Mohon tunggu...
arul muluk
arul muluk Mohon Tunggu... Guru - Kepala madrasah / guru madrasah

Pengembangan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Empat Nasihat Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari

17 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   01:47 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari,jadasc, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul 'Ibad.

"Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti."

Pesan Rasulullah dalam hadits ini disampaikan dalam makna tersirat. Pengertian tersebunyi dalam kata-kata kiasan di dalamnya. Nasihat sejatinya tak hanya ditujukan kepada Abu Dzar melainkan juga kepada umat beliau secara umum dan sepanjang zaman. Menurut penulis Nashaihul 'Ibad, Syekh Muhammad bin Umar Nawawi al-Bantani (Imam Nawawi), perintah untuk memperharui perahu berarti menata niat.

Niat merupakan hal pokok dalam setiap perbuatan. Sebelum seseorang hendak berlayar, ia harus memastikan kapal dalam kondisi siap dan aman; memeriksa mesin, mempertimbangkan cuaca, dan lain-lain. Begitu pula dengan hubungan niat dan amal. Artinya, seseorang yang ingin melakukan sesuatu hendaklah menertibkan rencana dan tujuan yang bagus. Selain memantapkan langkah, niat juga membantu seseorang untuk fokus pada arah yang digariskan, yakni untuk mencari ridha Allah subhanahu wata'ala.

Tentang niat sebagai pekerjaan yang wajib dalam setiap amal dapat kita simak dengan jelas dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa "Sesungguhnya sahnya setiap amal perbuatan adalah dengan niat. Setiap orang hanya memperoleh dari apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia berhijrah."

Niat adalah pekerjaan hati. Dalam fiqih menjadi bagian dari rukn qalbi atau rukun hati. Karena itu, ia bersifat tersembunyi, tak ada orang lain yang bisa menyaksikannya keciali Allah dan dirinya sendiri. Bibir bisa saja berucap tujuan A, tapi siapa yang tahu hati berkehendak untuk tujuan lain? Itulah sebabnya ibadah sebagus apa pun apabila tak disertai dengan niat yang baik maka akan menjadi sia-sia belaka. Tetapi perbuatan yang sekilas terlihat "remeh" dengan niat yang tertata dan baik maka akan menjadi memiliki nilai.

Dalam kitab Ta'limul Muta'allim disebutkan,

Artinya: "Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk."

Yang kedua, Rasulullah mengingatkan Abu Dzar dan kita semua tentang usaha untuk menumpuk perbekalan sesempurna mungkin karena perjalanan akan panjang. Menurut Syekh Nawawi, yang dimaksud di sini tentu adalah perjalanan akhirat yang penuh dengan jerih payah melebihi perjalan dunia yang fana ini.

Karena perjalanan tersebut adalah perjalanan akhirat maka bekalnya pun bukan kekayaan duniawi. Kita pergi ke akhirat hanya membawa bekal amal kebaikan. Selebihnya, baik rumah, mobil, pabrik, tanah, anak, istri, jabatan, popularitas akan ditinggal begitu saja. Di akhiratlah berlangsung hari pembalasan atas segenap perilaku kita selama di dunia. Bagi yang tak cukup bekal mereka pun bakal menyesal. Seperti diungkapkan dalam Surat Al-Fajr ayat 24 yang merekam penyesalan sebagian orang:

"Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun