Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam kelompok KKN-T Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut melaksanakan kegiatan sosialisasi agroforestri dan praktik pembibitan tanaman hutan dalam upaya optimalisasi lahan kritis. Agroforestri atau wanatani adalah sistem pengelolaan lahan terpadu yang mengkombinasikan tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian. Sistem agroforestri memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan, diantaranya adalah peningkatan unsur hara tanah, perbaikan struktur tanah, dan peningkatan penyediaan hasil. Hadi selaku ketua kelompok mengungkapkan bahwa penerapan sistem agroforestri merupakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan lahan kritis di Desa Pasirwaru.Â
"Setelah melakukan observasi di tujuh hari pertama, kami menemukan banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat hanya memanfaatkan lahan dengan satu jenis komoditas, seperti jagung contohnya. Penggunaan lahan dengan satu jenis komoditas dan dilakukan secara berulang akan memberikan dampak buruk terhadap kualitas tanah, sehingga perlu pembaruan sistem pengelolaan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Oleh sebab itu, penerapan sistem agroforestri merupakan solusi yang kami yakini mampu memperbaiki permasalahan tersebut," ujar Hadi.Â
Sosialisasi agroforestri dilaksanakan pada hari Senin, (1/7/23) yang berlokasi di Aula Balai Desa Pasirwaru. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta, termasuk Kelompok Wanita Tani (KWT) yang turut hadir dalam kegiatan ini. Penerapan sistem agroforestri terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen kehutanan (tanaman berkayu) dan komponen pertanian (tanaman semusim). Tim KKN-T Desa Pasirwaru melakukan demonstrasi teknik pembibitan tanaman kehutanan untuk menunjang keterampilan masyarakat dalam menerapkan sistem agroforestri. Tanaman yang digunakan pada demonstrasi ini ialah sengon (Paraserianthes falcataria) dan sengon buto (Enterolobium cyclocarpum). Jenis ini termasuk spesies cepat tumbuh dan bersifat intoleran atau tahan terhadap penyinaran matahari penuh, sehingga banyak digunakan dalam penerapan sistem agroforestri. Pembibitan sengon terdiri dari empat tahapan, diantaranya pematahan dormansi benih, penyemaian, penyapihan, dan penanaman.Â
Melalui program ini, mahasiswa KKN-T IPB dan masyarakat setempat berhasil melakukan pengadaan bibit kehutanan sebanyak 300 bibit, dengan rincian 250 bibit sengon dan 50 bibit sengon buto. Selain itu, Persemaian Permanen Garut BPDASHL Cimanuk-Citanduy turut memberikan dukungan terhadap program ini dengan memberikan bantuan bibit sebanyak 150 bibit tanaman, yang terdiri atas 110 bibit sengon dan 40 bibit alpukat, sehingga total bibit yang diterima masyarakat di Desa Pasirwaru adalah sebanyak 450 bibit. Ita Suherman selaku Kepala Desa Pasirwaru mengungkapkan ucapan terima kasih terhadap mahasiswa KKN-T IPB dan semua pihak yang membantu menyukseskan pelaksanaan program ini.Â
"Saya atas nama warga juga pemerintah Desa Pasirwaru mengucapkan banyak terima kasih atas program pengadaan dan penanaman bibit kehutanan yang dilaksanakan mahasiswa KKN IPB, semoga bibit ini dapat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan Desa Pasirwaru," ucap Ita.
Informasi mengenai program ini pun terdengar hingga lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat memberikan sertifikat kepada kelompok KKN-T IPB University sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi menanam pohon di lahan kritis yang ada di Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Editor : Hadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H