahapan. Yaitu:

1. Tahap Sensori Motorik
2. Tahap Pra Operasional
3. Tahap Operasional Konkret
4. Tahapan Operasional Formal

B. Hubungan Kognitif dengan Tingkah Laku dan Hasil Belajar

     Hubungan antara aspek kognitif, tingkah laku, dan hasil belajar sangat erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Kognitif mencakup proses berpikir seperti memahami, mengingat, dan memproses informasi.

     Tingkah laku mengacu pada respons yang dapat diamati dari seseorang sebagai hasil dari proses pembelajaran. Menurut teori behavioristik, tingkah laku adalah indicator keberhasilan pembelajaran, di mana perubahan perilaku menunjukkan bahwa pembelajaran telah terjadi.

     Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi setelah seseorang melalui proses pembelajaran, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Hasil belajar menunjukkan seberapa baik siswa telah memahami dan menerapkan materi yang diajarkan. 

C. Karakteristik Perkembangan Kognitif

     Menurut teori Jean Piaget, perkembangan kognitif manusia terbagi menjadi empat tahapan: sensorimotor (0-2 tahun), pra operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11 tahun ke atas).

     Selain itu, ada dua proses utama dalam perkembangan kognitif, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika seseorang menggunakan skema pengetahuan yang sudah ada untuk memahami informasi baru, sementara akomodasi terjadi ketika individu perlu mengubah skema yang ada untuk menyesuaikan dengan informasi baru. Kedua proses ini berjalan bersamaan dan membantu individu dalam memahami dunia sekitar.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

     1. Faktor Hereditas / Keturunan
     2. Faktor Lingkungan
     3. Faktor Kematangan
     4. Faktor Pembentukan
     5. Faktor Minat dan Bakat
     6. Faktor Kebebasan

E. Perbedaan Individual dalam perkembangan Kognitif

     Perbedaan individual dalam perkembangan kognitif merujuk pada variasi kemampuan berpikir yang dialami setiap individu akibat pengaruh berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman belajar.

     Selain itu, perbedaan individual juga muncul dalam strategi belajar dan cara berpikir. Beberapa individu mungkin lebih cepat dalam menangkap konsep abstrak, sementara yang lain lebih kuat dalam pemecahan masalah konkret. Lebih lanjut, perbedaan ini juga dapat terlihat dalam bagaimana individu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berpikir reflektif dan logis, sementara yang lain lebih unggul dalam berpikir kreatif dan inovatif.

F. Membantu Perkembangan Kognitif Anak dan Implikasinya bagi Pendidikan

     Perkembangan kognitif berkaitan dengan peningkatan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kecerdasan, dan bakat. Upaya mengoptimalkan perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologisnya.

     Implikasi dari pandangan ini adalah bahwa anak sebaiknya didorong untuk menemukan sesuatu, memikirkannya, dan mendiskusikannya, daripada hanya menyalin apa yang diajarkan oleh guru.

     Piaget juga menekankan bahwa perkembangan intelektual anak harus berjalan secara alamiah, tanpa tekanan untuk meraih prestasi sebelum mereka siap. Selain itu, ruang kelas harus menjadi tempat eksplorasi dan penemuan, yang ditata secara menarik agar menjadi laboratorium pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Dengan pendekatan ini, perkembangan kognitif anak dapat lebih optimal, sejalan dengan kesiapan dan kematangan mereka

D. Metakognitif

      Pengertian dan Tujuan Metakognitif 

          Metakognisi berasal dari gabungan dua kata, yaitu "meta" dan "kognisi" (cognition). Kata "meta" yang berasal dari bahasa Yunani (), dalam bahasa Inggris berarti setelah, melampaui, bersamaan, atau bersebelahan. Mengembangkan kemampuan metakognitif ternyata penting sekali untuk mempelajari aktivitas dan belajar serta untuk membantu siswa menentukan bagaimana mereka dapat belajar lebih baik dalam memanfaatkan sumber daya kognitif mereka.

          Dengan memahami proses metakognisi, siswa tidak hanya dapat menyadari kekuatan dan kelemahan dalam strategi belajar mereka, tetapi juga dapat mengadaptasi pendekatan yang sesuai untuk setiap tugas kognitif yang dihadapi. Ini sejalan dengan pandangan Flavell (1979) yang menekankan bahwa pengetahuan tentang diri dan strategi belajar merupakan elemen kunci dalam meningkatkan efektivitas belajar siswa.

      Penerapan Metakognitif dan Belajar
          Langkah pertama dalam penerapan metakognitif adalah merencanakan tujuan belajar secara rinci. Siswa diminta untuk mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, memilih strategi yang tepat, serta menetapkan langkah-langkah yang diperlukan.

          Tahap kedua adalah pemantauan proses belajar yang berlangsung. Dalam fase ini, siswa secara aktif menilai apakah strategi yang mereka gunakan efektif atau tidak. Terakhir, siswa melakukan evaluasi terhadap hasil belajar, yang memungkinkan mereka untuk memperbaiki cara belajar di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun