Semarang (25/01/21) - Arum Wulansari mahasiswi FKM Undip melaksanakan program edukasi mengenai pencegahan DBD program 3M Plus. Selain itu Arum juga mengajari masyarakat membuat alat perangkap nyamuk sederhana. Kegiatan penyampaian edukasi menggunakan media berupa brosur dan dihadiri 14 orang ibu-ibu RT 4 Kelurahan Sumurboto dan yang bertempat di Ibu Safitri RT 4 .
Kegiatan program diawali dengan pemaparan materi mengenai program pencegahan DBD 3M Plus dan penyampaian video tutorial membuat  alat perangkap nyamuk sederhana yang sudah dibagikan melalui WhatsApp. Setelah pemaparan materi selesai langsung dilanjutkan untuk pemeriksaan jentik-jentik nyamuk secara Door to Door di setiap rumah warga.
Program 3M Plus pencegahan DBD perlu dicanangkan kembali dikarenakan  masih adanya kasus DBD di Kota Semarang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober 2020 telah memprediksikan puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021. Hal tersebut dapat berpotensi untuk perkembang biakan nyamuk dikarenakan cuaca mendukung untuk nyamuk-nyamuk tumbuh dan bersarang.
Penyakit DBD ini biasanya juga disebabkan oleh karena tingkat kelembaban udara relatif di atas 75%. Kelembaban udara yang dingin membuat nyamuk-nyamuk kawin dan bertelur. Genangan air dan banjir juga bisa menjadi sasaran nyamuk-nyamuk untuk bersarang dan menyebabkan banyak penyakit salah satunya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kondisi perkampungan RT 4 Kelurahan Sumurboto di area jalan dapat dikategorikan bersih dan sedikit sampah yang ditemukan berserakan. Namun saluran air depan rumah warga terdapat air yang menggenang dan berbau.
Pada tahun 2018, Incidence Rate (IR) DBD Jawa Tengah sebesar 10,2 per 10000, Case Fatality Rate (CFR) DBD 1,05%. Adapun IR DBD Kota Semarang 5,43 per 10000 dan CFR DBD 1,03 persen (Dinkes Provinsi Jateng, 2018). Jumlah penderita DBD di Kota Semarang Tahun 2018 turun menjadi 103 kasus dari 299 kasus. Incidence Rate DBD juga terjadi penurunan yang signifikan dari yang sebelumnya 6,17 pada tahun 2018.
CFR DBD Tahun 2018 menurun, dari 2,7 pada tahun 2017 menjadi 0,97(1 kematian) pada tahun 2018. Urutan IR DBD terbesar di Kota Semarang berturut-turut yaitu Tembalang, Srondol Kulon, Karangrejo, Sampangan, Lamper Lor, Mijen, Brumbungan, Jomblang, Bongsari, dan Meteseh (Dinkes Kota Semarang, 2017). Kelurahan Sumurboto menjadi salah satu daerah yang wajib diwaspadai penyebaran penyakit DBD walaupun kasus DBD di Jawa Tengah menurun tapi kasus DBD masih berpotensi ada di daerah Kelurahan Sumurboto Semarang.
Penulis : Arum Wulansari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
DPL Â Â : Oktavianto Eko Jati, S,Pi., M.Si.
#undip #lppmundip #p2kknundip #kkntim1periode2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H