Saat ini negara kita sudah satu tahun berada dalam kondisi Pandemi Covid-19. Â Entah kapan pandemi ini akan berakhir, tidak ada satu pihak pun yang berani menjamin perihal Covid-19. Seiring perkembangan kasus Covid-19 di seluruh belahan dunia, WHO pun memberikan himbauan dan langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19. Â Dari mulai memakai masker, mencuci tangan sampai social distancing.
    Social distancing atau dalam bahasa Indonesia yaitu pembatasan sosial, lebih dikenal dengan istilah jaga jarak merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit menular khususnya Covid-19 dengan cara menjaga jarak fisik antara satu orang dengan orang yang lainnya serta mengurangi bahkan menjauhi kerumunan.
    Tentu ini sangat menyulitkan bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Pasalnya kita tahu bahwa budaya masyarakat Indonesia adalah suka bergotong royong. Karena memang banyak sekali manfaat dari kegiatan gotong royong, salah satunya adalah memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan, dan ini merupakan salah satu penerapan dari Sila ke-3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Artinya kita sebagai masyarakat Indonesia yang heterogen harus bersatu untuk menjaga persatuan Indonesia, salah satunya dengan cara bergotong royong ini.
    Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial, yang dikhawatirkan adalah lunturnya budaya gotong royong di masyarakat Indonesia. Pasalnya kita tahu bahwa gotong royong merupakan salah satu ajang perkumpulan antar warga sehingga dapat mempererat tali silaturahmi. Tetapi dengan adanya pembatasan sosial di masa pandemi seperti sekarang ini, apakah gotong royong masih bisa diterapkan?
    Ternyata, pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan melunturnya budaya gotong royong di masyarakat Indonesia. Seperti pada salah satu dusun di Kabupaten Gunungkidul, pada tahun 2020 terdapat satu keluarga yang menjalani isolasi mandiri. Keadaan tersebut mengakibatkan keluarga tersebut sulit atau bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya, khususnya kebutuhan logistik.Â
Tanpa pikir panjang, warga sekitar bergotong royong untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari satu keluarga yang menjalani isolasi mandiri itu.Â
Tentunya dengan tetap mematuhi kebijakan pembatasan sosial dan protokol kesehatan yang lainnya. Yaitu dengan meletakan barang bantuan di depan rumah keluarga yang sedang isolasi mandiri tersebut, tanpa harus berdekatan, mengobrol, bersalaman, bahkan tanpa bertemu.Â
Tentu ini menjadi gaya gotong royong baru di masa pandemi Covid-19. Mungkin ini adalah contoh kecil gaya gotong royong di masa pandemi ini, semoga kebijakan social distancing di masa pandemi Covid-19 bukan alasan untuk kita menjadi pribadi yang acuh terhadap keadaan lingkungan sekitar. Selalu stay safe, sayangi keluarga mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H