Sudah lama Kunto tidak menikmati udara segar. Dia hanya berbaring dibalik jeruji besi yang menghalangi kebebasannya. Cukup aneh kenapa Dia bisa ditahan. Katanya, Kunto melakukan pencemaran nama baik. Kunto hanya terdiam dan sesekali tersenyum saat di pengadilan. kunto tidak membela sama sekali perihal tuduhan itu. Kunto sudah tau walaupun membela Ia akan tetap masuk penjara.
"Bagaimana di luar sini? apa lebih baik dari pada di dalam sana?"
"Aku tak tau mana yang lebih baik Ping"
Selama Kunto dipenjara tidak ada yang menjenguknya selain Pingkan. Pingkan selalu datang setiap minggunya membawakan makanan yang Ia masak sendiri.
"Apa Kau mau bercerita yang terjadi di dalam penjara?"
"Bercerita?Aku sendiri saja sudah lupa caranya bercerita"
"Lupa? apa kau takut dipenjara lagi gara-gara kau bercerita soal kenyataan"
Kunto hanya terdiam. Memikirkan kejadian yang membuat Ia masuk dalam penjara. Kunto lantas tertawa, membuat Pingkan kebingungan.
Mereka berjalan kaki menuju rumah Kunto. Rumah Kunto tak jauh dari tempatnya ditahan. Kunto memandangi sekeliling. Melihat gedung-gedung yang sedang dibangun. Lapangan tempat Kunto melihat anak-anak bermain pun sudah tak ada, berganti menjadi pondasi bangunan.
Pingkan kembali membuka pembicaraan " Nto,Kenapa kau tidak membela saat dipengadilan?"
"Aku sudah tau jika aku membela pasti akan tetap dipenjara" Kunto terdiam sesaat "Ini bukan soal ceritaku tentang dia yang membuatku dipenjara, Tapi soal kekuasaan dan uang,terlepas lagi memang dia sangat iri kepadaku"
"Apa kau takut untuk bercerita lagi?"
"Tidak sama sekali Ping, aku hanya takut meninggalkanmu lagi"
Pingkan tersenyum "kau dari dulu sama saja"
"Aku takan berubah walaupun waktu terus berubah Ping"
2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H